Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saat Ini Capai Rp 50 Juta, Berapa Harga Ethereum Pertama Kali?

Kompas.com - 06/05/2021, 16:45 WIB
Mutia Fauzia

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Harga ethereum sempat menyentuh rekor tertinggi di kisaran 3.543,98 dollar AS atau sekitar Rp 51,24 juta pada hari ini, Kamis (6/5/2021). Harga ethereum tersebut menguat 5,1 persen bila dibandingkan dengan waktu yang sama pada perdagangan hari sebelumnya.

Harga ethereum hari ini telah menguat sebesar 63,8 persen dalam sebulan terakhir. Sementara bila dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu, harga ethereum telah meroket 1.574,8 persen.

Lalu, berapa sebenarnya harga ethereum pertama kali?

Ethereum pertama kali diperdagangkan pada 7 Agustus 2015 lalu. Dikutip dari Coingecko, harga awal ethereum ketika pertama kali diperdagangkan adalah sebesar 2,83 dollar AS atau sekitar Rp 41.035 per keping.

Baca juga: Simak Prospek Jangka Panjang Dogecoin dan Ethereum setelah Sentuh Level Tertinggi

Volume perdagangan ethereum ketika awal diperdagangkan adalah sebesar 90.622 dollar AS.

Pada bulan Oktober, setelah tiga bulan diperdagangkan, harga ethereum sempat mencapai titik terendah yakni sebesar 0,43 dollar AS per keping atau sekitar Rp 6.235 dollar AS.

Bila ditarik ke harga ethereum saat ini, ethereum telah meroket hingga 795.696 persen bila dibandingkan dengan harga titik terendahnya.

Harga Ethereum Berpotensi Terus Menguat

Meski telah mencapai rekor harga tertinggi, harga ethereum diproyeksi masih akan terus menguat.

Kekanikan harga ethereum terjadi lantaran terus ditemukan ekosistem baru di dunia kripto seperti yang terjadi pada ekosistem decentralized finance (DeFi) dan Non Fungible Token (NFT).

"Tahun-tahun lalu, kita tidak pernah mendengar DeFi dan NFT. Tapi, mereka hadir dan marak digunakan. Jika ada ekosistem baru, ethereum siap menyambutnya. Dan harganya juga akan semakin meningkat," jelas CEO Indodax Oscar Darmawan.

Ia pun menjelaskan, penyebab harga bitcoin meroket juga didorong oleh peningkatan jaringan blockchain ethereum 2.0. Hal itu untuk menyelesaikan permasalahan yang selama ini terjadi di jaringan aset kripto itu.

Baca juga: Tinggal Tunggu Persetujuan Bappebti, Bursa Aset Kripto Indonesia Segera Hadir?

Jaringan terbaru itu pun disebut akan dimanfaatkan oleh DeFi, yang saat ini total kapitalisasi pasarnya telah mencapai 100 miliar dollar AS.

"Para developer DeFi siap menyambut perubahan jaringan Ethereum yang lebih cepat dan lebih murah. Karena Ethereum sedang upgrade ke Ethereum 2.0," ujar Oscar.

Lebih lanjut Oscar menjelaskan, Ethereum sudah memberitahukan mengenai peta jalan pengembangan, termasuk dengan fitur sharding, fitur yang lama sudah ditunggu. Sharding akan memperluas kapasitas Ethereum untuk memproses transaksi dengan membagi database menjadi 64 blockchain mini baru, sehingga dapat mengatasi kemacetan di jaringan blockchain.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com