Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Valent Hartadi

Pendiri Komunitas RT/RW Network Indonesia & Ketua Umum Organisasi RT dan RW Indonesia (ORRI).

Benarkah Fungsi RT/RW Cuma Perkara Adminduk?

Kompas.com - 14/04/2021, 05:05 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Lantas bagaimana kondisi kekinian RT/RW? Perubahan zaman yang ditandai dengan pesatnya kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi ternyata tidak serta-merta mengurangi fungsi RT/RW di Indonesia, terlebih peran para ketuanya.

Justru yang terjadi sebaliknya, teknologi informasi dapat makin mendorong para ketua RT/RW untuk bekerja lebih transparan, efisien dan efektif dalam melaksanakan tugas-tugasnya melayani masyarakat dan bermitra dengan pemerintah.

Apalagi dengan adanya pandemi Covid-19 ini, keberadaan ketua RT/RW makin urgent dibutuhkan sebagai bagian vital dari program penanganan pandemi secara nasional (setidaknya Jawa-Bali).

Sebagai contoh pelaksanaan bantuan sosial (bansos) bagi warga terdampak pandemi. Terlepas dari sejumlah kisruh dalam pelaksanannya, harus diakui ketua RT/RW-lah yang menjadi garda terdepan, berjibaku memverifikasi data dan meyalurkan bantuan kepada warga yang membutuhkan.

Atau sebut saja program yang belakangan dicanangkan yakni Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat berbasis mikro (PPKM Mikro). Jelaslah di sana RT/RW sebagai unit terkecil dipersiapkan menjadi sarana menekan penyebaran Covid-19. Hasilnya pun dilaporkan efektif menekan angka kasus. Di sini peran ketua RT/RW menjadi salah satu faktor kunci.

Baca juga: Terang di Desa Terdepan Indonesia

Revitalisasi RT/RW

Berangkat dari kesadaran bahwa RT/RW punya potensi besar untuk mendorong perubahan masyarakat menjadi lebih maju, maka seyogianya perlu ada gerakan bersama para pemangku kepentingan untuk lebih memberdayakan RT/RW dan para pengurusnya.

Sosiolog Universitas Indonesia, Daisy Indira Yasmine dalam perbincangan daring dengan penulis belum lama ini mengakui, dibanding negara-negara lain, RT/RW termasuk struktur sosial masyarakat yang “rapi” namun dalam pelaksanaannya relatif masih kurang.

Hal tersebut yang bisa ditingkatkan dengan cara revitalisasi RT/RW, untuk dikembangkan jadi situs-situs pembangunan.

Bayangkan jika komunitas-komunitas pemukinan di bawah koordinasi para ketua RT/RW yang memang paling mengenal wilayahnya diberdayakan. Kemudian diajak bergerak bersama (gotong-royong) memperbaiki lingkungan fisik maupun kapasitas warga dalam kebersamaan.

Kita bisa berharap dampaknya akan signifikan dalam mendorong kemajuan secara kolektif.

Maka semakin jelas, amat disayangkan manakala keberadaan RT/RW direduksi sebatas urusan adminduk saja. Kita akan kehilangan potensi besarnya.

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com