Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mau Beli Dogecoin? Pertimbangkan 3 Hal Ini

Kompas.com - 09/05/2021, 19:12 WIB
Fika Nurul Ulya,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

Sumber CNBC

JAKARTA, KOMPAS.com - dogecoin tengah menjadi perbincangan lantaran harganya kian eksplosif. Dogecoin semakin terlihat menggiurkan karena cerita para investornya yang mendulang keuntungan.

Harganya saat ini mencapai 60 sen, padahal sebulan lalu harganya hanya 1 sen. Melihat fenomena itu mengelilingimu setiap hari, kamu lantas ingin terjun juga karena takut ketinggalan.

Tetapi perlu kamu ingat, dogecoin adalah salah satu bentuk mata uang kripto. Banyak investor kakap sering menasehati investor pemula agar berhati-hati ketika memutuskan berinvestasi di segala jenis mata uang kripto.

Baca juga: Harga Dogecoin Merosot 30 Persen dalam Sehari, Gara-gara Elon Musk?

Sebab, harganya amat fluktuaktif, bisa membuatmu cepat mendulang cuan, tapi bisa membuatmu tiba-tiba rugi. Nah, sebelum memutuskan beli, ada baiknya pertimbangkan 3 hal ini.

1. Curigai bahwa itu hanya gelembung

Sebelum membeli, coba curigai terlebih dahulu bahwa kenaikan tinggi dari dogecoin hanyalah gelembung (bubble) yang sebetulnya tidak bisa membantumu.

Apa sebetulnya gelembung? Gelembung adalah nilai spekulatif. Sebuah instrumen bisa saja memiliki nilai tinggi karena ada spekulasi di pasar. Padahal nilai intrinsiknya amat rendah.

Sebelum membeli, jangan berharap bahwa harganya akan terus naik dan tidak merugikan. Kamu juga harus jeli, mengingat dogecoin adalah produk yang dianggap jauh lebih berharga selama 1 tahun terakhir.

Karena berharga inilah orang-orang akhirnya membeli dan memanfaatkan situasi untuk mendapatkan keuntungan.

Meski demikian, kamu harus pelajari dulu ilmunya. Orang-orang yang membeli aset di harga tinggi biasanya percaya akan untung, dan bisa keluar sebelum harganya jatuh kembali.

"Tapi padahal saat sebagian besar investor individu memasuki investasi yang meningkat, seringkali sudah terlambat,” kata seorang profesor keuangan di American University, Kent Baker mengutip CNBC, Minggu (9/5/2021).

2. FOMO bisa menjadi bumerang

Jangan membeli hanya karena kamu FOMO (Fear of Missing Out) alias ikut-ikutan tren agar tak ketinggalan. Melihat orang mampu membeli rumah setelah investasi mata uang kripto, kamu lantas ingin mencobanya agar mendapat kesuksesan yang sama.

Investor khususnya investor pemula, seringkali menjadi mangsa bias sosial dari digiring untuk melakukan investasi lebih banyak.

Baca juga: 3 Perbedaan Dogecoin dan Bitcoin yang Kamu Harus Tahu

3. Belum tentu nilai sebenarnya

Percayalah, kamu tidak akan mengetahui kenaikan dogecoin itu adalah nilai sebenarnya atau hanya nilai spekulatif. Menurut Bruce Mizrach, seorang profesor ekonomi di Sekolah Seni dan Sains Rutgers, memahami penilaian fundamental aset digital itu sangat rumit.

Hal ini berbeda dengan saham. Saat berinvestasi di saham, kamu setidaknya bisa mendapatkan rasio harga terhadap pendapatan.

Rasio ini memberi tahu bayangan berapa banyak investor yang bersedia membayar perusahaan untuk setiap rupiah dari pendapatan perusahaan tersebut.

"Angka itu dapat membantu kamu menentukan apakah sebuah perusahaan sudah over atau undervalued. Tapi untuk dogecoin, kamu tidak tahu apa-apa," ungkap Mizrach.

Karena sangat baru, banyak orang yang kebingungan bagaimana cara membeli dan menjual mata uang kripto, cara menjaga token agar aman dari kerugian dan peretas, serta cara kerja pajaknya.

