Fasilitas ini ibarat sebuah kokpit pesawat.
Dari fasilitas itu, aktivitas ribuan sumur dan peralatan yang lokasinya tersebar dapat terus dipantau dan dioptimisasi.
Data yang dikumpulkan setiap hari di gudang data dapat dikorelasikan dengan data lain dan diubah menjadi informasi yang bermanfaat.
Baca juga: Fokus Digitalisasi, BI Targetkan Transaksi Perdagangan Digital Capai Rp 337 Triliun Tahun ini
IODSC memanfaatkan transformasi digitalisasi dengan menyimpan pengetahuan dari para ahli dari berbagai bidang dan mengimplementasikannya sebagai factory automation untuk kinerja sumur dan peralatan.
Lewat pendekatan ini, pengetahuan para ahli yang jumlahnya terbatas dapat diterapkan ke semua area setiap hari secara teratur dan konsisten ke aliran data yang masuk.
Sehingga, kondisi sumur dan peralatan yang beroperasi tidak normal dapat segera diketahui.
Informasi tersebut lalu dikirimkan ke pengguna (user) berdasarkan prioritas perbaikan. Langkah cepat ini dapat mengurangi potensi kehilangan produksi minyak dan meningkatkan keandalan operasi.
“Menyimpan pengetahuan para ahli di perangkat digital memiliki manfaat tambahan untuk menjaga kesinambungan pengetahuan dari para ahli yang dibutuhkan untuk operasi, ketika para ahli yang berpengalaman harus pindah pekerjaan atau memasuki purna bakti,” tambah Chevron Digital Innovation Acceleration Advisor, Ivan Susanto.
Baca juga: Menko Airlangga: Percepatan Digitalisasi Bakal Dilakukan di 542 Daerah
Teknologi kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI) pun dimanfaatkan. Di antaranya untuk pengaturan jadwal perawatan ulang sumur secara otomatis dengan mempertimbangkan peluang produksi kerugian yang paling rendah, sehingga menghasilkan pergerakan rig yang lebih optimal dan efisien.
Selain itu, untuk identifikasi kinerja pompa yang sudah tidak optimal, analisa dan pengukuran aliran minyak agar produksi optimal, serta pemantauan jarak jauh dan saling terintegrasi untuk kondisi tekanan fluida di dalam sumur minyak.
"Pemanfaatan teknologi seperti ini sangat efisien sumber daya dan waktu jika dibandingkan dengan cara manual," kata Ivan.
Di sisi lain, data yang terekam juga dapat digunakan untuk menyusun prioritisasi pekerjaan kritikal dan perawatan sumur serta peralatan.
Salah satu contoh hasilnya, total siklus jadwal waktu rig perawatan rutin dan pengerjaan ulang sumur (workover) turun hingga lebih dari 30 persen sehingga biaya operasi lebih efisien.
Baca juga: Telkom Kerja Sama dengan PIHC Perkuat Digitalisasi Pupuk Bersubsidi
Selain mendukung kegiatan produksi migas, Chevron juga menerapkan teknologi digital dalam pengamanan fasilitas pipa penyalur minyak mentah.
Perseroan memanfaatkan tekonolgi drone dan kecerdasan buatan untuk melakukan identifikasi dan segmentasi obyek di sekitar jalur pipa.
Bila ada indikasi kegiatan yang mencurigakan, drone dapat secara langsung (real time) mentransmisikan gambar dan mengirim pesan singkat ke tim terkait di internal Chevron.
Teknologi ini berhasil menekan angka pencurian minyak mentah (illegal tapping) di jalur-jalur pipa penyalur.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.