Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[TREN HUMANIORA KOMPASIANA] Ramadhan Tiba | Rezeki Penjual Pandan | Peran Perempuan Flores dari Hiasan Pusaka

Kompas.com - 14/04/2021, 15:58 WIB
Harry Rhamdhani

Penulis

KOMPASIANA---Bulan paling ditunggu-tunggu umat Muslim dari seluruh dunia, bulan Ramadhan, telah tiba.

Ramadhan tahun ini adalah untuk kedua kali di tengah kondisi pandemi. Kendati begitu, ini bisa dijadikan momentum untuk meningkatkan kesabaran sekaligus iman dan takwa seseorang.

Bulan Puasa selalu dituntut untuk sabar. Salah satu rukun puasa adalah menahan diri dari segala sesuatu yang membatalkan puasa. Bukan sekadar lapar dan haus, melainkan juga menahan hawa nafsu.

Selain mengenai tibanya bulan Ramadhan, ada juga kisah rezeki seorang penjual pandan dan seputar perempuan Flores.

Berikut konten-konten menarik dan populer kategori Humaniora di Kompasiana:

1. Ramadhan Tiba: Kuatkan Fisik, Lembutkan Hati, dan Luruskan Motivasi

Kompasianer Ozy Alandika mengatakan meskipun Ramadhan kali ini masih di tengah kondisi pandemi, optimisme menjadi poin utama menjalankan puasa.

Menurutnya juga pandemi juga mengajarkan kepada kita agar tidak perlu melakukan hal-hal yang nirfaedah.

Selain mengusir segenap hal nirfaedah, dalam menyongsong tibanya Ramadhan, ia menyampaikan perlunya menata fisik, hati, dan motivasi. (Baca selengkapya)

2. Rezeki Penjual Pandan Jelang Ramadhan

Para pedagang daun pandan dalam beberapa hari ini nampak sibuk. Bahkan, diceritakan Kompasianer Fauji Yamin menurut salah satu penjual daun pandan Ati (40) menuturkan, menjelang Ramadhan tiba, permintaan daun pandan menjadi sangat tinggi ketimbang hari biasa.

Mereka para pedagang bahkan harus menyiapkan dua ikat daun pandan per hari. Satu ikat daun pandan berisi 50 hingga 70 lembar.

Sementara, harga yang harus dikeluarkan untuk membeli seikat pandan ialah seratus ribu Rupiah. Harga akan menjadi mahal ketika dua sampai tiga hari menjelang awal Ramadhan seperti saat ini. Bisa di atas seratus ribu.

"Dalam kondisi sekarang, penghasilan mereka bisa mencapai 200-300 ribu. Tergantung banyaknya pembeli. Sebab, terdapat banyak pedagang seperti Bu Ati. Sementara pada kondisi biasa, penghasilan tertinggi seratus ribu," tulis Kompasianer Fauji Yamin. (Baca selengkapnya)

3. Membongkar Jejak Peran Perempuan Flores dari Hiasan Pusaka

Kompasianer Inosensius Sigaze mengatakan ada beberapa nama yang tergolong hiasan istimewa dan mahal untuk perempuan dalam suku Paumere, ada yang disebut dengan nama Wea atau emas dan Suwo.

Wea dan Suwo terbuat dari logam mulia, namun nama khas mereka berbeda-beda. Ada yang disebut Wea Riti, Wea Zonda dan lain sebagainya.

Wea dan Suwo adalah jenis perhiasan khas perempuan. Perhiasan khas secara otomatis menunjukkan tentang nilai dari betapa penting dan berartinya martabat dan peran perempuan di dalam suku.

Nilai dan peran perempuan di dalam konteks suku, tidak semata-mata diukur dengan pendidikan yang dimiliki perempuan, tetapi juga dengan kerja giat sehingga mampu memiliki harta termahal itu.

"Apalagi Perempuan yang memiliki hiasan pusaka Wea dan Suwo mahal itu," tulis Kompasianer Inosensius Sigaze. (Baca selengkapya) (IBS)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

Whats New
Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com