KOMPASIANA---Sudah lebih satu tahun sekolah tidak lagi melaksanakan pembelajaran tatap muka secara langsung.
Meski sudah mulai beradaptasi, tampaknya pebelajaran daring belum berjalan seefektif mungkin.
Meski pembelajaran tatapmuka maksimal hanya 50 persen dari jumlah siswa, tetapi akan tetap ada opsi pembelajaran jarak jauh (PJJ) untuk menerapkan protokol kesehatan.
Pun kalau sekolah kembali membuka pembelajaran tatap muka, ada orangtua siswa yang masih belum mengizinkan anaknya berangkat ke sekolah.
1. Kelancaran Pembelajaran Tatap Muka Terbatas di Tangan Satgas Covid!
Kompasianer Yuli Anita menceritakan bagaimana pelaksanaan pembelajaran tatap muka terbatas di Malang sejak Senin tanggal 19 April 2021.
Dalam pelaksanaan pembelajaran tatap muka terbatas tersebut, tulisnya, banyak hal yang harus diperhatikan: siswa yang masuk adalah 50%, jaga jarak minimal 1,5 meter, dan selalu melaksanakan protokol kesehatan.
"Intinya kita tidak bisa melakukan pembelajaran seperti kebiasaan di era sebelum pandemi. Banyak kebiasaan baru harus dilaksanakan," tulis Kompasianer Yuli Anita.
Meski dua hari sebelum pelaksanaan pembelajaran tatap muka SOP sudah dibagiakan via grup siswa dan orang tua, setiap hari pihak sekolah mengingatkan siswa lewat grup whatsapp supaya jangan sampai lupa membawa masker dan faceshield saat ke sekolah. (Baca selegkapnya)
2. Hal-hal Penting yang Seharusnya Diajarkan di Sekolah
Sebagai pelajar, Kompasianer Andi Firmansyah paham betul jika budaya konsumtif menjadi masalah serius semenjak berkembangnya teknologi.
Selama ini, menurut pengalamannya, selalu diajarkan cara bagaiamana uang untuk dicari, didapatkan, dan dihabiskan.
Padahal keinginan dari Kompasianer Andi Firmansyah ini mengapa tidak diajarkan mengapa ada orang yang bisa berpenghasilan berbeda antara satu dengan yang lain, misalnya.
Atau, lebih jauh, mengapa siswa tidak diajarkan sedari awal bagaimana cara berinvestasi dengan baik?
"Berdasarkan pengalaman saya sendiri yang sudah 2 kali ikut olimpiade ekonomi (dan memenangkannya), buku-buku rujukan hanya mengajarkan definisi dari investasi dan bukannya cara berinvestasi," tulisnya. (Baca selengkapnya)
3. Cara Sederhana Mengajak Anak Mencintai Bumi
Permasalahan bumi memang bukan hanya soal pemanasan global. Pemanfaatan sumber daya alam secara berlebihan dan tidak bertanggung jawab pun juga menjadi isu tersendiri.
Kompasianer Irmina Gultom mengajar kita agar mulai lebih peduli lagi terhadap bumi yang kita tinggali.
Apalagi bisa memberikan contoh kepada generasi-generasi muda dan lebih melibatkan mereka supaya lebih mengenal kondisi bumi.
Bisa lebih peduli dengan sampah, misalnya. Karena, sampah seringkali jadi biang timbulnya banjir. Jangan lelah memberitahu anak-anak supaya membuang sampah (misal bungkus permen) pada tempatnya.
"Jika tidak ada tempat sampah di sekitar, ajarkan untuk menyimpan sampahnya sementara dan baru dibuang setelah tersedia tempat sampah," tulis Kompasianer Irmina Gultom. (Baca selengkapnya)
***
Tertarik dengan konten tentang dunia pendidikan? Silakan kunjungi laman subkategori Kompasiana: Edukasi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.