KOMPASIANA---Beragam definisi rentang usia tentang milenial memunculkan dua golongan, milenial tua dan milenial muda.
Dalam dunia kerja, kedua golongan tersebut memiliki perbedaan cukup kentara. Akibatnya, kedua golongan ini kerap kesulitan dalam satu frekuensi yang sama.
Contoh, milenial muda suka bekerja cepat, efektif, efisien, mendahulukan aksi dan menomorduakan birokrasi.
Mereka tidak suka rapat-rapat formal dan koordinasi berkepanjangan, apalagi membuat laporan panjang-panjang.
Sementara milenial tua tidak keberatan berlama-lama membuat laporan detil dan panjang seusai proyek mereka selesai.
Dan sayangnya, milenial tua juga cenderung overthinking terhadap pekerjaan dan rekan kerja sehingga mengesankan mereka lambat dalam bekerja.
Selain mengenai milenial muda dan tua dalam dunia kerja, ada juga pembahasan lembur karyawan dan atasan yang galak.
Berikut konten-konten menarik dan populer kategori Worklife di Kompasiana:
1. Secuplik Beda Worklife antara Milenial Muda dan Tua
Selain mengenai etos kerja, perbedaan lain antara milenial muda dan tua adalah loyalitas dan gaji.
Tak dipungkiri bahwa milenial muda terbilang sering berpindah-pindah tempat kerja. Rata-rata mereka tak lebih dua tahun untuk pindah ke tempat kerja baru. Hingga mereka pun dijuluki kutu loncat.
Sementara milenial tua merek cenderung loyal pada sebuah perusahaan. Bahkan hingga puluhan tahun.
Demikian juga soal gaji. Milenial muda cenderung tidak masalah dengan gaji yang tak terlalu besar, selama di tempat kerja mereka milenial muda dapat terbuka terhadap ide-ide segar dan tidak monoton.
Lain halnya dengan milenial tua yang menginginkan gaji yang bisa menopang cicilan benda-benda kebutuhan hidup mereka. (Baca selengkapnya)
2. Kalau Enggak Penting Banget, Jangan Keseringan Lembur!
Lembur bekerja oke saja dilakukan. Tapi kalau keseringan? Nanti dulu!
Bekerja lembur memang boleh saja dilakukan untuk menyelesaikan pekerjaan, terlebih deadline.
Namun, kalau terlalu sering lembur, kamu harus evaluasi cara kerjamu. Jangan-jangan kamu gagal memanajemen pekerjaan kamu secara efektif dan efisien, termasuk juga kamu gagal bertanggung jawab kepada job desk yang sudah diamanahkan kepada kamu sehingga memaksa kamu untuk terus lembur.
Lainnya juga jangan lupakan kesehatanmu akibat terlalu lembur bekerja. (Baca selengkapnya)
3. Rahasia Bahagia dalam Karier Meski Punya Atasan "Killer"
Menjalani karier dengan menjadi pekerja atau tenaga profesional di suatu organisasi bisnis tertentu barangkali akan menghadirkan cukup banyak suka duka.
Sebagian merasa begitu betah dan nyaman dengan tempat kerjanya, berhubungan baik dengan rekan kerja, serta mungkin memiliki atasan yang bersahabat dengan segala keramahan dan perhatian kepada anggota timnya.
Di sisi lain, tidak menutup kemungkinan ada sebagian orang yang lain mengalami kondisi bertolak belakang.
Lingkungan kerja kurang harmonis, suasana pekerjaan terasa tidak nyaman, dan parahnya berada dalam kendali atasan killer yang begitu mudahnya melontarkan amarah, gemar menjatuhkan sanksi, sering memberikan maklumat yang menekan anak buah sehingga keberadaannya cenderung tidak diharapkan.
Oleh karena itu menata pikiran, tindakan, dan perilaku kita sangat diperlukan agar semuanya memiliki keselarasan untuk menunjang kebahagiaan yang didambakan itu.
Dengan demikian kebahagiaan ditempat kerja pada dasarnya yang paling menentukan bukanlah orang-orang yang ada disana. Bukan juga killer tidaknya sang atasan yang membawahi kita. (Baca selengkapnya)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.