Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Diambil Alih Setneg, Dirut TMII: Tidak Ada Kerugian Negara

Kompas.com - 11/04/2021, 17:01 WIB
Yohana Artha Uly,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Utama Taman Mini Indonesia Indah (TMII) Achmad Tanribali Lamo menyatakan, TMII tidak pernah memberikan kerugian pada negara. Hal itu berdasarkan hasil audit Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) setiap tahunnya.

TMII pun tidak pernah menerima pendanaan dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) maupun Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) dalam pengelolaannya.

"Kami diperiksa oleh BPK setiap tahun, dari kesimpulan hasil pemeriksaan BPK menyatakan kami enggak ada kasus kerugian negara," ujar Achmad dalam konferensi pers di Perpustakaan TMII yang ditayangkan secara virtual, Minggu (11/4/2021).

Baca juga: Awas Main Layang-layang Sembarangan, Bisa Bikin Listrik Padam Total

Ia menyatakan, setidaknya dalam masa pimpinannya sejak Februari 2018, hasil audit BPK menunjukan tidak ada temuan kerugian negara, sehingga tidak ada tanggungan TMII yang perlu ditindaklanjuti.

Menurut dia, bila TMII sudah menyebabkan kerugian bagi negara sudah pasti sejak lama mendapatkan teguran BPK.

"Pada 2020 saja, kesimpulan BPK tidak ada kerugian negara yang ditetapkan, maka tidak terdapat kasus kerugian negara yang harus ditindaklanjuti," katanya.

Achmad mengakui, memang TMII mengalami kesulitan finansial sepanjang pandemi Covid-19, oleh sebab itu ada bantuan yang diberikan Yayasan Harapan Kita sebagai pengelola TMII.

Yayasan milik keluarga Cendana itu sudah memberikan bantuan sepanjang April 2020-Maret 2021 sebanyak Rp 41,56 miliar, yang sebagian besar diperuntukan bagi kebutuhan pembayaran gaji karyawan. Saat ini TMII sendiri memiliki 773 karyawan.

Ia bilang, sokongan dana terbesar diberikan pada Oktober 2020 senilai Rp 5,7 miliar dan November 2020 senilai Rp 5,2 miliar. Selebihnya bantuan dana pada bulan-bulan lainnya berkisar Rp2 miliar-Rp 3 miliar.

Acmad menekankan, pada masa kepemimpinannya sepanjang 2018-2019 TMII tidak pernah mendapat bantuan dana sedikit pun dari Yayasan Harapan Kita. Yayasan hanya memberikan dana jika menyelenggarakan kegiatan di TMII untuk biaya pelaksanaan.

"Tapi 2020 itu kan TMII enggak bisa cukup (keuangannya), enggak mungkin TMII berdiri sendiri. Jadi kami dibantu oleh YHK sejak April 2020-Maret 2021," kata dia.

Baca juga: Namanya Diabadikan di Tol Layang Japek, Ini Peran Sheikh MBZ untuk RI


Sebelumnya, Kepala Kantor Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko mengatakan, selama 44 tahun dikelola TMII memang tidak memberikan kontribusi untuk negara, bahkan alami kerugian setiap tahunnya.

Oleh sebab itu, negara menilai perlu melakukan penataan TMII guna memberikan manfaat seluas-luasnya kepada masyarakat. Serta pengelolaan TMII pun bisa berkontribusi pada keuangan negara kedepannya.

"Saya dapat informasi bahwa setiap tahun Yayasan Harapan Kita mensubsidi antara Rp 40-50 miliar. Dan pastinya (TMII) tidak memberi kontribusi kepada negara," ujar Moeldoko dalam konferensi pers di Gedung Bina Graha, Jumat (9/5/2021).

Adapun Yayasan Harapan Kita memiliki penugasan mengelola TMII berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 51 Tahun 1977.

Namun untuk menata ulang TMII, maka pemerintah menerbitkan Peraturan Presiden Nomor 19 Tahun 2021 tentang Pengelolaan TMII, yang mengatur pengelolaan TMII diambil alih oleh negara dari Yayasan Harapan Kita.

Baca juga: TMII Diambil Alih Negara, Ini Respons Yayasan Harapan Kita

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Pegadaian Bukukan Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I 2024

Pegadaian Bukukan Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I 2024

Whats New
Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun, Bulog Tunggu Arahan Pemerintah

Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun, Bulog Tunggu Arahan Pemerintah

Whats New
BTN Cetak Laba Bersih Rp 860 Miliar pada Kuartal I 2024

BTN Cetak Laba Bersih Rp 860 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah dari Sawah Hasil Teknologi Padi China

Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah dari Sawah Hasil Teknologi Padi China

Whats New
Bulog Baru Serap 633.000 Ton Gabah dari Petani, Dirut: Periode Panennya Pendek

Bulog Baru Serap 633.000 Ton Gabah dari Petani, Dirut: Periode Panennya Pendek

Whats New
Dari Perayaan HUT hingga Bagi-bagi THR, Intip Kemeriahan Agenda PUBG Mobile Sepanjang Ramadhan

Dari Perayaan HUT hingga Bagi-bagi THR, Intip Kemeriahan Agenda PUBG Mobile Sepanjang Ramadhan

Rilis
INACA: Iuran Pariwisata Tambah Beban Penumpang dan Maskapai

INACA: Iuran Pariwisata Tambah Beban Penumpang dan Maskapai

Whats New
Bank DKI Sumbang Dividen Rp 326,44 Miliar ke Pemprov DKI Jakarta

Bank DKI Sumbang Dividen Rp 326,44 Miliar ke Pemprov DKI Jakarta

Whats New
OASA Bangun Pabrik Biomasa di Blora

OASA Bangun Pabrik Biomasa di Blora

Rilis
Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Whats New
Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Work Smart
INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

Whats New
Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Whats New
Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal 'Jangkar' Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal "Jangkar" Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com