Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[TREN WORKLIFE KOMPASIANA] Mengeluh Banyak Tugas dari Bos | Punya Taman Bacaan Sendiri | Karier Menghambat Impian

Kompas.com - 05/05/2021, 15:24 WIB
Harry Rhamdhani

Penulis

KOMPASIANA---Seperti halnya merasa puas dan senang dipuji, mengeluh juga jadi bagian dari kewajaran apalagi di tempat kerja.

Terlebih ketika menjadi seorang karyawan, hubungan antar-rekan kerja bisa jadi begitu dinamis, termasuk kepada atasan langsung.

Saat atasan langsung memberikan tugas yang mesti dikerjakan, misalnya, sebenarnya itu bisa dimaknai sebagai tekanan dari atasan.

Padahal, ketika menjadi bawahan semestinya tidak perlu menunjukkan pada atasan bahwa apa yang sudah dikerjakan agar tidak mengeluh terhadap hasil yang sudah dikerjakan.

1. Masih Mengeluh karena Banyak Tugas dari Bos? Yuk Renungkan 4 Hal Ini

Perasaan iri hati dan sedih itu lumrah terjadi kepada setiap karyawan. Apalagi ketika satu waktu diberikan pekerjaan oleh atasan sedangkan rekan kerja kita tidak.

Akan tetapi, bagi Kompasianer Enik Rusmiati semsetinya bisa bersikap seperti pekerja profesional yang bisa menyelesaikan tugas dengan baik.

Tentu agar tidak melulu mengeluh dengan atasan atau rekan kerja.

Setiap kejadian, meski itu pahit, pasti mengandung pesan yang bermanfaat bagi orang yang mau memahaminya.

"Setidaknya dalam proses kesedihan dan iri hati yang saya rasakan, saya memperoleh empat hikmah yang luar bisa bagi saya," tulis Kompasianer Enik Rusmiati. (Baca selengkapnya)

2. Target Hidup Punya Taman Bacaan di Usia 30-an Tahun

Bagi seorang perantau boleh saja berbangga dengan betapa banyak prestasi yang dimiliki. Tapi, ada yang musti diingat kalau suatu hari nanti akan pulang ke kampung halaman.

Pikiran itulah yang membuat Kompasianer Frederikus Suni bertanya: apa yang mesti dilakukan saat di kampung halaman?

Bisa mendirikan taman bacaan di kampung halaman adalah target yang kini Kompasianer Frederikus Suni capai.

Namun, karena satu dan lain hal, pandemi misalnya, membuatnya menunda terlebih dulu keinginannya itu.

"Menunda bukan berarti saya menyerah. Melainkan ada hal yang saya prioritaskan, terutama menyangkut kelangsungkan hidup saya di tengah Pandemi," tulisnya. (Baca selengkapnya)

3. Ketika Karir Menghambat Impian, Haruskah Merelakan Impian Terkubur?

Kompasianer Indra Mahardika pernah merasa masuk zona nyaman dalam bekerja.

Mendapatkan gaji bulanan, posisi yang cukup tinggi, tunjangan, hingga berkarir di perusahaan yang diinginkan.

Akan tetapi keinginannya untuk mendaftar beasiswa di luar negeri sempat membuatnya bimbang: siapkan meninggalkan apa yang sudah didapatkan?

"Risiko terburuk yang terjadi ketika diterima adalah saya harus resign dari kantor. Ini karena kantor swasta seperti tempat saya bekerja tidak ada istilah untuk cuti kuliah layaknya ASN," tulis Kompasianer Indra Mahardika.

Suka atau tidak, mental mesti dipersiapkan agar keputasan tersebut tidak jadi beban pikiran. (Baca selengkapnya)

***

Simak beragam konten-konten menarik lainnya di Kompasiana pada subkategori: Worklife.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

Whats New
Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Whats New
Jumlah Investor Kripto RI Capai 19 Juta, Pasar Kripto Nasional Dinilai Semakin Matang

Jumlah Investor Kripto RI Capai 19 Juta, Pasar Kripto Nasional Dinilai Semakin Matang

Whats New
Libur Lebaran, Injourney Proyeksi Jumlah Penumpang Pesawat Capai 7,9 Juta Orang

Libur Lebaran, Injourney Proyeksi Jumlah Penumpang Pesawat Capai 7,9 Juta Orang

Whats New
Program Peremajaan Sawit Rakyat Tidak Pernah Capai Target

Program Peremajaan Sawit Rakyat Tidak Pernah Capai Target

Whats New
Cara Cetak Kartu NPWP Hilang atau Rusak Antiribet

Cara Cetak Kartu NPWP Hilang atau Rusak Antiribet

Whats New
Produsen Cetakan Sarung Tangan Genjot Produksi Tahun Ini

Produsen Cetakan Sarung Tangan Genjot Produksi Tahun Ini

Rilis
IHSG Melemah Tinggalkan Level 7.300, Rupiah Naik Tipis

IHSG Melemah Tinggalkan Level 7.300, Rupiah Naik Tipis

Whats New
Sempat Ditutup Sementara, Bandara Minangkabau Sudah Kembali Beroperasi

Sempat Ditutup Sementara, Bandara Minangkabau Sudah Kembali Beroperasi

Whats New
Sudah Salurkan Rp 75 Triliun, BI: Orang Siap-siap Mudik, Sudah Bawa Uang Baru

Sudah Salurkan Rp 75 Triliun, BI: Orang Siap-siap Mudik, Sudah Bawa Uang Baru

Whats New
Harga Naik Selama Ramadhan 2024, Begini Cara Ritel Mendapat Keuntungan

Harga Naik Selama Ramadhan 2024, Begini Cara Ritel Mendapat Keuntungan

Whats New
Mentan Amran Serahkan Rp 54 Triliun untuk Pupuk Bersubsidi, Jadi Catatan Sejarah bagi Indonesia

Mentan Amran Serahkan Rp 54 Triliun untuk Pupuk Bersubsidi, Jadi Catatan Sejarah bagi Indonesia

Whats New
Kasus Korupsi PT Timah: Lahan Dikuasai BUMN, tapi Ditambang Swasta Secara Ilegal

Kasus Korupsi PT Timah: Lahan Dikuasai BUMN, tapi Ditambang Swasta Secara Ilegal

Whats New
4 Tips Mengelola THR agar Tak Numpang Lewat

4 Tips Mengelola THR agar Tak Numpang Lewat

Spend Smart
Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis, Stafsus Erick Thohir: Kasus yang Sudah Sangat Lama...

Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis, Stafsus Erick Thohir: Kasus yang Sudah Sangat Lama...

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com