JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah menargetkan bisa menyetop impor LPG pada 2030. Target ini pun sudah masuk dalam Grand Strategy Energi Nasional.
Sekretaris Jenderal Dewan Energi Nasional (DEN) Djoko Siswanto mengatakan, saat ini kebutuhan energi nasional mencapai 8,8 juta ton per tahun.
Namun, produksi dalam negeri hanya mencapai 2 juta ton per tahun.
Baca juga: Indonesia Targetkan Setop Impor BBM dan LPG pada 2030
"Jadi sekitar 6,8 juta ton (kebutuhan LPG) masih impor," ujar Djoko dalam acara Launching Penggunaan Kompor Listrik Induksi secara virtual, Senin (3/5/2021).
Untuk mencapai target setop impor LPG, pemerintah akan melakukan berbagai upaya, di antaranya mengandalkan kilang-kilang migas yang sudah ada dan yang sedang dalam proses pembangunan.
Ia bilang, potensi dari kilang-kilang tersebut mencapai 5.000 ton yang berasal dari 6 lapangan gas.
Selain itu, upaya menekan impor LPG juga akan dilakukan dengan mendorong pemanfaatan jaringan gas (jargas) bumi dan pemanfaatan dimethyl ether (DME).
DME atau gasifikasi batu bara merupakan proyek yang saat ini sedang digarap pemerintah bersama PT Bukit Asam Tbk (Persero) dan PT Pertamina (Persero) dan perusahaan Air Product dari Amerika Serikat. DME bakal menjadi bahan substitusi impor LPG nasional.
Baca juga: Pertamina Pastikan Pasokan BBM hingga LPG Aman 20 Hari ke Depan
Di sisi lain, pemerintah juga tengah meningkatkan pemanfaatkan kompor listrik oleh masyarakat.
Pada tahap awal Kementerian ESDM bersama Kementerian BUMN mengejar target penggunaan 1 juta kompor listrik di tahun ini.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.