Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PMI Manufaktur RI Kembali Naik, Sri Mulyani: Menunjukkan Arah Perbaikan Ekonomi

Kompas.com - 03/05/2021, 16:43 WIB
Fika Nurul Ulya,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, tren pemulihan ekonomi domestik terus berlanjut. Hal ini tecermin dari menguatnya purchasing managers index (PMI) dan pertumbuhan volume ekspor serta harga komoditas.

Wanita yang akrab disapa Ani itu menuturkan, PMI pada bulan April 2021 melanjutkan arah perbaikan ke level ekspansif, lebih tinggi dibanding pada bulan Maret 2021.

"Hingga Maret 2021 sejumlah indikator dini dari ekonomi menunjukkan arah perbaikan. Data PMI pada zona ekspansi, bahkan barusan keluar PMI kita meningkat lagi (menjadi) 54,6 dari 53,2 pada bulan Maret," kata Sri Mulyani dalam konferensi pers hasil Rapat Berkala II KSSK, Senin (3/4/2021).

Bendahara negara ini menyebut, penguatan ekonomi domestik juga didukung oleh surplus neraca perdagangan berkat ekspor yang meningkat, inflasi rendah terkendali di level 0,13 persen pada bulan April 2021, dan cadangan devisa yang kuat sebesar 137,1 miliar dollar AS.

Baca juga: Cara Menghitung Zakat Fitrah dengan Standar Beras dan Uang Tunai

Momentum perbaikan ekonomi ditopang pula oleh berlanjutnya kebijakan fiskal yang ekspansif pada APBN tahun 2021. Tercatat, pemerintah sudah menganggarkan dana Rp 699,43 triliun dalam program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN).

Belum lagi, vaksinasi juga dipercepat dengan masifnya penyuntikan vaksinasi di Indonesia sejak awal tahun.

"Vaksinasi berjalan baik dengan jumlah dosis vaksin mencapai 20 juta per 30 April 2021," ungkap Sri Mulyani.

Ia bilang, perbaikan ekonomi domestik tak lepas dari perbaikan prospek ekonomi global. Dana Moneter Internasional (International Monetary Fund/IMF) meningkatkan prospek pertumbuhan ekonomi global dari 5,5 persen menjadi 6 persen.

Optimisme tersebut didorong oleh pelaksanaan vaksinasi global di sejumlah negara maju.

Kendati demikian, optimisme pemulihan ekonomi global masih dibayangi dengan melonjaknya kasus Covid-19 di beberapa negara.

"Ini menjadi downside risk dari pertumbuhan ekonomi global yang sejatinya meningkat cukup baik," ucap Ani.

Agar pertumbuhan ekonomi Indonesia lebih cepat meski dibayangi berbagai risiko Covid-19 dari global, pihaknya terus menyempurnakan program PEN. Penyempurnaan ditujukan agar penyerapannya berjalan lebih cepat, tepat sasaran, dan efektif.

Fokus utamanya adalah pada penanganan kesehatan, terutama terkait pelayanan pada masyarakat untuk testing, tracing, dan treatment. Sebab tanpa perbaikan kondisi kesehatan yang terhantam virus, ekonomi tidak mungkin dipulihkan.

"Jadi kita akan terus melaksanakan APBN dalam mendukung pemulihan ekonomi dan bekerjasama dengan otoritas moneter dalam mengawal pemulihan ekonomi tahun ini dan tahun depan," pungkas Ani.

Baca juga: Biaya Masak Air 10 Liter Pakai Kompor Listrik Cuma Rp 1.283, Kok Bisa?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Rupiah Diramal Bisa Kembali Menguat di Bawah Rp 16.000 Tahun Ini

Rupiah Diramal Bisa Kembali Menguat di Bawah Rp 16.000 Tahun Ini

Whats New
Bagaimana Prospek IPO di Indonesia Tahun Ini Usai Pemilu?

Bagaimana Prospek IPO di Indonesia Tahun Ini Usai Pemilu?

Whats New
Harga Makanan Global Diperkirakan Turun, Konsumen Bakal Lega

Harga Makanan Global Diperkirakan Turun, Konsumen Bakal Lega

Whats New
Laba Bersih Astra Agro Lestari Turun 38,8 Persen, Soroti Dampak El Nino

Laba Bersih Astra Agro Lestari Turun 38,8 Persen, Soroti Dampak El Nino

Whats New
Naik, Pemerintah Tetapkan Harga Acuan Batu Bara hingga Emas April 2024

Naik, Pemerintah Tetapkan Harga Acuan Batu Bara hingga Emas April 2024

Whats New
Alasan Mandala Finance Tak Bagi Dividen untuk Tahun Buku 2023

Alasan Mandala Finance Tak Bagi Dividen untuk Tahun Buku 2023

Whats New
Efek Panjang Pandemi, Laba Bersih Mandala Finance Turun 35,78 Persen

Efek Panjang Pandemi, Laba Bersih Mandala Finance Turun 35,78 Persen

Whats New
Heboh soal Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta, Cek Ketentuannya

Heboh soal Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta, Cek Ketentuannya

Whats New
KB Bank Targetkan Penyelesaian Perbaikan Kualitas Aset Tahun Ini

KB Bank Targetkan Penyelesaian Perbaikan Kualitas Aset Tahun Ini

Whats New
Astra Agro Lestari Sepakati Pembagian Dividen Rp 165 Per Saham

Astra Agro Lestari Sepakati Pembagian Dividen Rp 165 Per Saham

Whats New
Ditopang Pertumbuhan Kredit, Sektor Perbankan Diprediksi Semakin Moncer

Ditopang Pertumbuhan Kredit, Sektor Perbankan Diprediksi Semakin Moncer

Whats New
Survei: 69 Persen Perusahaan Indonesia Tak Rekrut Pegawai Baru untuk Hindari PHK

Survei: 69 Persen Perusahaan Indonesia Tak Rekrut Pegawai Baru untuk Hindari PHK

Work Smart
Heboh soal Kualifikasi Lowker KAI Dianggap Sulit, Berapa Potensi Gajinya?

Heboh soal Kualifikasi Lowker KAI Dianggap Sulit, Berapa Potensi Gajinya?

Whats New
Tantangan Menuju Kesetaraan Gender di Perusahaan pada Era Kartini Masa Kini

Tantangan Menuju Kesetaraan Gender di Perusahaan pada Era Kartini Masa Kini

Work Smart
Bantuan Pesantren dan Pendidikan Islam Kemenag Sudah Dibuka, Ini Daftarnya

Bantuan Pesantren dan Pendidikan Islam Kemenag Sudah Dibuka, Ini Daftarnya

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com