Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hari Pertama Larangan Mudik, Kemenhub Klaim Pergerakan Transportasi Terkendali

Kompas.com - 07/05/2021, 15:02 WIB
Yohana Artha Uly,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Perhubungan (Kemenhub) menyatakan jumlah pergerakan transportasi dan penumpang cukup terkendali di hari pertama masa larangan mudik pada Kamis (6/5/2021) kemarin.

“Berdasarkan hasil pemantauan pengendalian transportasi di hari pertama kemarin, jumlah pergerakan transportasi dan penumpang baik di transportasi darat, laut, dan udara, dan kereta api menurun cukup signifikan dibanding sebelum masa larangan," ujar Juru Bicara Kemenhub Adita Irawati dalam keterangannya, Jumat (7/5/2021).

Pada transportasi darat, tercatat penumpang bus mencapai 10.644 orang atau turun sekitar 75 persen dibandingkan hari biasa.

Baca juga: Apakah Nekat Melanggar Larangan Mudik Bisa Ditilang Polisi?

Sedangkan volume lalu lintas harian pada motor, mobil penumpang, dan mobil besar, yang menggunakan jalan nasional non-tol ke arah keluar Jabodetabek mencapai lebih dari 68.000 kendaraan. Jumlah ini turun sekitar 48 persen dibandingkan hari biasa.  

Lalu pada transportasi udara, dari 12 bandara pemantau tercatat ada sebanyak 270 flight keberangkatan atau turun 82,7 persen dari hari biasa.

Sementara jumlah penumpang yang melakukan perjalanan keberangkatan mencapai 3.856 orang atau turun 96,2 persen dibandingkan hari biasa.

Kemudian di transportasi kereta api, pergerakan penumpang tercatat mencapai 17.220 orang atau turun 71 persen dari jumlah sehari sebelumnya.

Bila dibanding dengan rata-rata penumpang sepanjang 22 April-5 Mei, jumlah penumpang kereta api pada Kamis kemarin turun 63 persen.

Adapun pada transportasi laut, dari 51 pelabuhan antarpulau yang dipantau terdapat pergerakan 2.048 orang penumpang atau turun 88 persen dibandingkan hari biasa.

Menurut Adita, penurunan volume penumpang yang cukup signifikan di semua moda transportasi bisa diindikasikan dua hal. Pertama, masyarakat telah melakukan perjalanan lebih dulu di masa pra peniadaan mudik,

"Atau kedua tingkat kepatuhan masyarakat yang meningkat terhadap peraturan peniadaan mudik di tahun 2021,” katanya.

Baca juga: Apakah Malaysia Juga Larang Warganya Mudik?

Dia menjelaskan, dari pemantauan penerapan pengendalian transportasi di hari pertama masa larangan mudik, penerapan protokol kesehatan di prasarana dan sarana transportasi umum berjalan cukup baik.

Selain itu, penyekatan yang dilakukan petugas di sejumlah titik dinilai sudah baik dan akan terus dioptimalkan.

“Selanjutnya, kami akan terus melakukan pemantauan terhadap pengendalian transportasi di masa Idul Fitri 2021 H dan memastikan perjalanan masyarakat berjalan sesuai ketentuan yang berlaku,” pungkas Adita.

Baca juga: Masa Larangan Mudik, Warga Nekat Naik Truk Sayur hingga Ribuan Kendaraan Putar Balik

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Indef: Banjir Barang Impor Harga Murah Bukan Karena TikTok Shop, tapi...

Indef: Banjir Barang Impor Harga Murah Bukan Karena TikTok Shop, tapi...

Whats New
Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

Whats New
Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com