Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ada Larangan Mudik, Pengusaha Bus Minta Insentif ke Pemerintah

Kompas.com - 20/04/2021, 15:53 WIB
Yohana Artha Uly,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pembatasan pergerakan masyarakat lewat larangan mudik Lebaran sangat berdampak pada sektor transportasi, tak terkecuali pada industri perusahaan otobus (PO). Tahun ini larangan mudik pun kembali diberlakukan pada 6-17 Mei 2021.

Pemilik PO Sumber Alam, Anthony Steven Hambali mengatakan, kebijakan larangan mudik itu seharusnya dibarengi pemberian insentif bagi industri PO bus untuk bisa bertahan.

Sebab para pengusaha PO bus telah kehilangan momentum untuk mendapat pemasukan di periode itu, padahal ada banyak beban operasional yang tetap harus dibayarkan.

Seperti halnya tagihan kredit perbankan, leasing, biaya listrik, kewajiban pembayaran tunjangan hari raya (THR), serta BPJS Ketenagakerjaan dan BPJS Kesehatan.

"Kita inginnya kalau di larang (mudik), artinya kan tagihan dan kewajiban itu semua harusnya ditangguhkan atau ditanggung pemerintah," ujar Anthony kepada Kompas.com, Selasa (20/4/2021).

Baca juga: Masih Bisa Daftar, Cek Penerima BPUM 2021 di Eform.bri.co.id

Menurut Anthony, pihaknya sudah mencoba berkomunikasi dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Kementerian Keuangan (Kemenkeu) agar ada keringanan kredit. Namun, hasilnya tak seperti yang diharapkan.

Regulator menilai perbankan juga dalam kondisi yang berat di tengah masa pandemi Covid-19. Oleh sebab itu, persoalan relaksasi kredit bagi industri ini dikembalikan lagi kepada pihak bank.

Padahal, kata Anthony, kondisi yang dialami industri PO bus lebih memprihatinkan. Saat ini, perusahaan tak lagi bicara keuntungan melainkan berupaya untuk tetap bertahan di tengah tekanan pandemi.

Hal ini berbeda dengan kondisi perbankan yang meski terdampak pandemi, namun tetap mampu membukukan laba dalam kinerja keuangannya.

"Beban bank memang besar, tapi bisa di lihat datanya di 2020 itu enggak ada perbankan yang rugi, memang labanya turun. Tapi kalau kami ini sudah hidup mati, sudah enggak ngomong laba lagi, jadi ini levelnya enggak sama," jelas dia.

Baca juga: Waswas Hadapi Larangan Mudik, Pengusaha PO: Tahun Lalu Sudah Jual Bus Buat Bertahan

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Terbit 26 April, Ini Cara Beli Investasi Sukuk Tabungan ST012

Terbit 26 April, Ini Cara Beli Investasi Sukuk Tabungan ST012

Whats New
PGEO Perluas Pemanfaatan Teknologi untuk Tingkatkan Efisiensi Pengembangan Panas Bumi

PGEO Perluas Pemanfaatan Teknologi untuk Tingkatkan Efisiensi Pengembangan Panas Bumi

Whats New
Daftar Lengkap Harga Emas Sabtu 20 April 2024 di Pegadaian

Daftar Lengkap Harga Emas Sabtu 20 April 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Tren Pelemahan Rupiah, Bank Mandiri Pastikan Kondisi Likuiditas Solid

Tren Pelemahan Rupiah, Bank Mandiri Pastikan Kondisi Likuiditas Solid

Whats New
LPS Siapkan Pembayaran Simpanan Nasabah BPRS Saka Dana Mulia

LPS Siapkan Pembayaran Simpanan Nasabah BPRS Saka Dana Mulia

Whats New
Harga Emas Antam Sabtu 20 April 2024, Naik Rp 2.000 Per Gram

Harga Emas Antam Sabtu 20 April 2024, Naik Rp 2.000 Per Gram

Spend Smart
Ini 6 Kementerian yang Sudah Umumkan Lowongan CPNS 2024

Ini 6 Kementerian yang Sudah Umumkan Lowongan CPNS 2024

Whats New
Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 20 April 2024

Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 20 April 2024

Spend Smart
Harga Bahan Pokok Sabtu 20 April 2024, Harga Ikan Tongkol Naik

Harga Bahan Pokok Sabtu 20 April 2024, Harga Ikan Tongkol Naik

Whats New
Aliran Modal Asing Keluar Rp 21,46 Triliun dari RI Pekan Ini

Aliran Modal Asing Keluar Rp 21,46 Triliun dari RI Pekan Ini

Whats New
Kementerian PUPR Buka 26.319 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Kementerian PUPR Buka 26.319 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Whats New
[POPULER MONEY] Kartu Prakerja Gelombang 66 Dibuka | Luhut dan Menlu China Bahas Kelanjutan Kereta Cepat Sambil Makan Durian

[POPULER MONEY] Kartu Prakerja Gelombang 66 Dibuka | Luhut dan Menlu China Bahas Kelanjutan Kereta Cepat Sambil Makan Durian

Whats New
Ada Konflik di Timur Tengah, RI Cari Alternatif Impor Migas dari Afrika dan Amerika

Ada Konflik di Timur Tengah, RI Cari Alternatif Impor Migas dari Afrika dan Amerika

Whats New
Langkah PAI Jawab Kebutuhan Profesi Aktuaris di Industri Keuangan RI

Langkah PAI Jawab Kebutuhan Profesi Aktuaris di Industri Keuangan RI

Whats New
Akar Masalah BUMN Indofarma Belum Bayar Gaji Karyawan

Akar Masalah BUMN Indofarma Belum Bayar Gaji Karyawan

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com