Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Untar untuk Indonesia
Akademisi

Platform akademisi Universitas Tarumanagara guna menyebarluaskan atau diseminasi hasil riset terkini kepada khalayak luas untuk membangun Indonesia yang lebih baik.

Wisata Gastronomi, Alternatif Menghadirkan Wisman Berkualitas

Kompas.com - 04/05/2021, 14:39 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Oleh: Frangky Selamat

PANDEMI Covid-19 telah mengubah kehidupan manusia. Pariwisata tidak bisa menghindari kenyataan itu. Wisatawan kini lebih memperhatikan aspek kebersihan, kesehatan, sanitasi dan keamanan. Mereka cenderung berkunjung dalam kelompok-kelompok kecil. Pariwisata yang bersifat customized sesuai permintaan dan minat masing-masing akan menjadi pilihan utama.

Pemerintah Indonesia yang pada awalnya amat fokus pada peningkatan jumlah wisatawan mancanegara (wisman) yang berkunjung demi mengumpulkan devisa, kini mulai memberi perhatian akan pentingnya kualitas wisman yang berkunjung.

Dari sekian banyak pilihan alternatif aktivitas wisata yang berpotensi berkembang seiring bergesernya paradigma pariwisata, wisata gastronomi (gastronomy tourism) berpeluang menarik banyak wisatawan yang "berkualitas" untuk hadir.

Baca juga: Biro Perjalanan Wisata Bakal Dapat Dana Hibah Pariwisata

Istilah wisata gastronomi mungkin terdengar asing bagi sebagian orang. Kata gastronomi berasal dari kata "gastros" yang berarti lambung dan "nomos" yang berarti pengetahuan, dalam bahasa Yunani.

Kata "kuliner" dari bahasa Latin "culina" yang berarti dapur atau memasak dan terkait langsung dengan makanan dan bahan yang dimanfaatkan, barangkali lebih sering digunakan.

Gastronomi tidak hanya makanan, tetapi juga minuman (Sanchez-Canizares & Lopez-Guzman, 2012). Secara sederhana gastronomi adalah pengetahuan tentang makanan dan minuman.

Makanan, minuman dan akomodasi penginapan adalah sepertiga dari anggaran yang dikeluarkan oleh wisatawan ketika melakukan kunjungan (Meler & Cerovic, 2003), bahkan dapat mencapai 40 persen (Boyne, Williams & Hall, 2002) dari seluruh aktivitas yang dilakukan. Tidak mengherankan jika makanan menjadi salah satu aspek penting dari destinasi untuk menarik wisatawan datang.

Segmen pasar wisata gastronomi

Siapa pasar potensial yang biasa mengunjungi destinasi wisata gastronomi? Sejumlah penelitian mengungkapkan bahwa turis gastronomi adalah mereka yang berpenghasilan di atas rata-rata dan pasangan profesional berusia 30-50 tahun (Gastronomic Tourism, 2004; Huang dkk., 1996; cf. Fox, 2007).

Studi lain menunjukkan bahwa mereka adalah pasangan, berpendidikan tinggi, memiliki pengeluaran yang lebih besar daripada turis wisata budaya lainnya, tinggal lebih lama di hotel, dan mempunyai motivasi utama untuk memiliki kesempatan istirahat, relaksasi dan memanjakan diri (Smith & Costello,2009). Mereka juga mempunyai pengalaman dan pengetahuan untuk mengalami budaya yang berbeda (Chaney & Ryan, 2012).

McKercher dan kawan-kawan (2008) telah menyegmentasikan pasar wisata ini menjadi tiga kelompok.

Pertama adalah kelompok yang berkunjung ke destinasi gastronomi dengan tujuan utama memperoleh pengalaman menikmati hidangan lokal. Hampir seluruh aktivitas mereka berkaitan dengan gastronomi.

Baca juga: Larangan Mudik 2021, Sandiaga: Destinasi Wisata Lokal Akan Dapat Limpahan Kunjungan

Kelompok kedua adalah yang berpandangan bahwa makanan itu penting tetapi destinasi gastronomi tidak menjadi tujuan utama kunjungan wisata.

Kelompok ketiga adalah mereka yang aktivitas wisata gastronominya kurang hingga tidak ada sama sekali.

Kelompok pertama adalah pasar utama yang dituju karena mereka datang semata-mata karena alasan untuk menikmati makanan lokal dengan budaya setempat yang melekat.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com