Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Dedy Dahlan
Passion Coach

Passion coach yang juga penulis best seller dari buku Broken, Lakukan Dengan Hati, Ini Cara Gue, dan Passion!–Ubah Hobi Jadi Duit. Gaya penulisan dan gaya panggungnya jenaka, nyeleneh, blakblakan, kreatif, dengan materi praktikal. Biasa dipanggil Coach D, ia adalah anggota dan coach tersertifikasi dari ICF (International Coach Federation), yang memusatkan diri pada pengembangan passion dan profesi.
Instagram dan Twitter @dedydahlan
YouTube Dedy Dahlan

Kenapa Para CEO Era Digtal Harus Paham Teori Kepribadian

Kompas.com - 12/04/2021, 10:38 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Pssssst! Mau saya kasih bocoran tentang pekerja dan karyawan kreatif generasi ini?

Karena ada pelajaran besar saat ini, yang terlihat setelah kita mulai memasuki masa- masa akhir pandemi. Saya bukan bicara tentang teknologi, tapi saya bicara soal bagaimana gaya leadership Anda, dan interaksi, yang mungkin sudah KETINGGALAN ZAMAN.

Kita butuh sebuah style leadership yang lebih ideal di era digital post pandemi.

Karena apa yang terjadi dan sudah menjadi habit di era pandemi dengan dukungan fasilitas digital, tidak akan lagi raib begitu saja, tapi sudah jadi gaya baru yang harus dihadapi!
• Orang enggak akan lagi semudah itu keluar dari kenyamanan sofanya di rumah.
• Studio rumahan di ruang tamu mereka ga akan begitu saja dibongkar dan dilupakan.
Karyawan yang sudah meraih income dengan gaya kerja mereka sendiri, baik jualan di Instagram ataupun kerja online, ga akan begitu saja mau mengikhlaskannya hanya karena ‘disuruh’.

Sederhananya, fenomena gaya kerja berdasarkan ‘kepuasan pribadi’ yang sudah Anda deteksi di kalangan milenial sebelum pandemi dan bikin orang HRD pusing 7 keliling, sekarang sudah menyebar ke kalangan umum!

Dulu Anda merasa millenial suka semaunya? Naaah siap- siaplah menghadapi karyawan dewasa yang gayanya jadi serupa.

Jadi kalau kemarin- kemarin Anda merasa perlu ada gaya memimpin baru untuk era milenial, bayangkan betapa Anda akan LEBIH membutuhkan gaya memimpin yang sangat berbeda untuk era post- pandemi ini!

Kalau begitu, apa gaya memimpin terbaik sekarang ini?

Gaya authentic leadership untuk era digital

Kita bisa menemukan atau merumuskan gaya leadership ideal untuk era digital dengan melihat beberapa habit generasi ini.
Misalnya, menurut riset akademis, ada beberapa sifat pekerja era digital dan generasi kreatif ini lebih cenderung:
• Ingin memiliki kebebasan dan ruang gerak dalam bekerja.
• Ingin mendapatkan kepuasan pribadi dalam aktivitas.
• Ingin merasa lebih didengarkan.
• Ingin mendapatkan ruang ekspresi dalam pekerjaannya.
• Ingin lebih menikmati dan bisa bersenang- senang dalam tanggung jawabnya.

Dengan melihat itu, kita bisa tahu bahwa salah satu faktor penentu keberhasilan gaya kepemimpinan sekarang adalah dengan MEMAHAMI karyawan Anda lebih baik lagi, dan mampu menjalin hubungan autentik dengan mereka.

Di sinilah masuk gaya Authentic Leadership.

Authentic Leadership memiliki 5 unsur dalam matriksnya.
1. Passion.
2. Sikap dan Tingkah laku.
3. Hubungan baik.
4. Konsistensi.
5. Empati.

Inilah gaya memimpin berdasarkan PEMAHAMAN, hubungan, dan empati dengan anggota tim, yang menghargai karyawan Anda, dan memberikan kenyamanan yang mereka cari.

Jacinda Ardern, perdana Menteri New Zealand yang menggunakan gaya kepemimpinan ini, bukan hanya kini dianggap sebagai salah satu leaders PALING EFEKTIF di dunia oleh sejumlah besar media termasuk Harvard Business Review, tapi juga berhasil memimpin New Zealand menjadi negara pertama yang 100% bebas covid!

Kalau begitu, bagaimana menerapkan Authentic Leadership dalam organisasi dan bisnis Anda?

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com