Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS

Tingkatkan Produktivitas Tanam, Kementan Maksimalkan Fungsi Saluran Irigasi Melalui RJIT

Kompas.com - 05/05/2021, 18:49 WIB
Dwi NH,
Mikhael Gewati

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Direktur Jenderal (Dirjen) Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementerian Pertanian (Kementan) Sarwo Edhy menjelaskan, Rehabilitasi Jaringan Irigasi Tersier (RJIT) dilakukan untuk memaksimalkan fungsi dari saluran irigasi.

Dengan saluran irigasi yang maksimal, kata dia, maka luas tanam, produktivitas, dan indeks pertanaman (IP) akan bertambah.

"RJIT bukan hanya kegiatan untuk membenahi atau rehabilitasi jaringan irigasi tersier yang rusak," ujarnya, seperti dalam keterangan tertulis yang Kompas.com terima, Rabu (5/5/2021).

Kementan sendiri terus berupaya mengoptimalkan sektor pertanian melalui kegiatan RJIT. Salah satunya dengan melakukan kegiatan rehab jaringan di Kecamatan Sindangbarang, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat (Jabar).

Baca juga: Lewat RJIT, Luas Tanam di Parung Panjang Diharapkan Bisa Bertambah

Kegiatan padat karya tersebut bertujuan untuk meningkatkan produktivitas dan indeks pertanaman.

Sarwo mengatakan, kegiatan RJIT di Cianjur dilakukan Kelompok Tani (Poktan) Sugih Tani dan diketuai oleh Sumarli. Kegiatan ini dipusatkan di Desa Muara Cikadu, Kecamatan Sindangbarang, Cianjur.

"Sebelum diperbaiki, saluran irigasi masih berupa saluran tanah sehingga distribusi air ke lahan sawah kurang lancar. Kerusakan terjadi akibat sering kehilangan air, banyaknya kebocoran dan saluran mengalami penyempitan akibat sedimentasi," jelasnya , Senin (3/5/2021).

Maka dari itu, lanjut Sarwo, melalui kegiatan RJIT saluran akan dibuat menjadi permanen menggunakan konstruksi pasangan batu gunung dengan dua sisi lining saluran.

Baca juga: Lakukan RJIT, Kementan Dorong Produktivitas Pertanian di Desa Abianbase

Adapun saluran yang dibangun sepanjang 145 meter (m), lebar 40 centimeter (cm), dan tinggi 70 cm.

“Luas saluran irigasi sebelum dilakukan rehab seluas 35 hektar (ha). Angka ini meningkat menjadi 40 ha setelah direhab,” ucapnya.

Terkait produktivitas, Sarwo menyebutkan, wilayah ini sebelumnya hanya mampu menghasilkan 4,7 ton per ha. Namun, setelah saluran direhab telah mengalami kenaikan menjadi 5 ton per ha.

Begitu pula dengan nilai IP, awalnya hanya 200 atau dua kali tanam dalam satu tahun. Indeks pertanaman pun mengalami kenaikan menjadi 250 atau 2,5 kali dalam satu tahun.

Baca juga: Tingkatkan Indeks Pertanaman di Barru, Kementan Bantu Petani Bangun Embung

"Dampak lain dari rehabilitasi saluran ini adalah dapat dilakukannya percepatan tanam secara serempak," ujar Sarwo.

Pada kesempatan yang sama, Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo (SYL) berharap, melalui RJIT dapat memenuhi pasokan air yang dibutuhkan lahan pertanian.

"RJIT tidak hanya bisa membantu petani mendapatkan pasokan air. Lebih dari itu, RJIT diharapkan bisa membantu meningkatkan ekonomi masyarakat petani dengan peningkatan produktivitas," tuturnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Whats New
KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

Whats New
Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com