Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pilih Investasi yang Pasti dengan Reksadana Pendapatan Tetap

Kompas.com - 01/05/2021, 13:01 WIB
Yoga Sukmana

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Daripada jantungan investasi pada instrumen yang tak pasti, seperti bitcoin, lebih baik parkir duit di produk reksadana pendapatan tetap. Investasi rendah risiko, tetapi cuan.

Reksadana pendapatan tetap adalah jenis reksadana yang sebagian besar alokasi investasinya ditempatkan pada efek utang yang memberikan pendapatan tetap.

Contohnya seperti surat utang atau obligasi yang jatuh temponya lebih dari 1 tahun. Baik yang diterbitkan korporasi maupun pemerintah.

Disebut pendapatan tetap karena surat utang atau obligasi tersebut memberi imbal hasil pasti secara rutin, misal sebulan atau 3 bulan sekali.

Selain pengertian di atas, kamu perlu memahami beberapa hal berikut ini jika ingin investasi reksadana pendapatan tetap, seperti dikutip dari Cermati.com.

  • Dikelola Manajer Investasi

Alokasi investasi reksadana pendapatan tetap minimal 80 persen dari aset yang dimiliki atau aktivanya. Nah yang menginvestasikan atau memutar modal kamu adalah Manajer Investasi (MI). Dia lah yang akan mengelola danamu.

Baca juga: Proses PKPU Jiwasraya Terus Bergulir

Misal kamu membeli reksadana Rp 1 juta. Nilai Aktiva Bersih (NAB) reksadana dari sekuritas yang dipilih sebesar Rp 1.040 per unit, berarti kamu memiliki 961,54 unit.

Oleh manajer investasi diinvestasikan ke Sukuk Ritel dengan tenor 3 tahun. Manajer investasi juga memutar lagi kupon atau imbal hasil maupun capital gain dari selisih harga jual dan beli apabila Sukuk Ritel tersebut dijual.

Tujuannya agar hasil investasi atau keuntungan reksadana pendapatan tetap kamu lebih optimal. Oleh karenanya, pastikan kamu memilih manajer investasi yang mengantongi izin usaha dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

  • Cocok untuk investor yang cari aman

Reksadana pendapatan tetap memiliki tingkat risiko menengah. Kenapa? Sebab risikonya lebih tinggi dibanding reksadana pasar uang, namun lebih rendah dari reksadana saham.

Cocok buat Anda yang tipenya konservatif alias cari aman. Bisa dijadikan pilihan diversifikasi investasi saat ekonomi masih gonjang ganjing seperti sekarang ini.

  • Imbal hasil lebih tinggi dari deposito

Keuntungan sebuah investasi berbanding lurus dengan tingkat risikonya. Pun di reksadana pendapatan tetap.

Imbal hasil atau return pada reksadana pendapatan tetap sekitar 7 persen sampai 8 persen per tahun. Bahkan rata-rata bisa 9 persen.

Lebih tinggi daripada reksadana pasar uang sekitar 4,5 persen hingga 5,5 persen per tahun. Juga deposito dengan suku bunga sekitar 3 persen sampai 5 persen.

  • Bukan investasi jangka panjang

Investasi reksadana pendapatan tetap bukan instrumen jangka panjang. Investasi ini paling pas untuk jangka waktu setahun sampai 3 tahun.

  • Modal receh

Tidak seperti saham, emas, dan properti, investasi reksadana pendapatan tetap bisa dimulai dengan modal kecil. Mulai dari Rp 100 ribu saja.

Jika investasi reksadana online di e-commerce malah lebih murah. Modalnya receh banget, mulai dari Rp 10 ribu. Bisa di top up setiap bulan.

Baca Juga: Pengertian Fintech P2P Lending Syariah dan Daftar Pinjaman Online Bebas Riba

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Whats New
KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

Whats New
Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Whats New
Jumlah Investor Kripto RI Capai 19 Juta, Pasar Kripto Nasional Dinilai Semakin Matang

Jumlah Investor Kripto RI Capai 19 Juta, Pasar Kripto Nasional Dinilai Semakin Matang

Whats New
Libur Lebaran, Injourney Proyeksi Jumlah Penumpang Pesawat Capai 7,9 Juta Orang

Libur Lebaran, Injourney Proyeksi Jumlah Penumpang Pesawat Capai 7,9 Juta Orang

Whats New
Program Peremajaan Sawit Rakyat Tidak Pernah Capai Target

Program Peremajaan Sawit Rakyat Tidak Pernah Capai Target

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com