Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Realisasi Lifting Migas Kuartal I-2021 di Bawah Target APBN

Kompas.com - 26/04/2021, 20:09 WIB
Yohana Artha Uly,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) mencatat realisasi lifting minyak dan gas (migas) bumi sepanjang kuartal I-2021 masih di bawah target.

Realisasi lifting migas sepanjang Januari-Maret 2021 sebanyak 1,66 juta barel setara minyak per hari (mboepd) atau hanya mencapai 97,3 persen dari target APBN tahun ini yang sebesar 1,71 mboepd.

Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto menjelaskan, realisasi lifting minyak bumi sebesar 676.200 minyak per hari (bopd), masih di bawah target APBN yang sebesar 705.000 bopd.

Baca juga: Proses Perizinan dan Pengadaan Lahan Habiskan 50 Persen Total Waktu Pengembangan Hulu Migas

Sedangkan lifting gas bumi tercatat sebesar 5,539 juta standar kubik per hari (mmscfd), berada di bawah target APBN yang ditetapkan sebesar 5,638 mmscfd.

"Lifting minyak yang tercapai 96 persen dari target dan lifting gas mencapai 98,2 persen dari target," ujar Dwi dalam konferensi pers virtual, Senin (26/4/2021).

Dwi mengatakan, rendahnya realisasi lifting minyak dikarenakan posisi realisasi di akhir Desember 2020 yang memang sudah rendah akibat pandemi dan investasi hulu migas yang juga turun.

"Karena investasinya turun sangat besar membuat pengeboran sangat kurang sehingga di akhir tahun decline-nya (penurunan produksi) rendah banget. Entry point kita masuk di 2021 ini posisi sudah 699 barel per hari," jelas dia.

Penyebab lainnya yakni banyak kegiatan pengeboran yang mundur karena pada kuartal I-2021 masih proses pengadaan dan persiapan.

Baca juga: Kinerja Produksi Migas Kuartal I-2021 Masih di Bawah Target

Hal ini membuat jadwal pengeboran terpaksa bergeser ke kuartal II dan kuartal III tahun ini.

Dwi mengakui, banyak perusahaan hulu migas, terutama PT Pertamina (Persero) yang pada tiga bulan pertama 2021, masih banyak belum menyelesaikan keputusan investasinya (final investment decision/FID) sehingga pengeboran pun terhambat.

Sementara rendahnya capaian lifting gas disebabkan kinerja produksi beberapa lapangan tidak sesuai prognosis,seperti kinerja gas non-asso di PHE OSES.

Lalu, mundurnya kontribusi bor beberapa sumur, seperti di PHKT dan Minarak Brantas.

Serta adanya kejadian unplanned shutdown di awal tahun, seperti pada Train-1 dan Train-2 BP Berau, Pearl Oil Sebuku, CPGL, PetroChina Jabung. 

Baca juga: SKK Migas Sebut Ada 100 Anjungan Migas Lepas Pantai yang Sudah Tak Beroperasi

"Tapi memang capaian gas ini lebih baik sebesar 98 persen, dan bisa lebih baik lagi kalau serapannya optimal," kata Dwi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com