Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS

Alsintan Buat Bertani Jadi Efektif, Mentan SYL: Mesin Ini Tidak Menghilangkan Pekerjaan Buruh Tani

Kompas.com - 30/04/2021, 21:51 WIB
Dwi NH,
Mikhael Gewati

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo (Mentan SYL) berharap, pemberian bantuan alat mesin pertanian (Alsintan) di tingkat petani tidak menghilangkan lapangan kerja buruh tani.

Ia berharap kehadiran alsintan dapat saling dikombinasikan sehingga bertani lebih efektif. Hal ini guna meningkatkan produksi, mengefisiensikan biaya dan tetap dapat menjadi lapangan kerja bagi buruh tani.

"Kami berharap mesin ini tidak menghilangkan pekerjaan buruh tani, tetapi dalam rangka melakukan percepatan saat musim panen serentak di semua daerah," ujar SYL, seperti dalam keterangan tertulis yang Kompas.com terima, Jumat (30/4/2021).

Pernyataan tersebut ia sampaikan saat menyerahkan bantuan alsintan bersama Anggota Komisi IV Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Republik Indonesia (RI) Ono Surono dan Bupati Indramayu Nina Agustina untuk petani di Desa Wanasari, Kecamatan Bungodua, Indramayu, Jumat.

Baca juga: Dukung Daerah Sentra Tanam Pangan, Kementan Siapkan Bantuan Alsintan Pra-Panen

Adapun bantuan tersebut berupa combine harvester 1 unit, traktor roda 4 sebanyak 1 unit, traktor roda 2 sebanyak 4 unit, dan pompa air 10 unit.

SYL menjelaskan, bantuan alsintan merupakan tindak lanjut dari kunjungan kerja (kunker) Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada pekan lalu.

Tujuannya untuk memenuhi kebutuhan petani dan memajukan pertanian Kabupaten Indramayu sebagai penghasil beras nomor satu nasional.

"Hari ini saya hadir bersama Bupati, DPR RI dan para direktur jenderal (Dirjen) menyerahkan bantuan yang Bapak Presiden janjikan dalam dialog dengan kelompok tani (poktan), buruh tani. Ada beberapa mesin yang dibutuhkan dan hari ini kami sudah serahkan,"ujar SYL.

Baca juga: Kementan Siapkan Distribusi Alsintan untuk Sektor Pertanian di 2021

Mantan Gubernur Sulsel dua periode ini menambahkan, bantuan yang diberikan merupakan bentuk kepedulian pemerintah agar produk tanaman pangan semakin berkualitas sesuai standar yang berlaku.

Utamanya, produk tanaman pangan seperti gabah atau beras, jagung, dan kedelai.

Dengan begitu, pelaksanaan pembangunan pertanian berhasil mewujudkan nilai tambah, sehingga petani dapat memperoleh harga yang lebih layak.

"Oleh sebab itu, saya meminta petani dapat memanfaatkan bantuan ini sebaik-baiknya dan berkelanjutan. Kami akan terus memberikan bantuan alsintan sebagai bentuk komitmen pemerintah untuk meningkatkan produksi dan nilai jual produk tanaman pangan," imbuh SYL.

Baca juga: Genjot Produktivitas 50 Poktan di Luwu Utara, Kementan Kirim Alsintan

Bukan hanya itu, Mentan SYL menyatakan pihaknya akan melakukan pengawasan agar penggunaan bantuan tersebut benar-benar optimal.

Selain penggunaan alsintan, Mentan SYL turut mendorong para petani untuk terus menggunakan kredit usaha rakyat (KUR) guna mengakselerasi hasil pertaniannya.

Ia berharap, petani tidak lagi mengharapkan bantuan untuk ke depannya. Sebaliknya, petani harus sudah mandiri dalam menjalankan aktivitas berusahatani yang maju dan modern.

"Jadi, pemerintah siap membantu petani untuk mengakses KUR. Saya dan bupati mempermudah bagi siapa saja petani yang mengajukan KUR," ujar SYL.

