Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Round Up Pasar Global: Emas Turun Lagi hingga Minyak Naik ke Level Tertinggi 6 Minggu

Kompas.com - 30/04/2021, 10:40 WIB
Erlangga Djumena

Editor

Sumber Antara

NEW YORK, KOMPAS.com - Harga emas berjangka jatuh lagi pada akhir perdagangan Kamis (30/4/2021) waktu setempat (Jumat pagi WIB), tertekan kenaikan imbal hasil obligasi pemerintah Amerika Serikat di tengah sejumlah data ekonomi positif.

Melemahnya harga logam mulia ini memperpanjang penurunan untuk hari ketiga berturut-turut,

Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman pada bulan Juni di Divisi Comex New York Exchange, terpangkas 5,6 dollar AS atau 0,32 persen ditutup pada 1.768,30 dollar AS per ounce.

Sehari sebelumnya, Rabu (28/4/2021), emas berjangka juga melemah 0,28 persen menjadi 1.773,90 dollar AS, setelah turun tipis 0,07 persen menjadi 1.778,80 dollar A pada Selasa (27/4)/2021).

Baca juga: Rincian Harga Emas Batangan 0,5 Gram hingga 1 Kg di Pegadaian Terbaru

"Meningkatnya imbal hasil obligasi dan meningkatnya minat terhadap aset-aset berisiko merusak aset safe-haven logam mulia," kata analis senior Kitco Metals, Jim Wyckoff.

"Kami masih berada dalam tren kenaikan harga jangka pendek di grafik harian. Namun, tren kenaikan harga tersebut sekarang berada dalam bahaya .... Jika harga tidak dapat menembus di atas 1.800 dollar AS, katakanlah dalam minggu depan atau lebih, maka harga mungkin akan bergerak menyamping menjadi lebih rendah," tambah dia.

Imbal hasil obligasi pemerintah AS 10-tahun naik ke tertinggi lebih dari dua minggu selama sesi tentang proposal Presiden AS Joe Biden sebesar triliunan dollar AS dalam pengeluaran baru dan data yang menunjukkan pertumbuhan ekonomi AS mengalami percepatan pada kuartal pertama.

Imbal hasil yang lebih tinggi meningkatkan peluang kerugian memegang emas yang tidak memberikan imbal hasil.

Data ekonomi yang kuat yang dirilis pada hari Kamis (29/4/2021) juga meredam emas. Departemen Perdagangan AS melaporkan bahwa produk domestik bruto (PDB) melonjak 6,4 persen pada kuartal pertama tahun ini secara tahunan, angka terbaik sejak kuartal ketiga 2003.

Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan bahwa 553.000 orang mengajukan klaim pengangguran awal pada pekan yang berakhir 24 April, turun dari 566.000 klaim pada pekan sebelumnya.

Baca juga: Investasi Emas Jangka Pendek vs Jangka Panjang, Lebih Cuan yang Mana?

Wall Street

Sementara saham-saham di Wall Street berakhir lebih tinggi pada perdagangan Kamis waktu setempat. Posisi ini berbalik dari kerugian sehari sebelumnya didorong oleh laporan keuangan perusahaan yang kuat dan data ekonomi optimistis, dengan indeks S&P 500 terangkat ke rekor penutupan tertinggi.

Indeks Dow Jones Industrial Average menguat 239,98 poin atau 0,71 persen, ditutup pada 34.060,36 poin. Indeks S&P 500 bertambah 28,29 poin atau 0,68 persen, menjadi 4.211,47 poin. Kemudian indeks Komposit Nasdaq meningkat 31,52 poin atau 0,22 persen, ke posisi di 14.082,55.

Sembilan dari 11 sektor utama S&P 500 berakhir di zona hijau, dengan sektor jasa komunikasi melonjak 2,75 persen, memimpin kenaikan. Namun, sektor perawatan kesehatan dan teknologi mengalami penurunan.

