Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS

Suntikan Modal 300 Juta Dollar AS Telkomsel ke Gojek, Dongkrak Kinerja TelkomGroup

Kompas.com - 11/05/2021, 13:04 WIB
A P Sari,
Mikhael Gewati

Tim Redaksi

KOMPAS.com – PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk diperkirakan bisa terus mengalami peningkatan kinerja keuangan lewat strategi investasi digital yang dilakukan anak perusahaannya.

Hal itu terbukti dari suntikan modal sebesar 300 juta dollar yang diberikan PT Telekomunikasi Selular (Telkomsel) kepada Gojek Indonesia pada Senin (10/5/2021). Aksi ini dinilai sebagai bagian strategi TelkomGroup untuk meningkatkan kinerja positif.

Analis senior Standar Kompetensi Analis (CSA) Research Institute Reza Priyambada menerangkan, imbas positif suntikan dana Telkomsel setara dengan Rp 4,3 triliun kepada Gojek akan bisa dilihat melalui strategi dan target dari aksi korporasi.

“Kalau imbas positif, tentu tergantung target aksi. Apakah transaksi itu hanya untuk portofolio, atau memang ada yang ingin dicapai Telkomsel? Misalnya mendapatkan pelanggan baru dari mitra Gojek yang menggunakan Simpati atau Kartu Halo,” ujarnya.

Baca juga: Telkomsel Suntik Dana Rp 4,2 Triliun ke Gojek

Sebagai informasi, pada akhir 2019, jumlah mitra Gojek tercatat sebanyak 1,8 juta orang yang terdiri dari 600.000 pengemudi GoCar dan 1,2 juta pengemudi GoRide.

Tambahan modal dari Telkomsel, sebut dia, tentunya bisa digunakan untuk melakukan ekspansi layanan, sehingga bisa memberikan dampak positif bagi Telkomsel.

“Sementara bagi TelkomGroup, kontribusi Telkomsel ini merupakan penyumbang konsolidasi terbesar. Besar harapan adanya tambahan pelanggan baru dari Gojek bisa memberikan dampak positif terhadap pendapatan layanan dan konsolidasi,” terang Reza dalam keterangan tertulisnya, Selasa (11/5/2021).

Secara keseluruhan, Telkomsel berhasil menyuntikkan dana setara Rp 6,3 triliun kepada Gojek. Investasi ini dilakukan secara bertahap, yakni 150 juta dollar pada November 2020 dan 300 juta dollar pada Mei 2021.

Baca juga: Telkomsel Kembali Kucurkan Dana ke Gojek Rp 4,3 Triliun

Menurut pihak manajemen Telkomsel, investasi tersebut dijadikan sebagai momentum integrasi ekosistem kedua perusahaan untuk memberikan nilai tambah kepada mitra dan pelanggan.

Investasi itu juga diharapkan dapat memberikan banyak solusi yang mampu mengembangkan ekosistem digital inklusif dan berkelanjutan di Indonesia.

Hal itu tentunya sesuai dengan strategi digitalisasi sebagai motor penggerak bisnis di tengah pandemi Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) yang ditetapkan TelkomGroup.

Dongkrak pendapatan Telkom

Strategi digitalisasi tersebut terbukti berhasil membuat Telkom membukukan pendapatan konsolidasi sebesar Rp 136,46 triliun. Angka ini tumbuh sebesar 0,7 persen jika dibandingkan tahun 2019.

Baca juga: Surprise Deal Telkomsel Hari Ini, Rp 100.000 Kuota 50 GB hingga Rp 450.000 Unlimited Tanpa FUP

Selain itu, laba sebelum bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi (EBITDA) perseroan tahun 2020 tercatat Rp 72,08 triliun dengan laba bersih Rp 20,80 triliun. Secara umum, masing-masing tumbuh sebesar 11,2 persen dan 11,5 persen dibandingkan tahun 2019.

Analis Mandiri Sekuritas Kresna Hutabarat dan Henry Tedja dalam risetnya menyatakan kinerja Telkom sepanjang tahun 2020 lebih baik dari prediksi yang dibuat sebelumnya.

"Estimasi kami pertumbuhan laba Telkom hanya akan mencapai 8,1 persen. Namun ternyata bisa kembali tumbuh dua digit," kata Kresna dan Henry.

