KOMPASIANA---Sewaktu kecil pertengkaran antara kakak adik jamak terjadi. Faktor pemicunya beragam, namun yang umum adalah rebutan sesuatu atau cemburu karena berpikir orangtua lebih sayang pada saudara yang lain.
Semakin dewasa rivalitas tersebut biasanya perlahan memudar, meski tak sedikit pula yang makin menajam terutama jika menyinggung tentang pencapaian dan kesuksesan yang diraih.
Walaupun aroma persaingan tidak bisa sepenuhnya dihilangkan dalam perjalanan hubungan antar saudara, mestinya hal tersebut tidak membuat tali persaudaraan renggang.
Sejatinya menjalani kehidupan yang rukun dan saling mendukung antar saudara tentu jadi harapan semua orang.
Berikut adalah 3 konten menarik di Kompasiana berkaitan dengan rivalitas antar saudara atau sibling rivalry:
1. Sedarah, tapi Saling Cemburu
Kasih sayang orangtua yang diberikan pada setiap anak itu sama. Akan tetapi hal tersebut kerap belum dipahami oleh anak.
"Orangtua bukan memberi kasih sayang yang berbeda tapi mereka memberi sesuai karakter masing-masing anak," ungkap Kompasianer Uli Hartati.
Di dalam artikelnya ia juga mengungkapkan bahwa rasa cemburu yang dirasakan kepada saudara kandung tak bisa dihindarkan.
Namun, bukan berarti tidak bisa dihilangkan, karena seiring perjalanan waktu kita akan memahaminya dan mengubah rasa cemburu itu menjadi saling support antar saudara. (Baca Selengkapnya)
2. Dua Pandangan Keliru dari Konsep Anak Sulung
Lahir sebagai anak sulung dari sebuah keluarga bukan hal yang mudah dijalani.
Harapan tinggi yang disandarkan orangtua agar anak sulungnya menjadi contoh bagi adik-adiknya tak bisa dimungkiri menjadi beban.
Menurut Kompasianer Gobin Dd setidaknya ada 2 pandangan keliru dari konsep anak sulung yang selama ini dijumpai di beberapa keluarga, yaitu bahwa anak sulung tidak boleh salah dan tidak boleh gagal.
Padahal menurutnya anak sulung sebenarnya tidak mempunyai kehebatan apa-apa. Hanya seorang anak yang terlahir pertama di keluarga dan mempunyai adik-adik.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.