Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[TREN EKONOMI KOMPASIANA] Cara Cari Uang dari Rumah | Strategi Pemasaran Properti | Transformasi Dana Perguruan Tinggi

Kompas.com - 06/05/2021, 13:57 WIB
Harry Rhamdhani

Penulis

KOMPASIANA---Seperti dalam kisah fiksi: sebuah kampung diramaikan oleh tertangkapnya seekor babi ngepet karena sebelumnya warga mengeluh kehilangan uang sekitar Rp1 juta hingga Rp2 juta.

Isu babi ngepet di Bedahan, Sawangan, Depok, Jawa Barat beberapa hari lalu, telah dipastikan sebagai rekayasa.

Apalagi dengan adanya kabar bahwa ada tetangga yang bisa mendapat penghasilan ketika di rumah saja tanpa mesti keluar rumah.

Kita semua memang telah terdampak pandemi, apalagi perekonomian.

Walau sumber pendapatan telah berkurang, ada banyak hal lain yang dapat dilakukan seseorang untuk menghasilkan uang dengan tetap tinggal di rumah.

1. Jangan Jadi "Babi Ngepet", Inilah 5 Cara Cari Uang dari Rumah

Tudingan atas seseorang yang tidak mempunyai pekerjaan dapat hidup begitu nyaman, kalau bukan dengan cara melakukan praktik babi ngepet atau hal mistik lainnya itu menarik untuk dimengerti bersama.

Apalagi jika melihat kondisi seperti sekarang, tanpa harus punya pekerjaan atau pergi ke kantor sekalipun, seseorang tetap bisa menghasilkan uang.

Kegiatan ini, tulis Kompasianer Adica Wirawan, sejatinya mudah dikerjakan, tetapi bukan berarti hasil yang diperoleh jauh lebih kecil ketimbang pekerjaan formal pada umumnya.

"Terkadang, hasilnya bahkan dapat lebih besar, bergantung pada keterampilan kita dalam mengerjakannya," lanjutnya.

Ngeblog, misalnya. Selain mampu menyalurkan "unek-unek" di kepala atau menyapa orang lain, ngeblog ternyata bisa juga mendatangkan income. (Baca selengkapnya)

2. Strategi Pemasaran Properti dari Nol dengan 6 Langkah Mudah

Tanpa mengabaikan kualitas produk, tulis Kompasianer Kris Banarto, peran pemasaran begitu besar dalam meningkatkan volume penjualan.

Apalagi pada era digital, cara-cara berkomunikasi dengan pelanggan menjadi sesuatu yang kini tidak dapat ditawar.

Pentingnya peran pemasaran dalam bisnis properti menjadi perhatian dari pemilik bisnis untuk menempatkan manajer pemasaran yang berpengalaman dan kapabel.

Proses bisnis di dalam bisnis properti merupakan suatu rangkaian yang terintegrasi ibarat ajang lari estafet.

"Keberhasilan lari estafet ditentukan oleh empat pelari, jika pelari pertama melakukan kesalahan maka tugas pelari kedua, tiga dan empat akan berat," tulis Kompasianer Kris Banarto. (Baca selengkapnya)

3. Transformasi Perguruan Tinggi Menghadapi Dampak Krisis Pandemi Covid-19

Pandemi Covid-19 telah memperburuk tekanan yang dihadapi institusi pendidikan tinggi.

Bantuan dana pendidikan yang disediakan oleh pemerintah untuk pendidikan tinggi saat ini telah membantu institusi dan mahasiswa mengatasi beberapa tantangan jangka pendek.

Akan tetapi, menurut Kompasianer Merza Gamal, bisa terjadi hambatan pendaftaran kemungkinan akan memengaruhi anggaran universitas untuk tahun-tahun mendatang.

"Sebagai contoh yang terjadi pada sebuah universitas yang menghadapi krisis penurunan pendaftaran dan biaya kuliah bersih," lanjutnya.

Selain itu, terjadi pula defisit operasionalnya memaksa universitas untuk melipatgandakan apa yang biasanya diperolehnya dari dana abadi selama empat tahun berikutnya. (Baca selengkapnya)

***

Ikuti konten-konten menarik lainnya tentang dunia bisnis maupun finansial di Kompasiana lewat Kategori: Ekonomi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com