Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Yustinus Prastowo

Penikmat Akuntansi

Kepercayaan Publik Meningkat, Pandemi Membuat Rekat

Kompas.com - 03/05/2021, 11:33 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

AKHIR pekan lalu, dunia olah raga ditandai dengan berbagai pesan penuh perasaan. Lewis Hamilton kembali naik podium setelah menjuarai GP Portugal melalui persaingan sengit. Dia berambisi meraih gelar kedelapan musim ini.

Di sirkuit lain, pebalap Australia Jack Miller berhasil memenangi GP Spanyol di Jerez. Kemenangan yang mengharukan karena ia terakhir kali mencium trofi di GP Belanda 2016, sempat terseok dan mengalami tekanan mental.

Di arena lain, petenis kebanggan Asia Naomi Osaka yang prestasinya sedang menanjak, harus bertekuk lutut pada Karolina Muchova di babak kedua Monte Carlo Masters.

Tak lengkap jika kita tak terkejut dengan tertundanya laga MU vs Liverpool akibat protes pendukung MU kepada pemilik klub yang menginisiasi Liga Super Eropa, dan Inter Milan yang berhasil meraih scudetto sekaligus meruntuhkan dominasi Juventus.

Dunia olah raga adalah miniatur kehidupan yang menyajikan aneka perasaan campur dalam satu bingkai momen yang sama. Ada luapan suka cita yang membumbung tinggi, dan saat bersamaan pecah tangis kesal dan ekspresi kemarahan. Kepada dunia olah raga kita belajar bahwa hidup adalah permainan itu sendiri, hal yang selayaknya dirayakan, entah dalam suasana duka maupun suka.

Mirip dunia seni. Meminjam Didi Kempot, ‘yen kuat dilakoni, ora kuat dijogeti’. Atau jargon yang dulu dipopulerkan budayawan Umar Kayam – mangan ora mangan kumpul.

Baca juga: Pandemi yang Mengubah Arah Industri Penerbangan Global

Hidup itu sendiri permainan, punya aturan main yang disepakati, termasuk cara selebrasi dan melampiaskan kekalahan. Hamilton, Miller, dan Osaka adalah bagian dari permainan sekaligus penyampai pesan kehidupan: jatuh itu hal biasa, berani memeluk kegagalan dan bangkit – itulah mukjizat.

Sebagaimana Miller mengaku, ia amat dibantu Ibundanya dan Lucy Crutchlow, istri mantan pebalap Cal Crutchlow, yang tiap hari mengirim pesan penuh harapan.

Sepak bola yang diyakini banyak orang telah menjadi industri kapitalistik yang pucat, ternyata masih punya nafas kehidupan lantaran emosi dan rasa cinta penggemar yang meluap dan meluluhkan hati dingin pemodal.

Pagi ini saya membaca Harian Kompas yang menyuguhkan headline hasil survei Litbang Kompas tentang kinerja pemerintah di mata publik. Tentu saja ini kabar gembira setelah sejak Agustus 2020 mengalami penurunan signifikan.

Pada April 2021, kepercayaan publik kembali membumbung di angka 69,1 persen, naik dibandingkan 65,9 persen dan 66,3 persen pada Agustus 2020 dan Januari 2021. Apa penyebabnya?

Kepuasan publik di empat ranah utama: politik dan keamanan, penegakan hukum, ekonomi, dan kesejahteraan sosial. Masing-masing meningkat dari Agustus 2020 70,8 persen menjadi 77 persen, 62,5 persen menjadi 65,6 persen, 52,9 persen menjadi 57,8 persen, dan 61,6 persen menjadi 71,3 persen.

Apresiasi ini menunjukkan kinerja pemerintah secara umum dan bertahap mengalami perbaikan, sekaligus menyembulkan optimisme mengingat kita masih menghadapi tantangan pandemi yang tak ringan. Publik yang selama ini terkesan terbelah, ternyata tetap secara objektif memberikan penilaian.

Tentu saja kita ingat, di awal pandemi tak ada negara yang tak terseok dan berjibaku. Pandemi menghantam tak sekadar kesehatan, tapi sekaligus ekonomi dan sosial.

Secara global, kita tak hanya meratapi jutaan nyawa yang melayang, jutaan orang terinfeksi virus, kehilangan pekerjaan, dan jatuh miskin. Pertumbuhan ekonomi negara-negara pun jatuh ke titik terendah dan utang pemerintah di hampir semua negara meningkat signifikan. Toh kita melakukan semua ini demi menyelamatkan rakyat.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com