Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Selain Sarang Walet, Porang Juga Jadi Incaran di Pasar Global

Kompas.com - 05/05/2021, 06:31 WIB
Elsa Catriana,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah bakal mengejar nilai peningkatan ekspor terhadap dua komoditas unggulan Indonesia yaitu sarang burung walet dan tanaman porang.

Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi mengatakan, peningkatan nilai ekspor tersebut dimaksudkan untuk mendapatkan harga terbaik dari pasar dunia yang akan memberikan keuntungan lebih baik bagi para petani dan industri dalam negeri.

“Misalnya, sarang burung walet, ini mempunyai nilai yang luar biasa. Sedangkan Indonesia menjadi produsen utama dari sarang burung walet untuk dunia. Bahkan, kalau tidak salah, hampir 80 persen dari kapasitas dunia disuplai dari Indonesia,” ujarnya usai rapat bersama Presiden Joko Widodo, Selasa (4/5/2021).

Lutfi membeberkan pada tahun 2020, Indonesia telah mengekspor 1.316 ton sarang burung walet dengan nilai total 540 juta dollar AS.

Baca juga: Lowongan Kerja BUMN di PT Len Industri, Ini Posisi dan Syaratnya

Meski demikian, kata dia, masih terdapat disparitas harga yang sangat besar dari penjualan di pasar dunia tersebut.

“Hal itu terjadi karena memang negara-negara tujuan utama mempunyai harga yang berbeda. Misalnya Hong Kong yang kita menjual lebih dari hampir 85 persen dari ekspor kita harga per kilonya itu hanya 88 dollar AS, sedangkan di RRT harga satu kilonya lebih dari 1.500 dollar AS,” ucapnya.

Oleh sebab itu, lanjut dia, Kementerian Perdagangan bersama Kementerian Pertanian akan melakukan persamaan aturan dengan satu tujuan yang hendak dicapai, yakni menggalakkan ekspor untuk komoditas tersebut dan berupaya memperoleh hasil terbaik bagi petani dan industri di dalam negeri.

Lutfi mengungkap bahwa dalam kunjungannya ke Tiongkok beberapa waktu lalu, diketahui bahwa pemerintah setempat telah berkomitmen untuk membeli komoditas sarang burung walet Indonesia senilai Rp 16 triliun. Pihaknya akan berupaya merealisasikan komitmen tersebut untuk kepentingan petani dan industri lokal.

“Hari ini angka itu baru separuhnya (terealisasi) dan kita akan mengejar target tersebut di akhir 2021,” tuturnya.

Baca juga: Baru Berusia 27 Tahun, Pencipta Ethereum Kini Sudah Berstatus Miliarder

Sementara itu, Lutfi juga menjelaskan komoditas unggulan Indonesia lainnya yang mendapat permintaan besar dari pasar dunia, yakni tanaman porang.

Tanaman porang ini setelah diolah lebih lanjut dapat menjadi bahan pangan pengganti tepung terigu.

“Makanan baru dari tanaman ini adalah nongluten food atau pengganti tepung terigu. Ini lebih disukai karena lebih sehat dan menjamin kesehatan. Ini menjadi tren dan mendapatkan harga yang luar biasa,” ungkapnya.

Bersama dengan Kementerian Pertanian dan Kementerian Perindustrian, Kementerian Perdagangan akan turut berupaya maksimal untuk dapat meningkatkan ekspor komoditas porang tersebut ke pasar dunia.

Baca juga: Mengenal Tanaman Porang, Si Umbi Bahan Baku Mi Shirataki

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com