Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Nurhayati yang Menjadi "Kartini" di Keluarga dan Lingkungannya

Kompas.com - 21/04/2021, 14:58 WIB
Elsa Catriana,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kartini masa kini bukanlah sosok Kartini yang berjuang ketika masa penjajahan. Namun, Kartini masa kini adalah kaum perempuan yang berjuang untuk menghadapi segalanya demi keluarganya.

Seperti halnya yang dilakukan oleh Nurhayati pemilik usaha kue yang terus berjuang melakukan berbagai hal agar bisa memenuhi kebutuhan keluarganya.

Nurhayati, perempuan berusia 34 tahun, memiliki tekat kuat untuk selalu mencoba hal baru dan ingin membantu banyak orang.

Baca juga: Makna Hari Kartini bagi Sri Mulyani: Membuka Kesempatan Perempuan Menikmati Pendidikan Tinggi

Berawal dari hobi, ia mewujudkan tekatnya dengan merintis usaha di bidang bakery pada tahun 2014. Produk pertama yang dipasarkan adalah brownies.

Namun, seperti yang dialami oleh para pengusaha pada umumnya, berbagai tantangan dihadapinya.

“Saya merintis usaha ini sendiri, mulai dari menyiapkan peralatan, memasak, memasarkan, hingga menjadi kurir. Berbagai tantangan telah saya lalui, salah satu yang pernah saya alami adalah saat saya mendapat pesanan brownies dan harus saya antarkan ke rumah pelanggan ketika hujan deras," ujarnya kepada Kompas.com, Rabu (21/4/2021).

Namun ketika dia mencoba mengantar pesanan ketika hujan deras, pelanggan tersebut tak kunjung keluar, padahal tetangganya bilang bahwa customer-nya tersebut ada di rumah.

Akhirnya, karena merasa iba, tetangganya tersebutlah yang membeli brownies itu.

Baca juga: Mengintip Strategi Pengusaha Kuliner Raih Cuan Selama Pandemi

 

"Tidak lama dari kejadian ini, saya sakit dan harus dirawat di rumah sakit dan membuat suami saya meminta saya berhenti berjualan," ucapnya.

Tetap teguh dengan tekat yang dimiliki, perempuan lulusan SMA yang juga merupakan ibu rumah tangga ini mencari cara bagaimana agar konsumen bersedia langsung datang ke toko kuenya.

Hingga ia memutuskan untuk mengganti menu dan fokus berjualan donat kampar dengan berbagai pilihan rasa dan topping dan menamai toko kuenya dengan Donat Kampar Galesong.

Awalnya ia hanya bekerja sendirian. Namun Seiring berjalannya waktu dan semakin besar usahanya, ia menambah anggotanya.

Hingga saat ini dia dibantu oleh 18 orang karyawan. Dari jumlah itu 16 di antaranya adalah perempuan. Anggota karyawannya pun direkrut dari lingkungan rumahnya.

Ini jugalah yang menjadi salah satu wujud keinginan terbesarnya untuk bisa membantu para perempuan yang ada disekitarnya.

“Saya ingin keberhasilan saya tidak hanya membawa rezeki untuk diri sendiri, tapi juga bisa memberikan pengaruh positif bagi banyak perempuan lain. Saya sangat senang karena bisa bekerja bersama perempuan-perempuan tangguh di sekitar saya dan menunjukkan bahwa kami para perempuan juga mampu untuk bekerja dan berkarya,” kata Nurhayati.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com