Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ongkir Belanja Online Jadi Disubsidi Pemerintah?

Kompas.com - 24/04/2021, 07:33 WIB
Muhammad Idris

Penulis

Sumber Antara

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah masih menggodok mekanisme pemberian subsidi biaya pengiriman atau ongkos kirim (ongkir) dalam rangka Hari Belanja Online Nasional (Harbolnas) pada Ramadan 2021.

“Pemerintah sedang mempersiapkan kegiatan kegiatan yang sejalan dengan (insentif) yang diberikan kepada industri otomotif maupun properti," kata Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dilansir dari Antara, Sabtu (24/4/2021).

"Ini sedang dikaji secara lebih dalam dan dalam waktu singkat akan diumumkan,” kata dia lagi.

Ketum Partai Golkar ini menuturkan, pemerintah telah mempersiapkan sejumlah paket kebijakan dan telah membahas mengenai subsidi ongkos kirim dengan sejumlah platform.

Baca juga: Kata Sri Mulyani, Perempuan Lebih Rentan Terdampak Covid-19

“Pada prinsipnya para platform juga ingin berkontribusi jadi intinya para platform juga akan menanggung daripada ongkos kirim dan ini sedang dipersiapkan dengan Menteri Perdagangan,” ujar Airlangga.

Sebelumnya, Airlangga melalui laman instagram resminya menyatakan bahwa pemerintah akan menggelar Harbolnas Ramadhan yang akan diselenggarakan selama lima hari, yakni mulai dari H-10 sampai dengan H-6 hari Raya Idul Fitri atau pada 3-7 Mei 2021.

Pemerintah akan menyiapkan anggaran sebesar Rp 500 miliar dalam bentuk subsidi ongkos kirim dan produk yang diutamakan adalah produk produk dalam negeri.

Pemerintah juga akan bekerjasama dengan asosiasi platform digital pelaku UMKM produsen lokal dan para pelaku logistik untuk mengakselerasi pemulihan ekonomi.

Baca juga: Jembatan Batam Bintan Kelar Sebelum 2024, Nantinya Bakal Berbayar

“Dengan demikian kita berharap di bulan Ramadhan ini terjadi peningkatan konsumsi dan membantu pemulihan ekonomi masyarakat khususnya pelaku UMKM dan produsen lokal,” ungkap Airlangga.

Ketua Umum Indonesian E-Commerce Association (idEA), Bima Laga, menyambut baik program pemerintah yang ingin menyubsidi ongkos kirim dalam Hari Belanja Online Nasional atau Harbolnas jelang Lebaran.

"Ini bentuk dukungan nyata pemerintah dalam mendorong perekonomian masyarakat. Terlebih jelang Lebaran di mana kebutuhan konsumsi masyarakat memang sedang tinggi-tingginya," ungkap Bima.

Bima menyakini kebijakan tersebut akan memberi dampak positif bagi industri digital, meski efek secara jangka pendek belum bisa diproyeksikan, mengingat hal tersebut tergantung dari mekanisme pelaksanaan di lapangan.

Baca juga: Daftar 11 Orang Kaya Pemilik Bank Swasta Besar di Indonesia

Selain subsidi untuk belanja daring, pemerintah juga menyiapkan beberapa stimulus lain seperti memastikan pihak swasta membayar Tunjangan Hari Raya kepada karyawan.

Lalu penyaluran bantuan sosial berupa beras 10 kilogram, percepatan realisasi manfaat perlindungan sosial, dan penjaminan kredit usaha bagi sektor hotel, restoran dan kafe.

Tujuan pemberian subsidi ongkir semata demi daya ungkit konsumsi masyarakat yang menurun selama masa pandemi Covid-19.

Selama bulan Ramadhan, pemerintah juga bakal mensubsidi beras yang disalurkan melalui Badan Urusan Logistik (Bulog).

Dengan mekanisme tersebut, Bulog akan mendapat dana sekitar Rp 2 triliun yang bisa digunakan untuk membeli gabah rakyat hingga Rp 440 juta.

Baca juga: Jadi Orang Terkaya RI, Apa Saja Bisnis Hartono Bersaudara?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Antara
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Rupiah Melemah Tembus Rp 16.200 Per Dollar AS, Apa Dampaknya buat Kita?

Rupiah Melemah Tembus Rp 16.200 Per Dollar AS, Apa Dampaknya buat Kita?

Whats New
Dollar AS Tembus Rp 16.200, Kemenkeu Antisipasi Bengkaknya Bunga Utang

Dollar AS Tembus Rp 16.200, Kemenkeu Antisipasi Bengkaknya Bunga Utang

Whats New
Bawaslu Buka 18.557 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Prioritas Kebutuhannya

Bawaslu Buka 18.557 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Prioritas Kebutuhannya

Whats New
Ingin Produksi Padi Meningkat, Kementan Kerahkan 3.700 Unit Pompa Air di Jatim

Ingin Produksi Padi Meningkat, Kementan Kerahkan 3.700 Unit Pompa Air di Jatim

Whats New
Kemenhub Buka 18.017 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Kemenhub Buka 18.017 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Whats New
Melalui Pompanisasi, Mentan Amran Targetkan Petani di Lamongan Tanam Padi 3 Kali Setahun

Melalui Pompanisasi, Mentan Amran Targetkan Petani di Lamongan Tanam Padi 3 Kali Setahun

Whats New
Konflik Iran-Israel Bisa Picu Lonjakan Inflasi di Indonesia

Konflik Iran-Israel Bisa Picu Lonjakan Inflasi di Indonesia

Whats New
Kartu Prakerja Gelombang 66 Resmi Dibuka, Berikut Persyaratannya

Kartu Prakerja Gelombang 66 Resmi Dibuka, Berikut Persyaratannya

Whats New
Kemensos Buka 40.839 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Kemensos Buka 40.839 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Whats New
Pemudik Lebaran 2024 Capai 242 Juta Orang, Angka Kecelakaan Turun

Pemudik Lebaran 2024 Capai 242 Juta Orang, Angka Kecelakaan Turun

Whats New
Pasar Sekunder adalah Apa? Ini Pengertian dan Alur Transaksinya

Pasar Sekunder adalah Apa? Ini Pengertian dan Alur Transaksinya

Work Smart
Signifikansi 'Early Adopters' dan Upaya 'Crossing the Chasm' Koperasi Multi Pihak

Signifikansi "Early Adopters" dan Upaya "Crossing the Chasm" Koperasi Multi Pihak

Whats New
Rupiah Tertekan Dekati Rp 16.300 Per Dollar AS, BI Terus Intervensi Pasar

Rupiah Tertekan Dekati Rp 16.300 Per Dollar AS, BI Terus Intervensi Pasar

Whats New
Cara Gadai BPKB Motor di Pegadaian, Syarat, Bunga, dan Angsuran

Cara Gadai BPKB Motor di Pegadaian, Syarat, Bunga, dan Angsuran

Earn Smart
Harga Minyak Dunia Melonjak 3 Persen, Imbas Serangan Balasan Israel ke Iran

Harga Minyak Dunia Melonjak 3 Persen, Imbas Serangan Balasan Israel ke Iran

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com