Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[KURASI KOMPASIANA] Ketika Orangtua Terlalu Membandingkan Prestasi Akademik Antar-anak | "Strict Parents", Jangankan Pacaran, Izin Main Saja Susah

Kompas.com - 18/04/2021, 22:33 WIB
Harry Rhamdhani

Penulis

KOMPASIANA---Melihat anak tumbuh cerdas serta menonjol melebihi teman-temannya tentu menjadi dambaan setiap orangtua. Namun, terkadang ekspetasi yang diharapkan orangtua terhadap anak kerap kali tidak sesuai kenyataan.

Alih-alih orangtua memberi motivasi kepada anak untuk lebih giat belajar, tanpa sadar orangtua justru membandingkan kecerdasan akademik anak dengan teman-temannya di sekolah.

Padahal, jika hal tersebut dibiarkan, nantinya dapat membawa dampak negatif bagi perkembangan perilaku anak.

Pertanyaannya kemudian adalah bagaimana mengapresiasi kinerja anak tanpa membandingkannya dnegan temannya yang lain?

Yuk, simak 3 konten tentang parenting berikut ini di Kompasiana:

1. Ketika Orangtua Terlalu Membandingkan Prestasi Akademik Antar-anak

Tanpa sadar, sering kali orangtua membandingkan kemampuan anak sendiri dengan anak orang lain.

Saat ada seorang anak yang mendapat nilai bagus dan rangking tinggi, anak dipuji di hadapan anak-anak yang lain.

Meski tujuannya baik untuk memotivasi anak-anak yang lain, namun di balik itu ada efek negatif yang mengintai terhadap perkembangan mental anak terutama bagi anak-anak yang kurang berprestasi secara akademik.

Kompasianer Gobin Dd pun membagikan pandangannya terkait perihal membanding-bandingkan prestasi akademik antar anak.

Menurutnya, ada dua dampak yang dapat timbul akibat dari membandingkan prestasi antara anak di sekolah. Pertama, anak bisa menjadi pribadi yang rendah diri terlebih di hadapan orang yang lebih pandai secara akademik dan kedua, anak merasa diri sebagai pribadi yang tidak berguna di keluarga (Baca Selengkapnya)

2. Tanpa Disadari, Terkadang Orangtua Menjadi Toxic Parents

Hubungan tidak sehat atau toxic relationship tidak hanya dapat terjadi antara teman maupun pasangan, namun ternyata hubungan tidak sehat juga dapat terjadi antara orangtua dan anak atau yang lebih dikenal dnegan toxic parents.

Setidaknya ada dua jenis toxic parents. Pertama, orangtua yang berlaku kasar dengan rangkaian tindakan kekerasa fisik dan verbal. Kedua, orangtua yang tidak berlaku kasar, namun dampak perlakukannya meracuni kepribadian anak.

Lantas, seperti apa sih cir-ciri toxic parents dan apa dampaknya bagi perkembangan anak? (Baca Selengkapnya)

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com