Dengan pertimbangan hal-hal di atas, para ahli setuju bahwa sebaiknya investor tidak boleh berinvestasi lebih banyak di instrumen dogecoin daripada yang mereka sanggup untuk kehilangan.

"Tidak ada makan siang gratis dalam berinvestasi. Dengan kata lain, return yang diharapkan lebih tinggi datang dengan risiko yang lebih tinggi pula. Harga mata uang kripto sangat tidak stabil, yang berarti sangat berisiko," pungkas dia.

Baca juga: Bermula dari Meme, Harga Dogecoin Melesat 27.000 Persen dalam Setahun

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber CNBC
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, Bos BI: Untuk Memperkuat Stabilitas Rupiah

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, Bos BI: Untuk Memperkuat Stabilitas Rupiah

Whats New
KEJU Bakal Tebar Dividen, Ini Besarannya

KEJU Bakal Tebar Dividen, Ini Besarannya

Earn Smart
Program Gas Murah Dinilai ‘Jadi Beban’ Pemerintah di Tengah Konflik Geopolitik

Program Gas Murah Dinilai ‘Jadi Beban’ Pemerintah di Tengah Konflik Geopolitik

Whats New
Catatkan Kinerja Positif, Rukun Raharja Bukukan Laba Bersih 8 Juta Dollar AS pada Kuartal I-2024

Catatkan Kinerja Positif, Rukun Raharja Bukukan Laba Bersih 8 Juta Dollar AS pada Kuartal I-2024

Whats New
Luhut Sambangi PM Singapura, Bahas Kerja Sama Carbon Capture Storage dan Blue Food

Luhut Sambangi PM Singapura, Bahas Kerja Sama Carbon Capture Storage dan Blue Food

Whats New
Honda Prospect Motor Buka Lowongan Kerja, Cek Posisi dan Syaratnya

Honda Prospect Motor Buka Lowongan Kerja, Cek Posisi dan Syaratnya

Work Smart
Tahun Pertama Kepemimpinan Prabowo, Rasio Utang Pemerintah Ditarget Naik hingga 40 Persen

Tahun Pertama Kepemimpinan Prabowo, Rasio Utang Pemerintah Ditarget Naik hingga 40 Persen

Whats New
Revisi Aturan Impor Barang Bawaan dari Luar Negeri Bakal Selesai Pekan Ini

Revisi Aturan Impor Barang Bawaan dari Luar Negeri Bakal Selesai Pekan Ini

Whats New
Pacu Kontribusi Ekspor, Kemenperin Boyong 12 Industri Alsintan ke Maroko

Pacu Kontribusi Ekspor, Kemenperin Boyong 12 Industri Alsintan ke Maroko

Whats New
Uji Coba Bandara VVIP IKN Akan Dilakukan pada Juli 2024

Uji Coba Bandara VVIP IKN Akan Dilakukan pada Juli 2024

Whats New
Menteri Basuki Bakal Pindah ke IKN Juli 2024 dengan 2 Menteri Lain

Menteri Basuki Bakal Pindah ke IKN Juli 2024 dengan 2 Menteri Lain

Whats New
Harga Emas Dunia Stabil di Tengah Meredanya Konflik Timur Tengah

Harga Emas Dunia Stabil di Tengah Meredanya Konflik Timur Tengah

Whats New
Pemerintah Susun Rancangan Aturan Dana Abadi Pariwisata, untuk Apa?

Pemerintah Susun Rancangan Aturan Dana Abadi Pariwisata, untuk Apa?

Whats New
Soal Wajib Sertifikat Halal di Oktober, Kemenkop-UKM Minta Kemenag Permudah Layanan untuk UMKM

Soal Wajib Sertifikat Halal di Oktober, Kemenkop-UKM Minta Kemenag Permudah Layanan untuk UMKM

Whats New
Google Kembali Pecat Karyawan yang Protes Kerja Sama dengan Israel

Google Kembali Pecat Karyawan yang Protes Kerja Sama dengan Israel

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com