Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Heryadi Silvianto
Dosen FIKOM UMN

Pengajar di FIKOM Universitas Multimedia Nusantara (UMN) dan praktisi kehumasan.

Menaruh Percaya Ide "Sillicon Valley" Indonesia

Kompas.com - 22/04/2021, 07:06 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Kini, kita menyaksikan puncak kesuksesan teknologi informasi India, ada Sundar Pichai yang didapuk sebagai CEO Google, Satya Narayana Nadella CEO Microsoft, Shantanu Narayen CEO Adobe dan banyak lainnya.

Pun di Indonesia, tengok saja dari pusat bisnis Jakarta yang seringkali disebut segitiga emas (Sudirman, Thamrin, dan Kuningan) banyak ahli-ahli TI India. Mereka bertebaran diberbagai belahan dunia.

Bukit Algoritma dan ide-ide sejenis lainnya dalam puncak pencapaiannya adalah kemampuan mengaktivasi dan mengakomodasi anak negeri untuk mendapatkan akses terhadap pengembangan riset, teknologi, dan informasi yang memadai.

Bukan sekadar mengundang investasi padat modal. Karena terbukti banyak talenta luar biasa di Indonesia, justru tidak mampu menemukan ekosistem yang baik di dalam negeri.

Mereka lebih banyak mengembangkan diri di luar negeri. Salah satu ihwal alasan karena ada banyak keputusan politik yang kontraproduktif dalam pengembangan riset.

Anggaran riset Indonesia relative kecil. Rasio belanja penelitian dan pengembangan di Indonesia hanyalah 0,25 persen dari produk domestik bruto (PDB).

Banyak keputusan politik dapat mengakselerasi pengembangan riset, namun juga disisi lain ada lebih banyak yang kontraproduktif karena basisnya kepentingan sesaat. Semoga tidak.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com