Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS

Dirjen PSP Ungkap 3 Dampak Besar Pupuk Bersubsidi bagi Petani

Kompas.com - 15/04/2021, 15:22 WIB
Dwi NH,
Mikhael Gewati

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Direktur Jenderal (Dirjen) Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementerian Pertanian (Kementan) Sarwo Edhy menyatakan, penggunaan pupuk bersubsidi membawa dambak besar bagi petani.

“Pertama, berdampak pada penerima manfaat pupuk subsidi langsung, yaitu petani kecil dengan luas garapan 2 hektar (ha)," ujarnya, dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Kamis (15/4/2021).

Kedua, lanjut dia, berdampak pada sasaran penerima pupuk bersubsidi yaitu, 16,6 juta petani berbasis Nomor Induk Kependudukan (NIK) yang mencakup 32 juta ha luas tanam

Dampak ketiga, alokasi pupuk bersubsidi sebesar Rp 25,27 triliun. Artinya, rata-rata alokasi subsidi setiap petani sebesar Rp 1,52 juta per tahun atau Rp 766.000 per ha per tahun.

Subsidi harga pupuk akan mendorong penggunaan pupuk guna mengoptimalkan potensi produktivitas varietas unggul,” ucap Sarwo.

Baca juga: Genjot Produksi Kedelai Lokal, Kementan Siapkan 6 Varietas Unggul

Untuk diketahui, pada 2020 realisasi pupuk subsidi hingga Kamis (31/12/2021) Desember mencapai 97,98 persen.

"Dari target alokasi sebanyak 8,9 juta ton, terealisasi pupuk subsidi sebesar 8,72 juta ton," katanya.

Ia menjelaskan, untuk target pupuk pada 2020, dalam setahun sebanyak 9,04 juta ton hingga Rabu (8/4/2021) sudah terealisasi sebesar 2.058.209 ton atau 22,76 persen.

Rinciannya, urea dari target 4,166 juta ton terealisasi 952.623 ton atau 22,86 persen. SP-36 dari target 640.812 ton terealisasi 82.869 ton (12,93 persen), sedangkan ZA dari target 784.144 ton sudah terealisasi sebanyak 171.547 ton (21,88 persen).

Baca juga: Dukung Petani, Kementan Siapkan Stok Pupuk Subsidi 3 Kali Lipat

Sementara itu, untuk NPK dari alokasi 2,66 juta ton telah terealisasi sebanyak 705.918 ton (26,52 persen). NPK formula khusus dari alokasi 17.000 ton terealisasi 1.913 ton atau 11,25 persen.

“Organik granul dari alokasi 770.850 ton terealisasi 143.349 ton atau 18,40 persen. Untuk organik cair dari alokasi 1,5 juta ton yang terealisasi belum ada,” imbuh Sarwo.

Pada kesempatan yang sama, Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo (SYL) mengatakan, ketersediaan pupuk subsidi tidak akan cukup untuk mencanangkan target luas tanam padi.

“Membeli pupuk yang tersedia di lapangan juga menjadi bagian penting, karena pemerintah sudah mempersiapkan kredit usaha rakyat (KUR)," ujarnya.

Perlu diketahui, target luas tanam padi yang dicanangkan Kementan pada musim tanam kedua sebesar 5,16 juta ha pada April - September 2021. Hasil ini akan dipanen Juli - Desember 2021.

Baca juga: Berkat Optimalisasi Lahan Rawa, Luas Tanam Padi di Banjar Meningkat 5 Kali Lipat

Dengan luas tanam tersebut, benih yang dibutuhkan mencapai 258.000 ton atau 117 persen di atas kebutuhan.

Halaman:


Terkini Lainnya

Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

BrandzView
Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Whats New
Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Whats New
Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Whats New
Puasa Itu Berhemat atau Boros?

Puasa Itu Berhemat atau Boros?

Spend Smart
Kadin Proyeksi Perputaran Uang Saat Ramadhan-Lebaran 2024 Mencapai Rp 157,3 Triliun

Kadin Proyeksi Perputaran Uang Saat Ramadhan-Lebaran 2024 Mencapai Rp 157,3 Triliun

Whats New
Kebutuhan Dalam Negeri Jadi Prioritas Komersialisasi Migas

Kebutuhan Dalam Negeri Jadi Prioritas Komersialisasi Migas

Whats New
Ratusan Sapi Impor Asal Australia Mati Saat Menuju RI, Badan Karantina Duga gara-gara Penyakit Botulisme

Ratusan Sapi Impor Asal Australia Mati Saat Menuju RI, Badan Karantina Duga gara-gara Penyakit Botulisme

Whats New
Watsons Buka 3 Gerai di Medan dan Batam, Ada Diskon hingga 50 Persen

Watsons Buka 3 Gerai di Medan dan Batam, Ada Diskon hingga 50 Persen

Spend Smart
Utang Pemerintah Kian Bengkak, Per Februari Tembus Rp 8.319,22 Triliun

Utang Pemerintah Kian Bengkak, Per Februari Tembus Rp 8.319,22 Triliun

Whats New
Heran Jasa Tukar Uang Pinggir Jalan Mulai Menjamur, BI Malang: Kurang Paham Mereka Dapat Uang Dari Mana...

Heran Jasa Tukar Uang Pinggir Jalan Mulai Menjamur, BI Malang: Kurang Paham Mereka Dapat Uang Dari Mana...

Whats New
Dongkrak Performa, KAI Logistik Hadirkan Layanan 'Open Side Container'

Dongkrak Performa, KAI Logistik Hadirkan Layanan "Open Side Container"

Whats New
Sumbangan Sektor Manufaktur ke PDB 2023 Besar, Indonesia Disebut Tidak Alami Deindustrialisasi

Sumbangan Sektor Manufaktur ke PDB 2023 Besar, Indonesia Disebut Tidak Alami Deindustrialisasi

Whats New
Harga Bahan Pokok Jumat 29 Maret 2024, Harga Ikan Tongkol Naik

Harga Bahan Pokok Jumat 29 Maret 2024, Harga Ikan Tongkol Naik

Whats New
Modal Asing Kembali Cabut dari RI, Pekan Ini Nilainya Rp 1,36 Triliun

Modal Asing Kembali Cabut dari RI, Pekan Ini Nilainya Rp 1,36 Triliun

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com