Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kala Dua Srikandi Ajukan Diri Terlibat Bangun Tower Listrik Darurat di NTT...

Kompas.com - 21/04/2021, 16:37 WIB
Yohana Artha Uly,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Badai Siklon Tropis Seroja telah menghantam Nusa Tenggara Timur (NTT) pada awal April lalu. Hal ini membuat 90 persen sistem kelistrikan di wilayah tersebut rusak.

Adapun wilayah yang terdampak meliputi Rote, Ndao, Sabu, Pulau Semau, Kota Kupang, Kabupaten Kupang, Adonara, Larantuka, Lembata dan Sumba Timor.

Curah hujan yang tinggi selama tiga hari yang diikuti badai Seroja, mengakibatkan dua menara Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) bertegangan 70 kilo Volt (kV) milik PLN patah dan roboh.

Baca juga: Dirut PLN: 97 Persen Listrik di NTT Pulih Usai Diterjang Badai Siklon Tropis Seroja

Kerusakan tower transmisi berdampak pada padamnya sistem kelistrikan di empat kabupaten, yaitu Kabupaten Kupang, Timor Tengah Selatan, Timor Tengah Utara, dan Belu.

Dalam upaya memulihkan jaringan listrik di NTT, maka PLN pun membangun menara darurat (tower emergency) setinggi 61 meter yang pengerjaannya rampung pada 18 April 2021 lalu.

Pembangunan tower emergency berhasil dilakukan dalam waktu 10 hari saja dari estimasi waktu perbaikan selama 1 bulan. Ini tak lepas dari keterlibatan 1.316 personel dari berbagai wilayah di luar NTT yang dikerahkan PLN.

Diantara personel itu ada Rosalia Widya Astuti Chandra (23) dan Putri Ramadani (23), dua Srikandi PLN yang terjun langsung menjadi tim relawan.

Keduanya merupakan putri daerah asal NTT yang bertugas di Unit Layanan Transmisi, dan Gardu Induk Mamuju, Sulawesi Barat. Mereka terbang dari Mamuju menuju kampung halaman untuk terlibat dalam perbaikan listrik di NTT.

Baca juga: Diskon Tarif Listrik Dipangkas, Ini Langkah PLN Agar Pelanggan Tidak Kaget

"Menjelang badai hari itu, saya sudah mulai cemas melihat stories di media sosial teman-teman. Saya melihat hujan begitu besar dan cuaca sangat buruk," kisah Rosalia, wanita yang akrab disapa Widi itu, dalam keterangannya, Rabu (21/4/2021).

Widi sendiri merupakan lulusan Politeknik Negeri Kupang dan bergabung menjadi bagian PLN dengan jabatan Junior Engineer Pemeliharaan Transmisi sejak tahun lalu.

Ia mengaku, merasa sedih karena dampak bencana alam itu membuat banyak daerah hancur, hingga banyak korban yang meninggal dunia dan hilang.

Saat atasannya memberi tahu informasi mengenai pembukaan relawan untuk pemulihan kelistrikan NTT, tanpa pikir panjang Widi pun langsung mendaftarkan diri.

"Ternyata disetujui. Saya langsung berangkat ke Kupang untuk bergabung dengan relawan lain di lokasi," katanya.

Tak hanya Widi, panggilan untuk menjadi relawan juga dirasakan oleh Putri, yang bekerja di bagian Operasi dan Pemeliharaan Transmisi.

Sebagai tim relawan PLN, Widi dan Putri utamanya bertugas mengurus masalah persediaan logistik. Keduanya memastikan semua kebutuhan personel yang berkerja di lokasi bisa terpenuhi dengan baik.

Baca juga: Mulai 2022, Ada 15,2 Juta Pelanggan PLN 450 VA Tak Lagi Terima Subsidi

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com