Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ekonom Minta Pertamina Turunkan Harga BBM, Telkom Kuota Internet

Kompas.com - 15/04/2021, 11:11 WIB
Fika Nurul Ulya,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pengamat Ekonomi Energi Universitas Gadjah Mada Fahmy Radhi meminta Pertamina menurunkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) untuk meningkatkan daya beli masyarakat.

Pasalnya, subsidi listrik dari PLN saja yang sudah dipangkas 50 persen pada April-Juni 2021 belum bisa meningkatkan daya beli terlalu tinggi. Jika dua subsudi ini digabungkan, maka akan berkontribusi sekitar 1 persen dari PDB.

"Tidak hanya tarif listrik, dalam waktu yang bersamaan BBM juga harus diturunkan. Gabungan antara penurunan tarif listrik dan BBM itu akan menaikkan daya beli dan berkontribusi sekitar 1 persen," kata Fahmi dalam dialog produktif KPC PEN secara virtual, Rabu (14/4/2021).

Baca juga: Daya Beli Masyarakat Miskin Tertekan, Pemerintah Diminta Tingkatkan Efisiensi Penyaluran Bansos

Fahmy menilai, dua stimulus itu merupakan yang paling efektif ketimbang bantuan sosial (bansos) dari Kementerian Sosial (Kemensos).

Diskon tarif listrik dari PLN misalnya, BUMN kelistrikan itu sudah memiliki data riil pelanggan di lapangan sehingga sulit dikorupsi. Nantinya pemerintah akan membayar besaran subsidi yang diberikan PLN, yang sudah tertera dalam data tersebut.

"Kalau saya bandingkan (dengan yang) diberikan kemensos butuh disetujui DPR, ada birokrasi, dan kebetulan ada korupsinya juga," seloroh Fahmy.

Selain BBM, Fahmy juga berpendapat perlu stimulus lain seperti kuota internet. Bagaimana pun, masyarakat kini sangat bergantung dengan kuota internet yang banyak karena bekerja dan belajar dari rumah.

Jika BBM dan kuota internet diperlukan, kemampuan daya beli masyarakat justru akan kembali meningkat dan akhirnya membantu pemulihan ekonomi nasional.

Setidaknya kata dia, pertumbuhan ekonomi RI akan tumbuh positif di rentang 3-4 persen pada tahun 2021.

"Kenapa Telkom tidak ikuti jalan PLN. Kenapa Telkom tidak menurunkan? Kemudian diikuti yang lain, mestinya Pertamina menurunkan harga BBM. Tapi tidak dilakukan," pungkasnya.

Baca juga: Bappenas: Daya Beli Masyarakat Merosot Rp 374,4 Triliun Akibat Pandemi Covid-19

Sebagai informasi, PLN memperpanjang diskon tarif listrik hingga Juni 2021. Berbeda dengan diskon di tahun 2020 dan kuartal I 2021, diskon kali ini hanya diberikan 50 persen.

Diskon tarif listrik ini diberikan kepada pelanggan golongan rumah tangga daya 450 VA, bisnis kecil daya 450 VA, dan industri kecil daya 450 VA sebesar 50 persen dengan maksimal penggunaan 720 jam nyala.

Sementara itu, pelanggan golongan rumah tangga daya 900 VA bersubsidi mendapat diskon sebesar tarif listrik 25 persen dengan maksimal penggunaan 720 jam nyala.

Lalu, diskon juga diberikan berbentuk pembebasan biaya beban atau abonemen, serta pembebasan ketentuan rekening minimum sebesar 50 persen bagi pelanggan industri, bisnis, dan sosial.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

BEI: Eskalasi Konflik Israel-Iran Direspons Negatif oleh Bursa

BEI: Eskalasi Konflik Israel-Iran Direspons Negatif oleh Bursa

Whats New
IHSG Turun 1,11 Persen, Rupiah Melemah ke Level Rp 16.260

IHSG Turun 1,11 Persen, Rupiah Melemah ke Level Rp 16.260

Whats New
IPB Kembangkan Padi 9G, Mentan Amran: Kami Akan Kembangkan

IPB Kembangkan Padi 9G, Mentan Amran: Kami Akan Kembangkan

Whats New
Konsorsium Hutama Karya Garap Proyek Trans Papua Senilai Rp 3,3 Triliun

Konsorsium Hutama Karya Garap Proyek Trans Papua Senilai Rp 3,3 Triliun

Whats New
Kementerian PUPR Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1, Ini Syaratnya

Kementerian PUPR Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1, Ini Syaratnya

Work Smart
Juwara, Komunitas Pemberdayaan Mitra Bukalapak yang Antarkan Warung Tradisional Raih Masa Depan Cerah

Juwara, Komunitas Pemberdayaan Mitra Bukalapak yang Antarkan Warung Tradisional Raih Masa Depan Cerah

BrandzView
Rupiah Melemah Tembus Rp 16.200 Per Dollar AS, Apa Dampaknya buat Kita?

Rupiah Melemah Tembus Rp 16.200 Per Dollar AS, Apa Dampaknya buat Kita?

Whats New
Dollar AS Tembus Rp 16.200, Kemenkeu Antisipasi Bengkaknya Bunga Utang

Dollar AS Tembus Rp 16.200, Kemenkeu Antisipasi Bengkaknya Bunga Utang

Whats New
Bawaslu Buka 18.557 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Prioritas Kebutuhannya

Bawaslu Buka 18.557 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Prioritas Kebutuhannya

Whats New
Ingin Produksi Padi Meningkat, Kementan Kerahkan 3.700 Unit Pompa Air di Jatim

Ingin Produksi Padi Meningkat, Kementan Kerahkan 3.700 Unit Pompa Air di Jatim

Whats New
Kemenhub Buka 18.017 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Kemenhub Buka 18.017 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Whats New
Melalui Pompanisasi, Mentan Amran Targetkan Petani di Lamongan Tanam Padi 3 Kali Setahun

Melalui Pompanisasi, Mentan Amran Targetkan Petani di Lamongan Tanam Padi 3 Kali Setahun

Whats New
Konflik Iran-Israel Bisa Picu Lonjakan Inflasi di Indonesia

Konflik Iran-Israel Bisa Picu Lonjakan Inflasi di Indonesia

Whats New
Kartu Prakerja Gelombang 66 Resmi Dibuka, Berikut Persyaratannya

Kartu Prakerja Gelombang 66 Resmi Dibuka, Berikut Persyaratannya

Whats New
Kemensos Buka 40.839 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Kemensos Buka 40.839 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com