Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Tantangan Ketahanan Pangan di Indonesia

Kompas.com - 04/05/2021, 13:01 WIB
Elsa Catriana,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - PT Rajawali Nusantara Indonesia (Persero) atau RNI mengakui ada sejumlah tantangan pembenahan dalam upaya meningkatkan ketahanan pangan nasional.

Direktur Utama PT RNI (Persero) Arief Prasetyo Adi mengatakan, tantangan tersebut mulai dari rendahnya produktivitas sejumlah komoditas pangan, ketergantungan impor yang tinggi, hingga adanya mismatch geografis dari supply dan demand.

“Dari tantangan itu, kami telah menyiapkan skema melalui keterjangkauan pangan untuk mendukung ketahanan pangan nasional," ujarnya dalam siaran persnya, dikutip Kompas.com, Selasa (4/5/2021).

Menurut Arief, keterjangkauan pangan untuk mendukung ketahanan pangan nasional bisa dimulai dari skala mini rumah tangga keluarga. Oleh karena itu RNI menyiapkan sejumlah skemanya mulai dari keterjangkauan fisik dengan memberikan kemudahan sarana dan prasarana mobilitas, maupun pasar yang memadai untuk konsumsi skala rumah tangga atau keluarga.

Baca juga: Ekonomi RI Diproyeksi Minus 1 Persen di Kuartal I-2021

Selain itu, ada juga keterjangkauan ekonomi untuk merangsang rumah tangga atau keluarga memiliki minat dan daya beli yang cukup untuk mendapatkan bahan pangan sesuai kebutuhan.

RNi juga mengatakan pihaknya mencoba mengupayakan keterjangkauan sosial agar masyarakat skala keluarga dapat dengan mudah terlayani kebutuhan pangan keluarga melalui sistem aplikasi online.

Pada seminar ketahanan pangan nasional bersama Komisi Perempuan, Remaja dan Keluarga Majelis Ulama Indonesia (PRK-MUI) dan Kementerian Pertanian RI, Wakil Presiden RI Ma’ruf Amin menyampaikan, dampak pandemi Covid-19 menjadi perhatian bersama, antisipasi adanya kelangkaan dan krisis pangan dunia.

“Indonesia perlu menjadi penghasil pangan besar didunia untuk menjaga cadangan pangan dalam negeri serta untuk memastikan terjaminnya stok pangan nasional," kata dia.

Sementara itu, Ketua Umum MUI, KH. Miftachul Akhyar mengatakan, ketahanan pangan memang merupakan permasalahan yang sangat vital dihadapi oleh bangsa ini. Faktor yang menyebabkan lemahnya ketahanan pangan dan kemudian menimbulkan kemiskinan, menurutnya adalah karena tidak adanya pemerataan.

“Masalahnya sekarang yang terjadi banyak orang kekenyangan, satu sisi banyak orang yang kelaparan. Kembali lagi kepada pemerataan yang sampai sekarang masih menjadi permasalahan,” jelasnya.

Baca juga: Erick Thohir Angkat Mantan Dirut Askrindo Jadi Direktur Bisnis Pertamina

Menanggapi isu pemerataan tersebut, RNI bersama BUMN Klaster Pangan juga menyiapkan skema integrasi rantai nilai pangan dari hulu ke hilir mulai dari peningkatan pendampingan dan kapasitas offtake melalui model kerja sama dan beriringan dengan petani, peternak, nelayan.

Selain itu, ada juga pengembangan produk kebutuhan pangan keluarga seperti minyak goreng, telur, teh, tepung terigu, kecap termasuk pangan protein Ayam, daging, ikan.

Serta mempersiapkan efisiensi logistiknya untuk kemudahan distribusi pangan dan di hilirnya telah bekerja sama dengan UMKM, Mitra retail, Warung pangan baik secara offline maupun online melalui beberapa platform e-commerce.

Baca juga: Harga Bitcoin Melempem, Harga Ethereum Terus Cetak Rekor Baru

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com