Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Grab Bakal Merger dengan Perusahaan Cek Kosong untuk IPO, Apa Itu?

Kompas.com - 14/04/2021, 08:20 WIB
Mutia Fauzia,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Perusahaan super app asal Asia Tenggara, Grab, bakal melakukan merger dengan perusahaan akuisisi bertujuan khusus (SPAC), Altimeter Growth Corp.

Dengan merger tersebut, harapannya bakal memuluskan proses pencatatan saham perdana (IPO) perusahaan gabungan hasil merger tersebut di bursa saham Amerika Serikat.

Valuasi perusahaan gabungan hasil merger Grab dan Altimeter diperkirakan bakal mencapai 39,6 miliar dollar AS atau sekitar Rp 574,2 triliun. Rencananya, Grab akan mencatatkan saham di indeks Nasdaq dengan kode emiten GRAB, sesuai dengan perjanjian dengan SPAC atau yang juga biasa disebut perusahaan cek kosong tersebut.

Baca juga: Grab dan Traveloka Bakal Segera Melantai di Bursa Saham AS

Lalu, apa itu sebenarnya perusahaan cek kosong atau SPAC?

Dilansir dari Investopedia, Rabu (14/4/2021), perusahaan cek kosong merupakan perusahaan yang tidak memiliki kegiatan komersil. Pembentukan perusahaan murni untuk melakukan IPO dengan tujuan mengakuisisi perusahaan swasta.

Umumnya, perusahaan cek kosong dibentuk oleh investor, atau pihak-pihak pendukung yang memiliki keahlian di industri atau sektor bisis tertentu dan memang bertujuan untuk mencapai kesepakatan di area tersebut.

Dalam membentuk sebuah SPAC, para pendiri terkadang sudah memiliki target akususi, namun mereka tidak menyampaikan target perusahaan untuk menghindari disrupsi selama proses IPO.

Hal ini lah yang menyebabkan SPAC disebut sebagai perusahaan cek kosong. Sebab, investor yang melakukan investasi dalam proses IPO tidak benar-benar tahu dengan apa yang sedang mereka investasikan.

Sebelum tercatat di bursa saham, umumnya SPAC akan mencari penjamin dan investor institusi.

Baca juga: Gandeng Altimeter, Grab Bakal IPO di AS dengan Valuasi Capai Rp 580 Triliun

Uang yang diraup SPAC dalam IPO ditempatkan di rekening perwalian berbunga. Dana tersebut tidak dapat dicairkan kecuali untuk menyelesaikan proses akuisisi atau mengembalikan uang kepada investor jika SPAC dilikuidasi.

Umumnya, SPAC memiliki waktu dua tahun untuk menyelesaikan kesepakatan atau menghadapi likuidasi. Dalam beberapa kasus, sebagian dari bunga yang diperoleh dari dana tersebut dapat digunakan sebagai modal kerja SPAC. Setelah akuisisi, SPAC biasanya terdaftar di salah satu bursa saham utama.

Tren IPO dengan menunggangi SPAC mulai tumbuh subur di bursa Amerika Serikat dalam beberapa tahun terakhir.

Salah satu contoh merger perusahaan dengan SPAC untuk melakukan IPO dengan nilai valuasi yang cukup tinggi yakni antara Social Capital Hedosophia Holdings yang mengakuisisi 49 persen saham dari perusahaan produsen roket milik Richard Branson, Virgin Galactic.

Baca juga: Dikabarkan Merger, Tokopedia Bantah, Gojek Bungkam

Social Capital Hedosophia Holdings membeli saham Virgin Galactic senilai 800 juta dollar AS sebelum sahamnya tercatat di bursa tahun 2019 lalu.

Dikutip dari Nasdaq.com, sepanjang tahun 2020 lalu, sebanyak 237 SPAC mencatatkan saham di bursa AS dengan total dana yang berhasil digalang mencapai 79,87 miliar dollar AS. Jumlah tersebut jauh melampaui rekor yang dicapai pada tahun 2019 dengan 59 perusahaan bernilai 13,6 miliar dollar AS.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Whats New
KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

Whats New
Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com