Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[TREN EKONOMI KOMPASIANA] Tanaman Porang Makin Diminati | Fenomena Euforia Bitcoin Cs | Dilema Pemilik Indekos

Kompas.com - 29/04/2021, 12:00 WIB
Harry Rhamdhani

Penulis

KOMPASIANA---Kini tanaman porang makin jadi komuditas bagi petani Indonesia. Pasalnya harga jual relatif tinggi dibandingkan tanaman umbi-umbi lainnya.

Bahkan setiap kali panen ternyata keuntungan yang didapat dalam menanam porang bisa sampai ratusan juta.

Namun, ada juga yang ingin memulai menanam porang: meski mudah, tapi modal awal untuk membeli bibir porang kini cukup mahal.

Tantangan ke depannya, tanaman porang ini mesti dijaga bagaimana proses budidaya porang agar tidak membuat harganya mahal, tapi akan menurun ke depannya.

1. Porang, Tanaman Jutawan, dan Pertanaman Polikultur Manggarai

Saat ini, tulis Kompasianer Guido, hampir semua petani di Manggarai Barat, Flores berlomba-lomba menanam porang. Hal tersebut didorong oleh semangat survival akan harga umbi porang yang amat menggiurkan.

Sebagai contoh, misalnya seperti ada pada di Desa Pacar, Kecamatan Pacar sudah beberapa tahun terakhir ini para petani mulai fokus membudidayakan porang.

"Umbi porang miliknya itu akan diolah (baca: diiris-iris dan dikeringkan/dijemur) terlebih dulu, sebelum dijual kepada pembeli yang konon datang dari Pulau Jawa," tulis Kompasianer Guido, setelah berbincang dengan petani di sana.

Fakta lain juga menyuguhkan bahwa, pengembangan usaha pertanian porang di Manggarai terkendala alat/mesin pengolahan.

Imbasnya, lanjut Kompasianer Guido, petani masih menjual produk pertaniannya dalam bentuk mentah. (Baca selengkapnya)

2. Kasus EDCCash, "Noktah Hitam" di Tengah Euforia Bitcoin Cs

Selain pandemi Covid-19, masyarakat Indonesia juga sedang mengalami "demam kripto" dengan intensitas yang tinggi.

Disebut demikian, tulis Kompasianer Adica Wirawan, karena jumlah investor yang gemar bertransaksi kripto, seperti Bitcoin, Dogecoin, dan Binance terus menunjukkan pertumbuhan yang pesat.

Maka tidak perlu heran ketika harga Bitcoin melesat, kemudian pasar kripto menjadi begitu "bergairah".

"Meski begitu, euforia masyarakat Indonesia yang sukar dibendung terhadap perdagangan kripto membuka celah bagi praktik investasi bodong," tulis Kompasianer Adica Wirawan. (Baca selengkapnya)

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com