Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

7 Raja Properti Paling Tajir di Indonesia

Kompas.com - 26/04/2021, 12:34 WIB
Muhammad Idris

Penulis

Sumber Forbes

JAKARTA, KOMPAS.com - Ada banyak sekali jumlah perusahaan properti di Indonesia. Namun hanya segelintir saja yang beraset triliunan. 

Nah para pemilik perusahaan-perusahaan properti beraset jumbo tersebut juga tercatat masuk dalam deretan orang terkaya di Indonesia. Sebagian merupakan perusahaan warisan keluarga, sebagian lagi merupakan perusahaan yang dirintis mulai dari nol.

Berikut ini daftar 7 raja properti paling tajir di Indonesia sebagaimana dirangkum dari Majalah Forbes, Senin (26/4/2021).

1. Keluarga Widjaya

Siapa tak kenal dengan Sinar Mas. Kenglomerasi bisnisnya merambah di berbagai sektor antara lain perkebunan kelapa sawit, kertas, perbankan, telekomunikasi, hingga properti.

Baca juga: Daftar 11 Orang Kaya Pemilik Bank Swasta Besar di Indonesia

Versi Forbes, Keluarga Widjaja adalah keluarga konglomerat terkaya di Indonesia di urutan kedua. Nilai kekayaan keluarga mendiang Eka Tjipta Widjaja ini pada tahun 2020 mencapai 11,9 miliar dollar AS atau sekitar Rp 173,32 triliun (kurs Rp 14.500).

Eka Tjipta Widjaja yang meninggal pada Januari 2019 ini meninggalkan warisan ratusan perusahaan untuk anak cucunya.

Lini bisnis properti Grup Sinar Mas digarap oleh PT Duta Pertiwi Tbk atau yang lebih dikenal dengan Sinarmas Land. Perusahaan ini merupakan pengembang kawasan Bumi Serpong Damai (BSD) di Kota Tangerang Selatan.

Selain di BSD, perusahaan ini juga mengembangkan berbagai proyek properti di daerah lain seperti Jakarta, Bogor, Surabaya, Depok, Bekasi, Batam, Balikpapan, hingga ke China.

Baca juga: Daftar Lengkap 20 Orang Terkaya di Indonesia 2021

2. Mochtar Riady

Nama Mochtar Riady dikenal sebagai pendiri dari Grup Lippo, salah satu kelompok usaha terbesar di Indonesia. Properti sendiri merupakan salah satu bisnis utamanya.

Dua perusahaan besar di bidang properti yang berada di bawah Grup Lippo adalah PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR) dan PT Lippo Cikarang Tbk (LPCK). Sesuai namanya, kedua perusahaan tersebut berawal dari pengembangan kawasan di Cikarang dan Karawaci.

Proyek properti paling besar yang saat ini digarap Grup Lippo adalah Kota Baru Meikarta yang berada di Bekasi. Proyek ini digarap oleh anak perusahaan LKPR, yakni PT Mahkota Sentosa Utama (MSU).

Menurut Forbes, jumlah kekayaan Mochtar Riady pada tahun lalu yakni sebesar 1,38 miliar dollar AS dan berada di urutan ke-21 orang terkaya di Indonesia.

Baca juga: Ini 7 Orang Terkaya Indonesia dari Bisnis Kayu

3. Keluarga Ciputra

Siapa tak kenal dengan Ciputra atau Tjie Tjin Hoan. Pria asal Parigi ini memulai bisnis propertinya benar-benar dari nol. Ia merantau ke Jawa untuk berkuliah di Jurusan Arsitek ITB, Bandung.

Usai mendapatkan gelar insinyur, ia memulai peruntungannya di bisnis properti dengan menggarap Pusat Perbelanjaan Senen di Jakarta Pusat. Tahun 1961, ia berusaha meyakinkan Gubernur DKI Jakarta saat itu, Soemarno, agar Pasar Senen yang saat itu sangat dikumuh dipermak menjadi pusat perbelanjaan modern.

Beberapa perusahaan properti besutan Ciputra antara lain PT Pembangunan Jaya Tbk, Metropolitan Group, dan Ciputra Group. Proyek-proyek Ciputra sendiri tersebar di banyak kota-kota besar di Indonesia.

Ciputra meninggal di Singapura pada 27 November 2019. Estafet bisnis properti Ciputra kini diwariskan kepada anak-anaknya. Forbes mencatat, kekayaan Keluarga Ciputra pada tahun 2020 lalu mencapai 1,28 miliar dollar AS.

Baca juga: Deretan Orang Terkaya RI Pemilik Bisnis Kertas

4. Alexander Tedja

Nama Alexander Tedja bisa jadi cukup asing bagi masyarakat di Tanah Air. Namun jika menyebut kerajaan bisnisnya, Pakuwon Group, orang akan cukup mengenalnya.

