Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Faktor Cuaca Tekan Pendapatan Adaro Energy di Kuartal I-2021

Kompas.com - 30/04/2021, 13:30 WIB
Yohana Artha Uly,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - PT Adaro Energy Tbk (ADRO) mencatatkan adanya penurunan pendapatan dan laba pada kuartal I-2021 disebabkan menurunnya penjualan batu bara yang terpengaruh kondisi cuaca.

Pendapatan perseroan tercatat sebesar 691,9 juta dollar AS di akhir Maret 2021 atau turun 8 persen dari periode sama di tahun sebelumnya yang sebesar 750,4 juta dollar AS.

Seiring dengan kinerja tersebut, Adaro membukukan laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar 71,74 juta dollar AS. Laba bersih itu turun sekitar 27 persen dari capaian akhir Maret 2020 yang sebesar 98,1 juta dollar AS.

Baca juga: Adaro Tebar Dividen 146,8 Juta Dollar AS

Meski demikian, emiten pertambangan batu bara ini tetap mampu mempertahankan marjin EBITDA (laba sebelum bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi) operasional yang sebesar 35 persen, meski alami penurunan secara tahunan.

Pada kuartal I-2021, EBITDA operasional Adaro tercatat sebesar 244 juta dollar AS atau turun 8 persen dibandingkan kuartal sama pada tahun lalu yang sebesar 265 juta dollar AS.

"Model bisnis kami yang terintegrasi dan kuat terus memberikan hasil yang diinginkan. Kami mencatat EBITDA operasional 244 juta dollar AS dan laba inti 110 juta dollar AS, yang menunjukkan kualitas laba dan mencerminkan kekuatan operasi," ujar Presiden Direktur dan CEO Adaro Energy Garibaldi Thohir dalam keterangannya, Jumat (30/4/2021).

Ia mengatakan, kondisi cuaca di sepanjang tiga bulan pertama 2021 yang dipengaruhi La Nina menyebabkan hujan lebat dan gelombang tinggi, sehingga mempengaruhi kegiatan logistik perseroan.

Hal itu membuat produksi batu bara pada kuartal I-2021 mencapai 12,87 juta ton, atau turun 11 persen dibandingkan periode sama tahun sebelumnya yang sebesar 14,41 juta ton.

Sejalan dengan itu, penjualan batu bara Adaro pun menurun 13 persen menjadi 12,59 juta ton dari posisi kuartal I-2020 yang mencapai 13,38 juta ton.

Bersyukurnya, harga jual rata-rata (Average Selling Price/ASP) naik 9 persen secara tahunan, yang mencerminkan peningkatan harga batu bara pada musim dingin pada akhir 2020 sampai dengan awal 2021.

Baca juga: Perang Dagang China-Australia Kerek Harga Batu Bara

Garibaldi mengatakan, meskipun ada optimisme dari perkembangan positif harga batu bara akhir-akhir ini, Adaro tetap berhati-hati dan akan terus berfokus pada keunggulan operasional serta berdisiplin pada biaya dan pengeluaran.

"Kami memilih pendekatan konservatif dan mempertahankan panduan operasional dan keuangan untuk tahun 2021," katanya.

Di sisi lain, di tengah kondisi industri yang masih sulit, Adaro dapat melakukan pembiayaan kembali terhadap pinjaman dan memperkuat posisi keuangan.

"Kami terus memperkuat posisi keuangan dan baru saja menandatangani perjanjian fasilitas sebesar 400 juta dolar AS untuk pelunasan dini atas salah satu pinjaman," ungkap Garibaldi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com