Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[TREN EDUKASI KOMPASIANA] Tantangan Pembelajaran Tatap Muka | Pemahaman Baru yang Mesti Diajarkan di Sekolah | Mengajak Anak Mencintai Bumi

Kompas.com - 27/04/2021, 15:50 WIB
Harry Rhamdhani

Penulis

KOMPASIANA---Sudah lebih satu tahun sekolah tidak lagi melaksanakan pembelajaran tatap muka secara langsung.

Meski sudah mulai beradaptasi, tampaknya pebelajaran daring belum berjalan seefektif mungkin.

Meski pembelajaran tatapmuka maksimal hanya 50 persen dari jumlah siswa, tetapi akan tetap ada opsi pembelajaran jarak jauh (PJJ) untuk menerapkan protokol kesehatan.

Pun kalau sekolah kembali membuka pembelajaran tatap muka, ada orangtua siswa yang masih belum mengizinkan anaknya berangkat ke sekolah.

1. Kelancaran Pembelajaran Tatap Muka Terbatas di Tangan Satgas Covid!

Kompasianer Yuli Anita menceritakan bagaimana pelaksanaan pembelajaran tatap muka terbatas di Malang sejak Senin tanggal 19 April 2021.

Dalam pelaksanaan pembelajaran tatap muka terbatas tersebut, tulisnya, banyak hal yang harus diperhatikan: siswa yang masuk adalah 50%, jaga jarak minimal 1,5 meter, dan selalu melaksanakan protokol kesehatan.

"Intinya kita tidak bisa melakukan pembelajaran seperti kebiasaan di era sebelum pandemi. Banyak kebiasaan baru harus dilaksanakan," tulis Kompasianer Yuli Anita.

Meski dua hari sebelum pelaksanaan pembelajaran tatap muka SOP sudah dibagiakan via grup siswa dan orang tua, setiap hari pihak sekolah mengingatkan siswa lewat grup whatsapp supaya jangan sampai lupa membawa masker dan faceshield saat ke sekolah. (Baca selegkapnya)

2. Hal-hal Penting yang Seharusnya Diajarkan di Sekolah

Sebagai pelajar, Kompasianer Andi Firmansyah paham betul jika budaya konsumtif menjadi masalah serius semenjak berkembangnya teknologi.

Selama ini, menurut pengalamannya, selalu diajarkan cara bagaiamana uang untuk dicari, didapatkan, dan dihabiskan.

Padahal keinginan dari Kompasianer Andi Firmansyah ini mengapa tidak diajarkan mengapa ada orang yang bisa berpenghasilan berbeda antara satu dengan yang lain, misalnya.

Atau, lebih jauh, mengapa siswa tidak diajarkan sedari awal bagaimana cara berinvestasi dengan baik?

"Berdasarkan pengalaman saya sendiri yang sudah 2 kali ikut olimpiade ekonomi (dan memenangkannya), buku-buku rujukan hanya mengajarkan definisi dari investasi dan bukannya cara berinvestasi," tulisnya. (Baca selengkapnya)

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com