Keduanya juga menyebut Telkom memiliki arus kas dan neraca keuangan yang sehat sepanjang 2020. Kondisi ini dikatakan memberikan angin segar bagi investor dari sisi pembagian dividen.

Baca juga: Telkom dan Netflix Sepakat, Streaming di Indihome dan Telkomsel Bakal Lancar

Senada dengan Analis Mandiri Sekuritas, kajian Nomura International Ltd terhadap emiten berkode saham TLKM juga menyatakan bahwa Telkom berhasil mencatatkan kinerja bagus sepanjang tahun 2020.

Analis Verdhana Sekuritas Indonesia Nicholas Santoso dan Raymond Kosasih yang berkontribusi terhadap kajian Nomura tersebut menjelaskan peningkatan kinerja Telkom ditopang oleh pendapatan bisnis data dan internet serta Telkomsel sebagai bisnis seluler perseroan.

"Beberapa hal yang harus diwaspadai Telkom adalah tren ekonomi makro, migrasi data lebih cepat yang dapat menurunkan pertumbuhan pendapatan, regulasi asimetris yang dapat merugikan, persaingan data tidak rasional, pengeluaran pelanggan lebih rendah, dan kesulitan dalam mengamankan situs baru yang diperlukan untuk perluasan jaringan," ujarnya.

Baca juga: Telkomsel dan Telkom University Kerja Sama Gelar Program Beasiswa

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Kartu Prakerja Gelombang 66 Resmi Dibuka, Berikut Persyaratannya

Kartu Prakerja Gelombang 66 Resmi Dibuka, Berikut Persyaratannya

Whats New
Kemensos Buka 40.839 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Kemensos Buka 40.839 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Whats New
Pemudik Lebaran 2024 Capai 242 Juta Orang, Angka Kecelakaan Turun

Pemudik Lebaran 2024 Capai 242 Juta Orang, Angka Kecelakaan Turun

Whats New
Pasar Sekunder adalah Apa? Ini Pengertian dan Alur Transaksinya

Pasar Sekunder adalah Apa? Ini Pengertian dan Alur Transaksinya

Work Smart
Signifikansi 'Early Adopters' dan Upaya 'Crossing the Chasm' Koperasi Multi Pihak

Signifikansi "Early Adopters" dan Upaya "Crossing the Chasm" Koperasi Multi Pihak

Whats New
Rupiah Tertekan Dekati Rp 16.300 Per Dollar AS, BI Terus Intervensi Pasar

Rupiah Tertekan Dekati Rp 16.300 Per Dollar AS, BI Terus Intervensi Pasar

Whats New
Cara Gadai BPKB Motor di Pegadaian, Syarat, Bunga, dan Angsuran

Cara Gadai BPKB Motor di Pegadaian, Syarat, Bunga, dan Angsuran

Earn Smart
Harga Minyak Dunia Melonjak 3 Persen, Imbas Serangan Balasan Israel ke Iran

Harga Minyak Dunia Melonjak 3 Persen, Imbas Serangan Balasan Israel ke Iran

Whats New
Kembangkan Karier Pekerja, Bank Mandiri Raih Peringkat 1 Top Companies 2024 Versi LinkedIn

Kembangkan Karier Pekerja, Bank Mandiri Raih Peringkat 1 Top Companies 2024 Versi LinkedIn

Whats New
Cara Cek Angsuran KPR BCA secara 'Online' melalui myBCA

Cara Cek Angsuran KPR BCA secara "Online" melalui myBCA

Work Smart
10 Bandara Terbaik di Dunia Tahun 2024, Didominasi Asia

10 Bandara Terbaik di Dunia Tahun 2024, Didominasi Asia

Whats New
Rupiah Melemah, Utang Luar Negeri RI Naik Jadi Rp 6.588,89 Triliun

Rupiah Melemah, Utang Luar Negeri RI Naik Jadi Rp 6.588,89 Triliun

Whats New
Simak, Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BCA hingga BNI

Simak, Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BCA hingga BNI

Whats New
Pegadaian Catat Penjualan Tabungan Emas Naik 8,33 Persen di Maret 2024

Pegadaian Catat Penjualan Tabungan Emas Naik 8,33 Persen di Maret 2024

Whats New
BUMN Farmasi Ini Akui Tak Sanggup Bayar Gaji Karyawan sejak Maret 2024

BUMN Farmasi Ini Akui Tak Sanggup Bayar Gaji Karyawan sejak Maret 2024

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com