Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

1 Tahun Pandemi, Penempatan Dana di Bank Tetap Tumbuh

Kompas.com - 26/04/2021, 06:06 WIB
Erlangga Djumena

Editor

Sumber

JAKARTA, KOMPAS.com - Pandemi yang berlarut tak membuat masyarakat menarik dana simpanan di perbankan. Bahkan setelah satu tahun Covid-19 mewabah Indonesia, penempatan dana di perbankan tetap tumbuh.

Padahal, masyarakat juga semakin gemar menempatkan dananya di pasar modal baik di instrumen surat utang maupun saham. Hal ini tak membuat dana pihak ketiga (DPK) di perbankan susut.

Data Bank Indonesia mencatat, total DPK perbankan tumbuh 9,36 persen secara year on year (yoy) menjadi Rp 6.539,1 triliun hingga Maret 2021. Bila dibandingkan secara kuartalan DPK bank masih tumbuh 1,24% QoQ dari posisi kuartal keempat 2020 sebesar Rp 6.459,1 triliun.

Bila dirinci lebih jauh, dana giro tumbuh melesat 15,82 persen yoy menjadi Rp 1.702,3 triliun hingga kuartal pertama 2021. Sedangkan secara kuartal giro industri bank juga tumbuh 7,74 persen QoQ dibandingkan akhir tahun lalu.

Baca juga: Banyak Nasabah Belum Dapat Potongan Cicilan KPR, Ini Kata BTN

Lalu tabungan juga mengalami pertumbuhan 10,15 persen yoy menjadi Rp 2.151,8 triliun pada Maret 2021. Namun dibandingkan dengan Desember 2020, jumlahnya terkoreksi 1,95 persen QoQ.

Adapun deposito tumbuh 5,05 persen yoy menjadi Rp 2.685,1 triliun hingga tiga bulan pertama 2021. Nilai itu tumbuh tipis 0,02 persen dibandingkan kuartal keempat 2020.

PT Bank Central Asia Tbk, misalnya, berhasil membukukan pertumbuhan DPK 14,6 persen yoy dari Rp 741,02 triliun di Maret 2020 menjadi Rp 849,4 triliun pada Maret 2021. Nilai itu masih tumbuh 1 persen yoy dibandingkan kuartal keempat 2020.

Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja mengatakan, DPK BCA ditopang dana murah yang berasal dari giro dan tabungan atau current account and savings account (CASA) yang naik 15,4 persen yoy mencapai Rp 655,8 triliun. Sementara itu, deposito berjangka meningkat 12,2 persen yoy menjadi Rp 193,6 triliun.

“Tingginya tingkat kepercayaan nasabah serta kuatnya franchise bisnis perbankan transaksi sebagai hasil pengembangan solusi digital secara konsisten, telah memperkokoh kontribusi CASA sebagai dana inti bank. CASA berkontribusi sebesar 77,2 persen dari total dana pihak ketiga. BCA memproses 40,5 juta transaksi per hari secara rata-rata pada triwulan I 2021, naik dari 31,5 juta dari periode yang sama tahun lalu,” tutur Jahja pada pekan lalu.

Sementara, PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN) mencatatkan DPK hingga Maret 2021 sebesar Rp 294,91 triliun. Nilai itu tumbuh 33,01 persen yoy dibandingkan Maret 2020 sebesar Rp 221,72 triliun.

Baca juga: BRI Pamit dari Aceh, Bagaimana Nasib Nasabah yang Mau Transaksi?

Direktur Distribution and Retail Funding Bank BTN Jasmin mengataka,n kenaikan DPK disumbang kenaikan penghimpunan giro sebesar 33,91 persen yoy menjadi Rp 71,47 triliun. Lalu tabungan tumbuh 4,29 persen yoy menjadi Rp 41,19 triliun dan deposito tumbuh 41,44 persen menjadi Rp 182,25 triliun.

“Tabungannya tumbuh kecil, karena di 2020 lanjut kuartal pertama 2021 kita benahi dulu dan amankan likuiditas dengan refreshing dana-dana mahal. Lalu, membenahi produk liabilities BTN,” imbuh Jasmin.

Ia bilang, BTN telah mendesain ulang tabungan dengan bunga mahal menjadi produk tabungan dengan bunga lebih rendah yang diluncurkan sejak 23 Februari lalu. Jasmin menyebutkan, hingga Maret 2021, tabungan murah itu telah menghimpun dana masyarakat senilai Rp 3,6 triliun.

“Pelan-pelan tahun ini kita harapkan capai Rp 18 triliun yang bisa menggantikan tabungan mahal. Deposito walau tumbuh tinggi, tapi deposito itu berbunga lebih murah. Jadi deposito lama sudah kita refinancing gantikan deposito dengan bunga yang lebih rendah,” ujarnya.

