Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BUMN Ini Siap Serap 300.000 Ton Gabah Petani dengan Harga di Atas HPP

Kompas.com - 11/04/2021, 18:09 WIB
Muhammad Choirul Anwar

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com – PT Pertani (Persero) siap menyerap setidaknya 300.000 ton gabah dari petani dengan harga di atas Harga Pokok Penjualan (HPP).

Kepala Badan Ketahan Pangan (BKP) Kementerian Pertanian (Kementan), Agung, mengatakan, PT Pertani sebagai BUMN Pangan yang juga bergerak di bidang perberasan mempunyai potensi merealisasikan penyerapan optimal.

Dikatakan bahwa sarana dan prasarana PT Pertani (Persero) cukup besar serta seperti dryer dan Rice Milling Unit (RMU) yang tersebar secara nasional.

Baca juga: BPS Ungkap Indonesia Masih Impor Beras 356.286 Ton di 2020

Dengan kapasitas dryer rata-rata 30 ton per hari dan kapasitas RMU 2-3 ton per jam, Agung yakin PT Pertani bisa menyerap gabah petani hingga 300.000 ton.

Selain itu, potensi lainnya adalah adanya peluang pasar beras yang masih terbuka lebar khususnya antar pulau yang siap digarap PT Pertani.

Agung menambahkan, penyerapan gabah oleh Pertani bersifat komersial, sehingga pihaknya dapat membeli di atas HPP.

“Penyerapan Perusahaan Umum (Perum) Badan Urusan Logistik (Bulog) itu sifatnya public service obligation (PSO) dan harga telah ditentukan pemerintah. Sedangkan Pertani ini kita dorong penyerapan secara komersial,” ujarnya dalam keterangan resmi, Minggu (11/4/2021).

Baca juga: Stok Beras Bulog 1 Juta Ton, Buwas: Mari Bicara Pakai Data

Pada kesempatan yang sama, Direktur Utama PT Pertani (Persero) Maryono mengatakan, sebagai BUMN klaster pangan, Pertani konsen terhadap kesejahteraan petani pasca melalui pembelian harga di atas HPP.

Ini dilakukan guna mendukung kesejahteraan para petani agar petani tidak trauma dan dapat terus melakukan budidaya di panen yang akan datang.

“Hari ini kita off take dengan harga Rp 4.300. Di Banyuwangi dan Karawang harganya juga sama, untuk Provinsi Jawa Tengah sendiri kita sudah serap 3.000 ton,” terang Maryono.

Pihaknya ingin agar harga gabah petani tidak anjlok saat panen raya. Apalagi, ia menegaskan bahwa kenyataanya hasil panen gabah petani yang sudah diserap oleh PT Pertani (Persero) tergolong berkualitas.

Baca juga: Disinggung Jokowi untuk Jaga-jaga, Ini Data Impor Beras Asal Thailand dan Vietnam

Upaya ini tidak lepas dari kolaborasi antara BKP Kementan dan PT Pertani yang belakangan juga sudah menyerap gabah petani di Kendal, Jawa Tengah, awal pekan ini, Senin (5/4/2021).

Program yang diselenggarakan di Unit Penggilingan Padi PT Pertani (Persero) Kendal ini merupakan tindak lanjut atas arahan Kementan untuk bersama dalam menggalakan gerakan penyerapan gabah petani.

Untuk mewujudkan kegiatan serap gabah petani tersebut, Kementan menandatangani (MoU) dengan PT Pertani (Persero) terkait program serap gabah petani.

Baca juga: Jokowi Sebut Hampir 3 Tahun Tak Impor Beras, Benarkah?

Kerja sama ini diatur melalui perjanjian antara Badan Ketahanan Pangan (BKP) Kementan dan PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI) (Persero) untuk mewakili PT Pertani (Persero) karena penunjukannya sebagai ketua klaster pangan BUMN.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kecelakaan Beruntun di GT Halim Diduga gara-gara Truk ODOL, Kemenhub Tunggu Investigasi KNKT

Kecelakaan Beruntun di GT Halim Diduga gara-gara Truk ODOL, Kemenhub Tunggu Investigasi KNKT

Whats New
Indef: Banjir Barang Impor Harga Murah Bukan Karena TikTok Shop, tapi...

Indef: Banjir Barang Impor Harga Murah Bukan Karena TikTok Shop, tapi...

Whats New
Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

Whats New
Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com