JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas), Suharso Monoarfa, memastikan pembangunan jembatan Batam Bintan selesai dibangun sebelum tahun 2024.
Menurut Suharso, pemerintah pusat saat ini tengah dalam proses merampungkan DED (detail engineering design) jembatan Batam Bintan menuju tahap pelelangan.
Namun, Suharso mengaku belum mengetahui nilai lelang proyek jembatan Batam Bintan ini.
"Masih berprose. Target kami tahun 2021 atau 2022 sudah mulai dibangun," kata Suharso Monoarfa dilansir dari Antara, Sabtu (24/4/2021).
Baca juga: Waskita Jual Saham Tol Medan ke Investor Hong Kong
Dia mengharapkan Pemda Kepri mempersiapkan segala sarana dan prasarana penunjang pembangunan jembatan yang menghubungkan Pulau Batam dan Pulau Bintan ini.
"Misalnya masalah pembebasan lahan. Harus segera diselesaikan," ujar dia.
Politisi PPP pada kesempatan itu juga memastikan pembangunan jembatan penghubung Pulau Batam dan Pulau Bintan itu sudah masuk dalam proyek strategis nasional.
"Proyek ini akan berdampak besar terhadap pertumbuhan ekonomi daerah maupun nasional," tutur dia.
Baca juga: Para Komisaris BUMN Waskita: Eks Kapolri, Jaksa, hingga Relawan Jokowi
Sebelumnya, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) mendorong inovasi pembiayaan pembangunan Jembatan Batam Bintan melalui skema Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU).
Alternatif pembiayaan infrastruktur tersebut diharapkan menjadi sarana terbaik untuk mewujudkan pembangunan suatu wilayah atau daerah dengan tanpa membebani anggaran negara.
Kementerian PUPR melalui Direktorat Jenderal (Ditjen) Bina Marga tengah melakukan pengkajian teknis dan finansial pada pembangunan Jembatan Batam-Bintan.
Rencananya, pembiayaan pembangunan jembatan tersebut menggunakan skema KPBU. Namun demikian, Pemerintah juga memberi dukungan finansial agar proyek tetap feasible.
Baca juga: Terlilit Utang Besar, Setahun BUMN Waskita Bayar Bunga Rp 4,74 Triliun
“Dalam evaluasi yang dilakukan oleh Ditjen Pembiayaan Infrastruktur, tidak bisa totalitas dibiayai oleh KPBU, tetapi harus ada porsi dibantu oleh pemerintah. Porsi pemerintah sekitar 30 persen,” ujar Direktur Pembangunan Jembatan, Ditjen Bina Marga, Yudha Handita Pandjiriawan dikutip dari Kontan.
Yudha mengatakan, untuk progres saat ini masih dalam tahap finalisasi pembahasan KPBU dan diharapkan segera mulai konstruksi.
Jembatan Batam –Bintan akan mendukung rencana pembangunan pelabuhan peti kemas di Tanjung Sauh dan shelter-shelter di Pulau Bintan, sehingga juga diharapkan dapat memacu pertumbuhan ekonomi wilayah serta meningkatkan konektivitas di wilayah Kepulauan Riau, dengan mengurangi waktu tempuh dan juga biaya transportasi orang dan barang.