Penempatan dana di perbankan juga tidak terkikis oleh maraknya nasabah dalam menjejali pasar modal. Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), jumlah investor pasar modal sebanyak 3,88 juta pada akhir 2020. Jumlah investor tahun lalu meningkat 56,45 persen dibandingkan 2019 sebanyak 2,48 juta investor.

Baca juga: Nasabah Komplain soal Unit Link, Ini Respons Bos Prudential

Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) menilai, masyarakat masih tetap menempatkan dananya di perbankan. Anggota Dewan Komisioner LPS Lana Soelistianingsih bilang simpanan di perbankan tetap jadi pilihan karena digunakan untuk kenyamanan transaksi.

“LPS tidak memiliki data sebaran simpanan nasabah berdasarkan rentang umur. Saya kira masyarakat termasuk milenial banyak bertransaksi secara online. Untuk transaksi ini, mereka tetap akan lewat bank. Sedangkan instrumen pasar modal memang digunakan untuk investasi,” ujar Lana kepada Kontan.co.id.

Kendati demikian, ia yakin, masyarakat masih menggunakan deposito sebagai diversifikasi investasi. Namun dengan porsinya yang berbeda dibandingkan instrumen pasar saham. (Maizal Walfajri)

Artikel ini telah tayang di Kontan.co.id dengan judul Setahun pandemi, dana masyarakat di perbankan makin mekar

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Makanan Global Diperkirakan Turun, Konsumen Bakal Lega

Harga Makanan Global Diperkirakan Turun, Konsumen Bakal Lega

Whats New
Laba Bersih Astra Agro Lestari Turun 38,8 Persen, Soroti Dampak El Nino

Laba Bersih Astra Agro Lestari Turun 38,8 Persen, Soroti Dampak El Nino

Whats New
Naik, Pemerintah Tetapkan Harga Acuan Batu Bara hingga Emas April 2024

Naik, Pemerintah Tetapkan Harga Acuan Batu Bara hingga Emas April 2024

Whats New
Alasan Mandala Finance Tak Bagi Dividen untuk Tahun Buku 2023

Alasan Mandala Finance Tak Bagi Dividen untuk Tahun Buku 2023

Whats New
Efek Panjang Pandemi, Laba Bersih Mandala Finance Turun 35,78 Persen

Efek Panjang Pandemi, Laba Bersih Mandala Finance Turun 35,78 Persen

Whats New
Heboh soal Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta, Cek Ketentuannya

Heboh soal Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta, Cek Ketentuannya

Whats New
KB Bank Targetkan Penyelesaian Perbaikan Kualitas Aset Tahun Ini

KB Bank Targetkan Penyelesaian Perbaikan Kualitas Aset Tahun Ini

Whats New
Astra Agro Lestari Sepakati Pembagian Dividen Rp 165 Per Saham

Astra Agro Lestari Sepakati Pembagian Dividen Rp 165 Per Saham

Whats New
Ditopang Pertumbuhan Kredit, Sektor Perbankan Diprediksi Semakin Moncer

Ditopang Pertumbuhan Kredit, Sektor Perbankan Diprediksi Semakin Moncer

Whats New
Survei: 69 Persen Perusahaan Indonesia Tak Rekrut Pegawai Baru untuk Hindari PHK

Survei: 69 Persen Perusahaan Indonesia Tak Rekrut Pegawai Baru untuk Hindari PHK

Work Smart
Heboh soal Kualifikasi Lowker KAI Dianggap Sulit, Berapa Potensi Gajinya?

Heboh soal Kualifikasi Lowker KAI Dianggap Sulit, Berapa Potensi Gajinya?

Whats New
Tantangan Menuju Kesetaraan Gender di Perusahaan pada Era Kartini Masa Kini

Tantangan Menuju Kesetaraan Gender di Perusahaan pada Era Kartini Masa Kini

Work Smart
Bantuan Pesantren dan Pendidikan Islam Kemenag Sudah Dibuka, Ini Daftarnya

Bantuan Pesantren dan Pendidikan Islam Kemenag Sudah Dibuka, Ini Daftarnya

Whats New
Tanggung Utang Proyek Kereta Cepat Whoosh, KAI Minta Bantuan Pemerintah

Tanggung Utang Proyek Kereta Cepat Whoosh, KAI Minta Bantuan Pemerintah

Whats New
Tiket Kereta Go Show adalah Apa? Ini Pengertian dan Cara Belinya

Tiket Kereta Go Show adalah Apa? Ini Pengertian dan Cara Belinya

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com