Di sisi korporat, saham Facebook melambung 7,3 persen itu ke level tertinggi sepanjang masa setelah jaringan sosial terbesar di dunia mengalahkan perkiraan pendapatan dan laba kuartalannya pada Rabu (28/4/2021). Itu merupakan kenaikan satu hari terbesar dalam lima bulan dan dengan mudah memberikan kontribusi positif terbesar untuk S&P 500 dan Nasdaq.

“Investor benar-benar mencari hasil yang sangat besar, dan juga panduan yang besar ketika mereka melihat ke depan untuk kuartal yang akan datang,” kata Greg Bassuk, kepala eksekutif AXS Investments.

"Kami yakin banyak optimisme telah dimasukkan ke dalam pasar, dan kami memperingatkan investor untuk memperkirakan volatilitas yang signifikan,"  tambah dia.

Baca juga: Berburu THR dari Dividen, Sejumlah Saham Ini Direkomendasikan Asalkan..

Dollar AS

Mata uang dollar AS berhasil bangkit dari level terendah sembilan minggu pada akhir perdagangan Kamis waktu setempat, terangkat oleh kenaikan imbal hasil obligasi pemerintah AS setelah pemerintah melaporkan pertumbuhan ekonomi yang kuat untuk kuartal pertama dan peningkatan klaim pengangguran baru di minggu terakhir.

Imbal hasil obligasi pemerintah AS 10-tahun AS naik dua basis poin menjadi 1,639 persen, didorong oleh laporan ekonomi yang positif.

Produk domestik bruto meningkat pada tingkat tahunan 6,4 persen di kuartal pertama, data menunjukkan, pertumbuhan tercepat kedua sejak kuartal ketiga 2003. Pertumbuhan kuartal pertama didukung oleh belanja konsumen, yang melonjak 10,7 persen dibandingkan dengan laju 2,3 persen di kuartal keempat.

Sebuah laporan terpisah pada Kamis (29/4/2021) menunjukkan klaim awal AS untuk tunjangan pengangguran turun 13.000 menjadi 553.000 yang disesuaikan secara musiman selama pekan yang berakhir 24 April.

“Tentu saja, bagian besar dari pergerakan dolar adalah kenaikan imbal hasil hari ini. Ada korelasi yang cukup erat antara valas dan suku bunga,” kata Erik Nelson, ahli strategi makro di Wells Fargo Securities di New York.

“Semua orang puas dengan pergerakan suku bunga yang lebih rendah dan dolar hancur pada April. Sekarang imbal hasil naik dan sedikit stabil, kita akan melihat beberapa penguatan dolar,” tambahnya.

Pertumbuhan ekonomi yang kuat biasanya meningkatkan nilai dolar: pertumbuhan yang lebih tinggi mendorong lebih banyak pengeluaran, yang pada gilirannya meningkatkan harga-harga. Ketika harga-harga naik, Federal Reserve secara historis melakukan intervensi dengan menaikkan suku bunga untuk mencegah inflasi.

Dalam perdagangan sore, indeks dollar, ukuran nilai greenback terhadap enam mata uang utama lainnya, naik 0,1 persen menjadi 90,596.

Sebelumnya, indeks mencapai level terendah sejak 26 Februari. Penurunan sebelumnya dalam dollar juga mendorong euro ke level tertinggi sembilan minggu, meskipun mata uang tunggal tersebut telah stabil menjadi sekitar 1,2116 dolar, turun 0,1 persen.

Di pasar mata uang kripto, ethereum, mata uang digital terbesar kedua dalam hal kapitalisasi pasar, mencapai rekor tertinggi lain pada Kamis (29/4/2021) di 2.800,89 dollar AS. Terakhir turun 0,7 persen pada 2.732,09 dollar AS.

Minyak dunia

Harga minyak naik ke level tertinggi baru enam minggu pada akhir perdagangan Kamis waktu setempat (Jumat pagi WIB), terangkat oleh data ekonomi AS yang kuat, dan pemulihan permintaan yang diperkirakan melebihi kekhawatiran tentang kasus COVID-19 yang lebih tinggi di Brazil dan India.

Minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Juni bertambah 1,29 dollar AS atau 1,9 persen, ditutup pada 68,56 dollar AS per barrel.

