Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Round Up Pasar Global: Emas Turun Lagi hingga Minyak Naik ke Level Tertinggi 6 Minggu

Kompas.com - 30/04/2021, 10:40 WIB
Erlangga Djumena

Editor

Sumber Antara

Minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Juni bertambah 1,29 dollar AS atau 1,9 persen, ditutup pada 68,56 dollar AS per barrel.

Adapuan minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS menguat 1,15 dollar AS atau 1,8 persen, menjadi 65,01 dollar AS per barrel.

Hal itu menempatkan kedua harga acuan minyak naik untuk hari ketiga berturut-turut ke penutupan tertinggi sejak 15 Maret.

"Musim panas adalah sinonim untuk musim mengemudi dan pengemudi di Amerika Serikat, China, dan Inggris akan mulai mengonsumsi lebih banyak bahan bakar, sebuah perkembangan yang diyakini pasar akan menutupi penurunan akibat COVID-19 di India," kata Bjornar Tonhaugen, kepala pasar minyak di Rystad Energy.

Dia menyebutkan, harga minyak mendapat dukungan tambahan dari dollar AS yang lemah, yang membuat "minyak lebih murah untuk dibeli secara internasional."

Greenback melayang di dekat posisi terendah sembilan minggu, di bawah tekanan prospek dovish dari Federal Reserve AS dan rencana pengeluaran yang berani dari Presiden AS Joe Biden.

Sementara itu, berita positif dari Eropa termasuk pengumuman dari Moderna Inc bahwa mereka akan menggandakan kapasitas vaksin untuk tahun depan dan Jerman dalam mengelola rekor harian hampir 1,1 juta dosis vaksin COVID pada Rabu (28/4/2021).

Baca juga: Terbesar di Indonesia, Blok Cepu Sumbang 30 Persen Produksi Minyak Nasional

"Prospek permintaan minyak mentah mendapat dorongan besar dari Eropa dan itu akan mengatasi beberapa risiko di India dan banyak pasar negara berkembang," kata Edward Moya, analis pasar senior di OANDA di New York.

Analis di Citibank mengatakan kampanye vaksinasi di Amerika Utara dan Eropa akan memungkinkan permintaan minyak mencapai rekor tertinggi 101,5 juta barel per hari selama bulan-bulan musim panas di belahan bumi utara, tetapi memperingatkan meningkatnya kasus COVID-19 di Brazil dan India dapat memukul permintaan lokal jika penguncian yang lebih ketat diberlakukan kembali.

"Wabah di India menahan reli minyak," kata Howie Lee, seorang ekonom di bank OCBC Singapura.

Total kasus COVID-19 India melewati 18 juta pada Kamis (29/4/2021).

Di Eropa, perusahaan energi besar, termasuk BP, Total dan Equinor, mendapat keuntungan dari harga minyak yang lebih tinggi untuk melaporkan kenaikan besar dalam laba kuartal pertamanya.

Pertumbuhan ekonomi AS mengalami percepatan pada kuartal pertama, didorong oleh bantuan pemerintah besar-besaran untuk rumah tangga dan bisnis, memetakan arah untuk apa yang diperkirakan menjadi kinerja terkuat tahun ini dalam hampir empat dekade.

Baca juga: Kasus Covid-19 di India Tekan Harga Minyak Dunia

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com