Baca juga: Dorong Permodalan Petani, Kementan Alokasikan Dana KUR Rp 70 Triliun

Tidak hanya alsintan, lanjut dia, dengan KUR petani dapat membangun penggilingan modern skala besar. Salah satunya, di Indramayu ini harus bisa diwujudkan

Pertanian memberi kontribusi positif 

Pada kesempatan tersebut, SYL menyatakan bahwa pertanian menjadi salah satu sektor yang mampu memberikan kontribusi positif di tengah pandemi Covid-19.

Tidak hanya itu, kata dia, kebutuhan pangan terus ada sehingga pertanian selalu menyediakan lapangan pekerjaan.

"Pertanian itu lapangan kerja, jadi kalau mau cari uang tidak usah ke kota cukup di desa saja dengan bertani," ucap SYL.

Baca juga: Ganjar soal Pembangunan Bendungan Bener Purworejo: Itu Masa Depan Pertanian Juga

Ia mengaku, saat ini ada kurang lebih 8 juta petani baru. Mereka berasal dari karyawan putus hubungan kerja (PHK) atau keluar dari perusahaan.

Para mantan karyawan ini memilih bertani guna menghindari diri dari rasa stres.

Senada dengan SYL, Anggota Komisi IV DPR RI Ono Surono menyatakan bahwa pertanian memang menjadi lapangan pekerjaan yang terus ada dalam kondisi apa pun.

"Pada era Covid-19 ini, salah satu bisnis yang terus jalan yakni bisnis pangan. Jadi memang benar bahwa pertanian merupakan sektor paling kuat menghadapi dampak Covid-19," imbuhnya.

Ono berharap, generasi millenial dapat melihat peluang tersebut untuk bisa berkembang.

Baca juga: Generasi Millenial Perlu Ambil Peran Jaga Kelestarian Alam Indonesia

“Sebenarnya, saat ini banyak generasi milenial yang terjun langsung ke pertanian. Terlebih, akibat Covid-19 memang banyak juga perusahaan yang mengurangi karyawan,” ucapnya.

Tak lupa, Ono turut mengapresiasi tindak lanjut Presiden Jokowi dengan turun langsung ke lapangan mengecek ketersediaan beras. Dari situ diketahui bahwa stok beras cukup sehingga tidak perlu dilakukan impor.

"Kami apresiasi langkah presiden dan seluruh jajaran untuk turun langsung cek ke lapangan terkait isu awal bahwa Indonesia akan impor beras yang sebelumnya secara tegas ditolak oleh komisi IV," ujar Ono.

 

 
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Whats New
KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

Whats New
Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Whats New
Jumlah Investor Kripto RI Capai 19 Juta, Pasar Kripto Nasional Dinilai Semakin Matang

Jumlah Investor Kripto RI Capai 19 Juta, Pasar Kripto Nasional Dinilai Semakin Matang

Whats New
Libur Lebaran, Injourney Proyeksi Jumlah Penumpang Pesawat Capai 7,9 Juta Orang

Libur Lebaran, Injourney Proyeksi Jumlah Penumpang Pesawat Capai 7,9 Juta Orang

Whats New
Program Peremajaan Sawit Rakyat Tidak Pernah Capai Target

Program Peremajaan Sawit Rakyat Tidak Pernah Capai Target

Whats New
Cara Cetak Kartu NPWP Hilang atau Rusak Antiribet

Cara Cetak Kartu NPWP Hilang atau Rusak Antiribet

Whats New
Produsen Cetakan Sarung Tangan Genjot Produksi Tahun Ini

Produsen Cetakan Sarung Tangan Genjot Produksi Tahun Ini

Rilis
IHSG Melemah Tinggalkan Level 7.300, Rupiah Naik Tipis

IHSG Melemah Tinggalkan Level 7.300, Rupiah Naik Tipis

Whats New
Sempat Ditutup Sementara, Bandara Minangkabau Sudah Kembali Beroperasi

Sempat Ditutup Sementara, Bandara Minangkabau Sudah Kembali Beroperasi

Whats New
Sudah Salurkan Rp 75 Triliun, BI: Orang Siap-siap Mudik, Sudah Bawa Uang Baru

Sudah Salurkan Rp 75 Triliun, BI: Orang Siap-siap Mudik, Sudah Bawa Uang Baru

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com