KOMPASIANA---Ada yang terasa berbeda dengan Ramadhan 2 tahun ini: semakin sedikitnya ajakan untuk kumpul-kumpul buka bersama (bukber).
Dulu, jika diingat-ingat, kerap sekali ajakan bukber ini dianggap sebagai angin lalu. Banyak yang mau, tapi tidak tahu mau di mana atau tidak mendapat kecocokan jadwal.
Biasanya juga acara pada bukber ini, ya, selain buka puasa tentunya pasti diisi dengan reuni kepada kawan yang sudah lama tidak jumpa maupun teman maupun geng sekolah dulu.
Kini semua berubah, setidaknya 2 tahun ini, tidak ada lagi bukber melepas kangen kepada teman.
Namun, ada yang pernah mencoba melakukan bukber secara virtual? Apakah masih seseru dengan yang dulu?
1. Secuil Pengobat Kangen Menggantikan Bukber Offline
Di tengah kegalauan karena pandemi covid-19, tulis Agus Wahyudi, kegiatan yang kini marak dibicarakan adalah buka puasa bersama (bukber).
Bukber tak kuasa dilakukan secara tatap muka. Berkumpul di suatu tempat. Sebagai gantinya, bukber kini dilakikan secara online.
"Saya sendiri awalnya agak asing dengan istilah itu. Bagaimana mungkin bukber dilakukan secara online," tulisnya, ketika pertama mencoba bukber virtual.
Kami mencoba menerima keterbatasan itu kami terima dengan ikhlas. Itulah yang bisa kami lakukan ketimbang harus terus meratapi dan mengecam keadaan. Karena hal itu sama sekali tak menyelesaikan masalah. (Baca selengkapnya)
2. Kiat Bukber Virtual Semakin Terasa Sosial
Meski belum pernah mencobanya bukber virtual, tapi Kompasianer Khairunisa Maslichul tahu dari beberapa temannya yang pernah melakukan itu.
Ada yang perlu diingat dari bukber virtual ini: jarak dan waktu menjadi pembeda utama antara bukber virtual dan offline, maka peserta bukber virtual dibatasi.
"Jumlah peserta yang dibatasi membuat setiap peserta bukber virtual bisa berbicara sesuai waktu yang telah ditetapkan sebelumnya," tulis Kompasianer Khairunisa Maslichul.
Selain itu pembatasan jumlah peserta bukber virtual ini penting karena menyangkut jenis kegiatan selama bukber.