JAKARTA, KOMPAS.com - PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI membukukan laba bersih sebesar Rp 2,39 triliun pada kuartal I-2021.
Realisasi tersebut merosot sekitar 43,7 persen secara tahunan dari Rp 4,25 triliun.
Capaian laba BNI pada kuartal I-2021 dibarengi dengan kecukupan pencadangan atau coverage ratio pada level 200,5 persen, lebih tinggi dari posisi akhir tahun 2020 yang sebesar 182,4 persen.
Baca juga: Gandeng BNI, Garuda Indonesia Gelar Promo hingga Diskon Tiket 86 Persen di GOTF
Sementara perolehan laba bersih sebelum pencadangan atau Pre-Provisioning Operating Profit (PPOP) BNI sebesar Rp 7,84 triliun.
Direktur Keuangan BNI Novita Widya Anggraini mengatakan, capaian PPOP itu meningkat 5,9 persen dibandingkan kuartal I-2020, yaitu sebesar Rp 7,4 triliun.
"Hal ini mengindikasikan bahwa kemampuan perseroan untuk menghasilkan laba sebelum pencadangan terus meningkat dan bahkan telah diatas kondisi sebelum pandemi meluas di Indonesia di Kuartal 1 tahun 2020," tutur Novita dalam konferensi pers, Senin (26/4/2021).
Bank dengan kode emiten BBNI itu juga mencatatkan pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) sebesar 8,1 persen secara tahunan pada periode Januari hingga Maret 2021, menjadi Rp 639 triliun.
Direktur Utama BNI Royke Tumilaar mengatakan, pertumbuhan tersebut dikontribusikan oleh peningkatan giro dan tabungan yang masing-masing tumbuh 13,1 persen dan 12,9 persen.
Baca juga: Bank BNI Buka Lowongan untuk 4 Posisi Ini, Cek Syaratnya
"Hal ini mempertegas posisi BNI sebagai salah satu franchise DPK yang kuat di industri," ujar dia.
Di tengah tren penurunan suku bunga, Royke menambah, BNI berupaya untuk memastikan pertumbuhan DPK yang sehat dalam rangka menjaga marjin bunga bersih atau Net Interest Margin (NIM).
Pada kuartal pertama 2021, Perseroan membukukan NIM sebesar 4,9 persen.
Selain itu, BNI juga membukukan pertumbuhan kredit sebesar 2,2 persen dibanding periode kuartal I-2020.
"Jauh lebih baik dibandingkan rata-rata industri dimana hingga kuartal 1 tahun 2021, total kredit yang disalurkan mencapai Rp 559,33 triliun," ucap Royke.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.