Percayalah, kamu tidak akan mengetahui kenaikan dogecoin itu adalah nilai sebenarnya atau hanya nilai spekulatif. Menurut Bruce Mizrach, seorang profesor ekonomi di Sekolah Seni dan Sains Rutgers, memahami penilaian fundamental aset digital itu sangat rumit.
Hal ini berbeda dengan saham. Saat berinvestasi di saham, kamu setidaknya bisa mendapatkan rasio harga terhadap pendapatan.
Rasio ini memberi tahu bayangan berapa banyak investor yang bersedia membayar perusahaan untuk setiap rupiah dari pendapatan perusahaan tersebut.
"Angka itu dapat membantu kamu menentukan apakah sebuah perusahaan sudah over atau undervalued. Tapi untuk dogecoin, kamu tidak tahu apa-apa," ungkap Mizrach.
Karena sangat baru, banyak orang yang kebingungan bagaimana cara membeli dan menjual mata uang kripto, cara menjaga token agar aman dari kerugian dan peretas, serta cara kerja pajaknya.
Dengan pertimbangan hal-hal di atas, para ahli setuju bahwa sebaiknya investor tidak boleh berinvestasi lebih banyak di instrumen dogecoin daripada yang mereka sanggup untuk kehilangan.
"Tidak ada makan siang gratis dalam berinvestasi. Dengan kata lain, return yang diharapkan lebih tinggi datang dengan risiko yang lebih tinggi pula. Harga mata uang kripto sangat tidak stabil, yang berarti sangat berisiko," pungkas dia.
Baca juga: Bermula dari Meme, Harga Dogecoin Melesat 27.000 Persen dalam Setahun
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.