JAKARTA, KOMPAS.com - Para pengusaha menyayangkan kebijakan pemerintah yang melarang mudik Lebaran tahun 2021. Pasalnya kebijakan ini bakal berpengaruh kepada mereka.
"Kemarin banyak retail modern sudah minta stok dikirim untuk Lebaran. Ini kita lihat ada harapan. Jangan sampai ada pelarangan," ujar Ketua Umum Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia (GAPMMI) Adhi S. Lukman, dalam diskusi FMB 9:Ketersediaan Pangan Jelang Ramadhan dan Lebaran yang disiarkan secara virtual, Senin (12/4/2021).
Pemerintah sendiri resmi mengeluarkan kebijakan larangan mudik Lebaran yang dimulai dari tanggal 6-17 Mei 2021.
Baca juga: THR 2021 Wajib Diayar Penuh, Ini Komentar Pengusaha
Akibat larangan itu sebut dia, pihaknya terpaksa memutar otak untuk menyelamatkan sotk yang sudah terlanjut dipesan tersebut.
"Kita cari jalan keluarnya biar enggak jadi bad stock," ucapnya.
Menurut Adhi, larangan mudik tersebut membuat putusnya mata rantai termasuk bidang transport yakni jasa mudik dan daya beli masyarakat kalangan menengah ke bawah.
Dia pun meminta pemerintah memberikan perhatian khusus terhadap hal itu. "Kita gairahkan, yang enggak bisa pulang mudik, kita suruh untuk berbelanja makanan dan minuman untuk yang di kampung. Kita berikan layanan dengan delivery service," katanya.
Di sisi lain, adanya larangan mudik sebut Adhi, membuat tingkat konsumsi di beberapa kota besar seperti Jakarta, Bekasi dan Bandung Raya, selama bulan Ramadhan, diprediksi akan mengalami kenaikan.
Baca juga: Pengusaha Boleh Telat Bayar THR, tapi Ada Syaratnya
Pihaknya pun mengantisipasi hal itu, salah satunya dengan bekerja sama dengan pihak lain untuk membantu mendistribusikan pangan penjualan secara online.
Cara tersebut diharapkan bisa membantu masyarakat untuk tetap mendapatkan kebutuhan pokoknya.
"Pokoknya kami akan mengajak stake holder atau server-server yang ada untuk membantu masyarakat agar kebutuhan Ramadhannya bisa terpenuhi, distribusinya kami bantu," ujar dia.
Baca juga: Soal Aturan Royalti Lagu dan Musik, Ini Permintaan Pengusaha Hiburan
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.