Adapuan minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS menguat 1,15 dollar AS atau 1,8 persen, menjadi 65,01 dollar AS per barrel.

Hal itu menempatkan kedua harga acuan minyak naik untuk hari ketiga berturut-turut ke penutupan tertinggi sejak 15 Maret.

"Musim panas adalah sinonim untuk musim mengemudi dan pengemudi di Amerika Serikat, China, dan Inggris akan mulai mengonsumsi lebih banyak bahan bakar, sebuah perkembangan yang diyakini pasar akan menutupi penurunan akibat COVID-19 di India," kata Bjornar Tonhaugen, kepala pasar minyak di Rystad Energy.

Dia menyebutkan, harga minyak mendapat dukungan tambahan dari dollar AS yang lemah, yang membuat "minyak lebih murah untuk dibeli secara internasional."

Greenback melayang di dekat posisi terendah sembilan minggu, di bawah tekanan prospek dovish dari Federal Reserve AS dan rencana pengeluaran yang berani dari Presiden AS Joe Biden.

Sementara itu, berita positif dari Eropa termasuk pengumuman dari Moderna Inc bahwa mereka akan menggandakan kapasitas vaksin untuk tahun depan dan Jerman dalam mengelola rekor harian hampir 1,1 juta dosis vaksin COVID pada Rabu (28/4/2021).

Baca juga: Terbesar di Indonesia, Blok Cepu Sumbang 30 Persen Produksi Minyak Nasional

"Prospek permintaan minyak mentah mendapat dorongan besar dari Eropa dan itu akan mengatasi beberapa risiko di India dan banyak pasar negara berkembang," kata Edward Moya, analis pasar senior di OANDA di New York.

Analis di Citibank mengatakan kampanye vaksinasi di Amerika Utara dan Eropa akan memungkinkan permintaan minyak mencapai rekor tertinggi 101,5 juta barel per hari selama bulan-bulan musim panas di belahan bumi utara, tetapi memperingatkan meningkatnya kasus COVID-19 di Brazil dan India dapat memukul permintaan lokal jika penguncian yang lebih ketat diberlakukan kembali.

"Wabah di India menahan reli minyak," kata Howie Lee, seorang ekonom di bank OCBC Singapura.

Total kasus COVID-19 India melewati 18 juta pada Kamis (29/4/2021).

Di Eropa, perusahaan energi besar, termasuk BP, Total dan Equinor, mendapat keuntungan dari harga minyak yang lebih tinggi untuk melaporkan kenaikan besar dalam laba kuartal pertamanya.

Pertumbuhan ekonomi AS mengalami percepatan pada kuartal pertama, didorong oleh bantuan pemerintah besar-besaran untuk rumah tangga dan bisnis, memetakan arah untuk apa yang diperkirakan menjadi kinerja terkuat tahun ini dalam hampir empat dekade.

Baca juga: Kasus Covid-19 di India Tekan Harga Minyak Dunia

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Antara
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

HMSP Tambah Kemitraan dengan Pengusaha Daerah di Karanganyar untuk Produksi SKT

HMSP Tambah Kemitraan dengan Pengusaha Daerah di Karanganyar untuk Produksi SKT

Whats New
BCA Finance Buka Lowongan Kerja untuk D3-S1 Semua Jurusan, Cek Syaratnya

BCA Finance Buka Lowongan Kerja untuk D3-S1 Semua Jurusan, Cek Syaratnya

Work Smart
Pemerintah Sebut Tarif Listrik Seharusnya Naik pada April hingga Juni 2024

Pemerintah Sebut Tarif Listrik Seharusnya Naik pada April hingga Juni 2024

Whats New
Jasa Marga: 109.445 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek Selama Libur Panjang Paskah 2024

Jasa Marga: 109.445 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek Selama Libur Panjang Paskah 2024

Whats New
Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Earn Smart
7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

Whats New
'Regulatory Sandbox' Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

"Regulatory Sandbox" Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

Whats New
IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

Whats New
Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Whats New
Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Whats New
Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Whats New
Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Whats New
Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Whats New
Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Whats New
Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

BrandzView
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com