Alexander Tedja memulai bisnis properti pada tahun 1982 dengan nama PT Pakuwon Jati yang kini bernama Pakuwon Group. Selain raja properti, namanya juga dikenal sebagai raja mal.

Grup Pakuwon adalah pemilik dari Mal Pakuwon, pusat perbelanjaan terbesar di Indonesia saat ini dengan luas lantai 180.000 meter persegi.

Selain itu, Pakuwon adalah pemilik mal terbesar kedua di Indonesia, yakni Tunjangan Plaza, yang juga berada di Kota Surabaya.

Baca juga: Ini Dua Konglomerat Juragan Minyak Terkaya dari Indonesia

Dicatat Forbes, Alexander Tedja memiliki kekayaan bersih sebesar 1,19 miliar dollar AS atau berada di urutan ke-27 orang terkaya di Indonesia pada tahun 2020.

5. Murdaya Poo

Pemilik nama lengkap Murdaya Widyawimarta Poo atau biasa dipanggil Murdaya Poo adalah pemilik PT Metropolitan Kentjana. Proyeknya banyak terpusat di kawasan Kemayoran, Jakarta Pusat.

Salah satu bisnis properti yang dikelolanya adalah lewat PT Jakarta International Expo (JIExpo). Perusahaan ini dikenal sebagai penyelenggara dari Pekan Raya Jakarta atau PRJ.

Selain sebagai pengusaha properti, namanya juga masuk sebagai politikus dan pernah menjadi Anggota DPR dari Partai PDIP.

Baca juga: Deretan 5 Orang Terkaya Indonesia Berkat Batu Bara

Pada tahun lalu, ia menempati posisi ke-29 orang terkaya di Indonesia dengan jumlah kekayaan sebesar 1,14 miliar dollar AS.

6. Osbert Lyman

Osbert Lyman merupakan pemilik Lyman Group. Nama perusahaan ini memang tak sementereng Lippo Group, Ciputra Group, atau Agung Sedayu Group.

Namun, portofolio yang mereka kembangkan justru menjadi pilihan kalangan tertentu, terutama jajaran kawasan paling elit di Indonesia.

Nama Lyman Group mencuat saat merilis Casa Domaine di kawasan pengembangan Kota BNI, Jakarta Pusat. Proyek ini merupakan apartemen kembar mewah yang mencakup 323 unit dengan nilai proyek lebih dari Rp 2 triliun.

Baca juga: 2 Politikus Masuk Daftar 50 Orang Terkaya Indonesia, Siapa Saja?

Lyman Group juga mengembangkan Kompleks Kota BNI yang terdiri atas Shangri-La Hotel, Shangri-La Residence, Menara BNI, serta Casa Domain.

Forbes menempatkan raja properti Osbert Lyman di urutan ke-36 orang terkaya di Indonesia dengan jumlah kekayaan sebesar 750 juta dollar AS.

7. Tahir

Dato Sri Tahir adalah pemilik dari Grup Mayapada. Bisnis properti utamanya yakni pengembangan kawasan perkantoran di Jalan Sudirman, Jakarta Pusat.

Perusahaan ini memiliki 3 tower sekaligus di pusat bisnis tersebut antara lain Mayapada Tower 1, Mayapada Tower 2, dan Sena Topas Tower. Mayapada juga memiliki 2 gedung perkantoran di pusat bisnis Singapura.

Baca juga: Sosok 2 Konglomerat Terkaya Indonesia dari Jualan Rokok

Selain properti, ia juga merambah bisnis kesehatan dengan mendirikan RS Mayapada. Jaringan rumah sakit mewah ini tersebar di kawasan Jabodetabek.

Konglomerasi bisnis Mayapada tak membangun rumah sakit dari awal. Awalnya Mayapada mengakuisisi kepemilikan Honoris Hospital, sebuah rumah sakit yang berlokasi di Modern Land, Tangerang, lewat Mayapada Healtcare pada tahun 2008.

Dengan menggandeng National Healthcare Group (NHG) Singapore, pelayanan dan fasilitas kesehatan rumah sakit ini hampir menyamai sejumlah rumah sakit di Singapura. Itu sebabnya, pasien RS Mayapada banyak berasal dari kalangan menengah atas.

Tahun lalu, Forbes menempatkan Tahir di rangking ke-10 orang terkaya di Indonesia dengan nilai kekayaan sebesar 3,3 miliar dollar AS.

Baca juga: Profil 2 Wanita Terkaya Indonesia, Kartini Muljadi dan Arini Subianto

Selain 7 nama tersebut, masih ada beberapa raja properti Indonesia dengan proyek-proyek besarnya. Namun namanya tak masuk dalam daftar orang terkaya Indonesia versi Majalah Forbes.

Pengusaha properti tersebut antara lain Tomy Winata (Grup Artha Graha), Sugianto Kusuma (Agung Sedayu), Trihatma Kusuma Haliman (Agung Podomoro), Soetjipto Nagaria (Summarecon).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Forbes
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com