Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[TREN LYFE KOMPASIANA] Derita Anak Bungsu yang Tak Banyak Orang Tahu | Ini 5 Langkah Menangani Sibling Rivalry

Kompas.com - 13/04/2021, 17:19 WIB
Harry Rhamdhani

Penulis

KOMPASIANA---Seperti anak-anak umumnya, menjadi anak bungsu tidak selalu enak seperti dibayangkan banyak orang.

Memang, menjadi anak paling kecil di antara kakak-kakak yang lainnya terkadang menyenangkan. Semua disediakan dan juga dilayani.

Tapi, hal tersebut hanya sebagian kecil saja. Duka menjadi anak bungsu sebenarnya lebih sedikit yang tampak dari pada apa yang dirasakan.

Anak bungsu kerap menjadi bulan-bulanan para kakak di rumah dan terus akan dianggap menjadi anak kecil.

Selain mengenai anak bungsu ada juga tentang anak emas dalam keluarga dan mengenai sibling rivalry.

Berikut 3 konten menarik dan populer kategori Lyfe di Kompasiana:

1. Derita Anak Bungsu yang Tak Banyak Orang Tahu

Kompasianer Syarifah Lestari mengatakan menjadi anak bungsu memang menyenangkan. Namun tidak saat dewasa.

Seperti yang ia alami sendiri. Saat berumah tangga, menurutnya amat terasa sekali tidak ada kakak yang mengurusi dan bapak yang menyiapkan ini-itu.

"Semua pekerjaan rumah hanya mengandalkan insting perempuan ala kadarnya. Sekian tahun di awal pernikahan, aku lumayan stres menghadapi urusan rumah, terutama dapur," tulisnya. (Baca selengkapnya)

2. Pahami Risiko Anak Emas dari 2 Sisi Berbeda dalam Keluarga

Istilah anak emas seringkali muncul ketika ada salah seorang anak yang diistimewakan oleh keluarga, orang terdekat atau lingkungan di sekitarnya.

Kompasianer Indra Mahardika mengatkaan, tidak heran jika hadirnya persepsi adanya seseorang dengan cap anak emas kerapkali memunculkan rasa cemburu bagi orang sekitarnya. Apalagi jika istilah ini muncul dalam konteks keluarga kecil.

Tanpa disadari adanya perlakuan istimewa justru berdampak buruk bagi perkembangan sosial si anak.

Ia mencontohkan saudara-saudaranya yang lain bebas melakukan apa saja, namun si anak emas justru dibatasi melakukan suatu hal karena takut terluka, takut kelelahan, takut ini dan takut itu.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com