Selama tugasnya tersebut, Kompasianer Celestine Patterson didampingi cluster regional manager untuk mengelilingi kota-kota yang dituju.
"Saya senang dengan tugas itu, toh selama ini bekerja sambil melancong telah menjadi gaya hidupku," tulisnya.
Namun, satu waktu di tengah pertemuan dengan tim marketing hotel di kota Palembang, Kompasianer Celestine Patterson merasakan kram di bagian perut.
Saat diperiksa, ternyata penanganan yang Rumah Sakit tersebut sarankan adalah dengan melakukan operasi sesegera mungkin.
"Dari ultrasonography (USG) terlihat jarak antara perut dan miom hanya beberapa inci saja. Itulah sebabnya ia mendesak agar segera operasi," lanjutnya. (Baca selengkapnya)
3. Kisahku: Gadis Desa Putus Sekolah, Dinikahkan Dini, tapi Bisa Sukses
"Sebelum mengenal dan patah hati karena cinta (asmara), gadis itu telah patah hati lebih awal akan impian pendidikannya yang sirna," tulis Kompasianer Alfira Azzahra.
Perjalanan hidup Kompasianer Alfira Azzahra tidaklah segampang perempuan pada umumnya: sebagai perempuan desa, ia juga sudah menikah pada usia belasan usia, dan riwayat pendidikan yang pas-pasan.
"Saya gagal dalam pendidikan atau sampai pendidikan standar di masa lalu, saya juga gagal dalam asmara di masa lalu faktor desakan pernikahan dini yang tidak mudah untuk ditolak," tulis Kompasianer Alfira Azzahra, mengisahkan masa lalunya.
Tetapi hal-hal tersebut yang telah terjadi tidak membuatnya patah arang untuk menjemput kebahagiaan, yaitu menjadi pribadi manusia/perempuan yang merdeka. (Baca selengkapnya)
4. Pesan Serius KRI Nanggala-402 agar Tidak Jadi Korban seperti Kasel Lain
Seperti pesawat terbang, kapal laut, kereta api dan transportasi darat, kapal selam pun tak luput dari kecelakaan jika terjadi faktor pemicu kecelakaan yang menyebabkan kapal selam rusak bahkan bisa tenggelam.
Mengacu pada batasan tahun 2000 hingga 2020, tulis Kompasianer Abanggeutanyo, tak kurang 23 kapal selam (submarine) militer dan non militer terlibat kecelakaan akibat berbagai sebab.
Total kerugian akibat tenggelamnya kapal-kapal tersebut sangat besar mengingat sebuah Kasel musti dibuat dengan kualitas khusus dan berteknologi tinggi.
"Namun jika melihat pada beberapa penyebab kecelakaan yang membuat kapal selam itu tenggelam dalam peristiwa terakhir ada beberapa kesamaan," tulis Kompasianer Abanggeutanyo. (Baca selengkapnya)