Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

OJK Sebut Masih Banyak yang Terbuai Investasi Bodong dengan Iming-iming Bunga Tinggi

Kompas.com - 13/04/2021, 11:12 WIB
Rully R. Ramli,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat tingkat inklusi pasar modal dan investasi terus mengalami pertumbuhan. Namun, pertumbuhan ini tidak dibarengi dengan pemahaman atau literasi investasi.

Anggota Dewan Komisioner Bidang Perlindungan Konsumen OJK Tirta Segara mengatakan, saat ini produk pasar modal dan investasi sudah mulai diakses oleh masyarakat di berbagai wilayah, tidak lagi terpusat di kota besar.

Kendati demikian, tingkat pemahaman terhadap produk investasi masih sangat rendah.

Baca juga: Simak 3 Tips untuk Menghindari Investasi Bodong

"Ini hanya 5 persen literasinya. Mereka umumnya tidak memahami ada beberapa konsep (investasi)," ujar Tirta dalam sebuah diskusi virtual, Selasa (13/4/2021).

Lebih rendahnya tingkat literasi dibanding inklusi merupakan salah satu poin yang disoroti oleh Tirta.

Pasalnya, hal ini kemudian mengakibatkan praktik investasi ilegal terus hadir dan korban penipuan tetap bermunculan.

Menurut dia, banyak masyarakat yang tidak mengetahui konsep-konsep dasar dalam berinvestasi, seperti prinsip high risk, high return.

Ini membuat masih adanya masyarakat yang terbuai investasi ilegal dengan iming-iming bunga atau keuntungan tinggi, tetapi rendah risiko.

Baca juga: Tips Memilih Manajer Investasi agar Cuan dan Terhindar Investasi Bodong

"Masyarakat sering kali terbuai dengan janji bunga tinggi, imbal hasil yang tinggi tanpa risiko," kata Tirta.

"Sebagai contoh PT Duta Invetindo yang menawarkan paket investasi dengan profit 10 persen bahkan ada yang menawarkan 30 persen dalam 7 hari. Saya ulangi lagi ini bukan 1 tahun, tapi 7 hari. Sangat tidak masuk akal," tambah dia.

OJK melalui Satgas Waspada Investasi (SWI) terus melakukan sosialisasi kepada masyarakat. Dengan demikian, masyarakat diharapkan dapat lebih berhati-hati dalam melakukan investasi.

"Tetapi sangat disayangkan masih banyak anggota masyarakat yang percaya dengan tawaran-tawaran investasi ilegal," ucap Tirta.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com