Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kasus Rapid Test Antigen Bekas, Ini Kata Stafsus Erick Thohir

Kompas.com - 28/04/2021, 21:03 WIB
Akhdi Martin Pratama,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga menyayangkan terjadinya kasus penggunaan alat Rapid Antigen bekas di Bandara Kualanamu, Sumatera Utara oleh oknum petugas dari Kimia Farma.

"Kami menyesalkan banget yah kejadian yang dilakukan oknum pegawai dari anak perusahaan Kimia Farma untuk masalah Antigen ini di Kualanamu," ujar Arya kepada Kompas.com, Rabu (28/4/2021).

Juru bicara Erick Thohir itu mengaku telah memerintahkan Kimia Farma untuk memperbaiki standar operasional prosedur (SOP) terkait penggunaan alat rapid Antigen di fasilitas-fasilitas kesehatannya.

Baca juga: Kimia Farma Buka Suara soal Penangkapan Petugas Gunakan Alat Rapid Test Bekas

Khususnya, terkait pengolahan limbah medisnya. Hal ini perlu dilakukan agar kejadian seperti di Bandara Kualanamu tak terulang lagi ke depannya.

"Khususnya untuk urusan limbah medis, bahwa pemusnahan limbah medis jadi prioritas bagi kawan-kawan yang melakukan hal yang seperti ini, supaya tidak ada lagi yang namanya daur ulang terhadap alat medis," kata Arya.

Selain itu, lanjut Arya, Kementerian BUMN juga telah meminta Kimia Farma untuk melakukan pengetatan pengawasan kepada para pegawainya.

"Misalnya melakukan pengawasan di lokasi tertentu yang memang diawasi secara CCTV juga. Jadi ada beberapa hal teknis yang memang mereka harus kerjakan untuk pengawasan tersebut," ungkapnya.

Baca juga: Kimia Farma Target Turunkan Impor Bahan Baku Obat

Sebelumnya diberitakan, Personel Subdit IV Tindak Pidana Tertentu (Tipidter) Direktorat Kriminal Khusus (Ditreskrimsus) Kepolisian Daerah Sumatera Utara (Polda Sumut) menggerebek lokasi terjadinya dugaan pelanggaran UU tentang Kesehatan di Bandara Internasional Kualanamu pada Selasa (27/4/2021) sore.

"Lokasinya di Bandara Kualanamu terkait dengan dugaan daur ulang alat kesehatan yang digunakan untuk rapid test antigen," ujarnya.

Dari penggrebekan itu, ada enam petugas medis yang diperiksa dan beberapa pasien (peserta rapid test antigen) yang diminta keterangannya.

Petugas medis itu, lanjut dia, sampai saat ini masih berada di Mapolda Sumut untuk menjalani pemeriksaan.

Baca juga: Kimia Farma Anggarkan Belanja Modal Rp 500 Miliar, Salah Satunya untuk Layanan Digital

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com